Pages

Sunday, December 27, 2009

MERAYAKAN KEBERHASILAN BERSAMA ALAM

Bila anda bersuka cita merayakan kenaikan pangkat anda, maka tak ada salahnya anda bersorak-sorai saat melihat cercah pertama cahya matahari terbit dari balik horison. Bila anda berpesta ria menyambut keberhasilan kerja anda, maka tak ada kelirunya bola mata anda berbinar-binar melihat luruhnya dedaunan kala musim gugur tiba. Bila anda bertepuk tangan menandai kemenangan tim usaha anda, maka tak ada khilafnya anda menunduk syahdu dibawah kemilau bintang-gemintang.

Apa pun kemajuan yang anda raih, pantas dirayakan. Namun, jangan lupa untuk menyerukannya pada alam. Karena, demi seluruh keberhasilan dan kemajuan itu, alam menitipkan energi dahsyatnya dalam diri anda. Maka, sepantasnyalah anda menepekuri untuk apa semestinya keunggulan itu anda persembahkan. Yaitu, demi kesempurnaan penciptaan alam ini semata.

MERAYAKAN KEBERHASILAN BERSAMA ALAM

Bila anda bersuka cita merayakan kenaikan pangkat anda, maka tak ada salahnya anda bersorak-sorai saat melihat cercah pertama cahya matahari terbit dari balik horison. Bila anda berpesta ria menyambut keberhasilan kerja anda, maka tak ada kelirunya bola mata anda berbinar-binar melihat luruhnya dedaunan kala musim gugur tiba. Bila anda bertepuk tangan menandai kemenangan tim usaha anda, maka tak ada khilafnya anda menunduk syahdu dibawah kemilau bintang-gemintang.

Apa pun kemajuan yang anda raih, pantas dirayakan. Namun, jangan lupa untuk menyerukannya pada alam. Karena, demi seluruh keberhasilan dan kemajuan itu, alam menitipkan energi dahsyatnya dalam diri anda. Maka, sepantasnyalah anda menepekuri untuk apa semestinya keunggulan itu anda persembahkan. Yaitu, demi kesempurnaan penciptaan alam ini semata.

Tuesday, December 15, 2009

MEMBAYAR HARGA LEBIH MAHAL DEMI BIAYA LEBIH MURAH

Terkadang harga murah yang kita bayarkan jadi biaya yang berlipat-lipat mahalnya; bahkan menggelembungkan kerugian yang tiada tara. Itu karena kita lebih suka mengeluarkan beberapa keping mata uang, namun mengorbankan kesempatan dan masa depan yang cemerlang.

Harga adalah apa yang kita keluarkan dari balik pundi-pundi. Sedangkan biaya adalah seluruh beban yang harus dipertanggungjawabkan atas harga yang kita bayarkan. Membayar murah para pekerja mungkin menghemat keuangan negara, namun tahukah kita berapa besar biaya yang harus ditanggung oleh sebuah generasi? Taklah kita lahirkan generasi mulia dengan hanya membayar secukup rongga mulutnya belaka. Kita perlu sediakan pena, tinta, dan kertas agar bisa dituliskan betapa lebar jalan sejarah yang kita buka bagi anak cucu di depan sana. Dan, itu membutuhkan pengorbanan semua orang, untuk mau membayar
harga yang lebih mahal.

Wednesday, December 09, 2009

BELENGGU PIKIRAN SEHARI-HARI

Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya. Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan. Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma dan melihat realiltas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi. Kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.

Mari, sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran.
Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan
nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini. Meneguhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan tangan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-hari.

Thursday, December 03, 2009

PERASAAN YANG MEMBELENGGU

Tanpa sadar, setiap hari, kita ini terbelenggu oleh banyak hal. Yang paling menjerat adalah perasaan.
Perasaan, yang semula muncul bagai titik api di kejauhan, lalu membesar, merantak, hingga berkecamuk hebat dalam diri.

Entah dari mana datangnya rasa sedih, lalu kesedihan merubung berkabung-kabung, sehingga tak lagi kita bisa terlepas dari kubangannya.
Entah dari mana pula munculnya rasa senang, lalu kegembiraan meruap sekujur tubuh, sehingga tak rela kita melepaskan kenikmatannya. Entah dari mana timbul tenggelamnya puluhan bahkan ratusan bala perasan itu. Ia merambat pelan, halus, namun tiba-tiba telah menguasai diri kita setelak-telaknya. Menjerat-jerat. Mencekik-cekik. Dan, kita pun membiarkan ia berlaku sewenang-wenang atas diri kita. Kita tukar kesadaran yang bening dengan kabut perasaan. Kita namai diri kita dengan nama perasaan. Padahal
semestinya kitalah jiwa yang tenang itu; yang tak boleh terenyahkan atas nama kobaran perasaan.

Tuesday, December 01, 2009

TIM ANDA YANG SESUNGGUHNYA

Anda takkan mendapatkan tim yang baik, sebelum anda menjadi anggota tim yang baik pula. Karena tim tidak terdiri dari apa-apa selain orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dan, anda bukan apa-apa dalam tim itu tanpa peran serta anda demi mencapai tujuan kesluruhan tim. Ini hanya membutuhkan beberapa kualitas dari diri anda, yaitu anda tahu dimana anda berada, anda tahu apa yang harus anda lakukan di sana, dan anda tahu bagaiman bekerja bersama rekan-rekan setim anda.

Anda mungkin puas bekerja sendiri; tanpa ada yang memerintah atau mengatur diri anda. Anda juga mungkin puas berdiri di depan sebagai pemimpin; memiliki kata berkuasa atas orang lain. Namun, kepuasan yang sesungguhnya takkan bisa dinikmati sendiri. Anda selalu perlu membagi. Anda butuh memberinya meski sedikit - lebih sedikit dari remah-remah. Itu berarti, anda selalu membutuhkan sebuah tim. Maka, yang dinamakan tim bukanlah sebelas pemain sepak bola yang berlaga di lapangan, namun juga ribuan pendukung yang bersorak-sorai menyemangati.