Di atas segalanya, pemimpin bertindak sebagai pelaku, dan mereka melakukan satu hal yang dapat mereka melakukan dengan sempurna, yaitu membuat perbedaan.
Selama bertahun-tahun, saya berdiskusi dengan puluhan, bahkan mungkin ratusan, pemimpin mengenai peran, saran-saran dan kinerja mereka. Saya telah bekerja dengan perusahaan manufaktur raksasa dan perusahaan kecil, dengan organisasi yang mencakup seluruh dunia. Saya telah bekerja dengan sejumlah eksekutif yang luar biasa cerdas dan sejumlah kecil yang biasa-biasa saja, dengan orang yang pandai berbicara soal kepemimpinan, dan dengan orang-orang yang tampaknya tidak pernah memikirkan diri mereka sebagai pemimpin atau setidaknya jarang berbicara soal kepemimpinan.
Pelajaran yang muncul jelas sekali. Pertama, adalah mungkin ada "pemimpinyang dilahirkan", namun jumlahnya terlalu sedikit untuk diandalkan. Kepemimpinan harus dipelajari dan dapat dipelajari. Namun, pelajaran besar kedua adalah bahwa "kepribadian kepemimpinan", "gaya kepemimpinan", dan"sifat kepemimpinan", sesungguhnya TIDAK PERNAH ADA. Di antara sekian banyakpemimpin efektif yang pernah saya temui dan bekerja sama selama setengah abad ini, sebagian mengunci diri di dalam kantor dan yang lainnya bergaul secara berlebihan. Sebagian (walaupun tidak banyak) adalah "orang yang baikhati", dan yang lainnya merupakan penganut disiplin yang keras. Sebagian bertindak cepat dan spontan; yang lainnya berulang kali mempelajari berbagai hal sehingga butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Sebagian bersikap hangat; yang lainnya tetap menjaga jarak. Sebagian segera membicarakan keluarga mereka; yang lain tidak pernah menyinggung apa pun selain tugas yang tengah dikerjakan.
Sebagian pemimpin sangat membosankan - meski hal ini tidak mempengaruhi kinerja mereka. Sebagian lagi berupaya menghilangkan jejak mereka ketika terjadi kegagalan - itu juga tidak mempengaruhi kinerja mereka sebagai pemimpin. Sebagian menjalani kehidupan pribadi yang sangat sederhana, bagaikan pertapa di padang gurun; yang lainnya suka pamer, suka mencari kesenangan dan terang-terangan menyebutkan hal itu pada setiap kesempatan. Sebagian adalah pendengar yang baik, namun di antara pemimpin yang paling efektif yang pernah bekerja dengan saya, ada juga beberapa orang penyendiri yang hanya mendengarkan suara hati mereka sendiri.
Satu-satunya sifat kepribadian yang sama-sama dimiliki pemimpin yang pernah saya jumpai adalah sesuatu yang tidak mereka miliki: mereka TIDAK memiliki KARISMA dan sedikit sekali yang menggunakan istilah itu maupun maknanya.
EMPAT HAL YANG HARUS DIKENALI
Semua pemimpin efektif yang saya jumpai, baik yang bekerja sama dengan sayamaupun yang semata-mata saya amati, mengetahui empat hal sederhana:
1--Satu-satunya definisi dari seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengikut. Sebagian orang adalah pemikir. Sebagian lain adalah nabi. Kedua peran itu penting. Namun, tanpa pengikut, tidak ada pemimpin.
2--Seorang pemimpin yang efektif bukanlah seseorang yang disukai atau dikagumi. Ia adalah seseorang yang pengikutnya melakukan hal yang tepat. Kepopuleran bukanlah kepemimpinan. Hasil adalah kepemimpinan itu.
3--Pemimpin sangat terlihat jelas. Oleh karena itu, mereka memberikan teladan.
4--Kepemimpinan bukanlah masalah peringkat, hak istimewa, gelar, atau uang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab. Terlepas dari keragaman yang nyaris tanpa batas dengan menghormati kepribadian, gaya, kemauan, dan minat, pemimpin efektif bertingkah laku sangat mirip seperti ini:
a--Mereka tidak memulai dengan pertanyaan, "Apa yang saya inginkan?" Mereka memulai dengan bertanya, "Apa yang perlu saya lakukan?"
b--Kemudian mereka bertanya, "Apa yang dapat dan harus saya lakukan untukmembuat perbedaan?" Hal ini harus merupakan sesuatu yang perlu dilakukan sekaligus sesuai dengan kekuatan sang pemimpin dan gayanya yang paling efektif.
c--Mereka selalu bertanya, "Apa misi dan sasaran organisasi? Apa yang membentuk kinerja dan hasil dalam organisasi ini?"
d--Mereka sangat mentoleransi keragaman orang-orang dan tidak mencari jiplakan yang sama dengan diri mereka sendiri. Bahkan jarang sekali mereka bertanya, "Apakah saya menyukai orang ini atau tidak?" Namun, mereka sepenuhnya, dengan keras, tidak bertoleransi jika hal itu menyangkut kinerja, standar, dan nilai yang dianut seseorang.
e--Mereka tidak takut akan kekuatan rekan-rekan mereka. Mereka bangga akan kekuatan itu. Entah mereka pernah mendengarnya atau tidak, moto mereka adalah semua hal yang ingin dicantumkan oleh Andrew Carnegie di atas batunisannya: "Di sini terbaring seseorang yang menarik orang-orang yang lebih baik daripada dirinya untuk bekerja padanya."
f--Mereka memastikan bahwa orang yang mereka lihat di dalam cermin pada pagihari adalah jenis orang yang mereka inginkan. Dengan jalan ini mereka melindungi diri dari godaan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin:melakukan berbagai hal yang populer daripada yang tepat, dan melakukan hal-hal yang kurang penting, biasa-biasa, dan bermutu rendah.
g--Akhirnya, pemimpin efektif bukanlah pengkhotbah, mereka adalah pelaku. Pemimpin efektif mendelegasikan banyak hal baik. Mereka harus melakukannya atau mereka akan terbenam dalam setumpuk hal remeh. Namun, mereka tidak mendelegasikan satu hal yang dapat mereka lakukan dengan sempurna; satu-satunya hal yang akan membuat perbedaan, satu hal yang akan menetapkan standard, satu hal yang ingin orang-orang kenang dari mereka. Mereka melakukannya. Tidak masalah anda bekerja di organisasi seperti apa; anda akan menemukan peluang untuk belajar mengenai kepemimpinan dari semua organisasi, baik itu pemerintah, swasta, dan nirlaba. Saya menantang anda untuk bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan di dalam organisasi saya yang akan benar-benar membuat perbedaan? Bagaimana saya dapat sungguh-sungguh menetapkan teladan?"Saya juga berharap bahwa di kemudian hari anda akan melakukannya. (02042002)
(Disadur dari: Peter F. Drucker, Pemimpin Adalah Pelaku. Buku: A NewParadigm of Leadership, Editor: Ken Shelton. Penerbit: Elexmedia Komputindo)****************************************************************************
Stopper:
Kesalahan kita yang paling buruk adalah terlalu sibuk mengurusi kesalahan orang lain. (Kahlil Gibran)
Tak seorang pun bisa mencela atau mengutuk orang lain secara adil, karena tak seorang pun benar-benar mengenal orang lain. (Sir Thomas Bowne)
Jika anda tidak dapat mengatakan kebenaran tentang diri sendiri, anda tidak dapat mengatakan kebenaran tentang orang lain. (Virginia Woolf)