Pages

Thursday, July 29, 2010

KEMELUT ADALAH SISI LAIN DARI PERMAINAN YANG BELUM KITA PAHAMI

Apakah anda memandang kemelut yang terjadi ini sebagai sebuah krisis yang merisaukan? Atau, cerita manusia yang memprihatinkan?
Atau, sepotong sejarah bangsa yang memilukan?

Mari kita tanyakan pada bocah-bocah pantai yang sedang berkecipak-cipak di tengah ombak yang menggulung-gulung, apa yang mereka lihat?
Atau, kita tanyakan pada anak-anak jalanan yang tertawa-tawa di sela-sela lalu lintas yang panas menghujam, apa yang mereka lihat?
Atau, kita tanyakan pada balita-balita yang berguling-guling di lembah landai di sisi gunung itu, apa yang mereka lihat?
Mereka melihat dunia ini sebagai tempat bermain-main yang menyenangkan, musim yang baik untuk bercanda ria, dan bumi yang indah untuk menjalin pertemanan. Maka, mengapa kita harus melalaikan bidang yang penuh warna-warni itu?
Mengapa tidak kita isi sesaat dari waktu kita dengan meluangkan kekanak-kanakan menyadarkan diri kita bahwa jangan-jangan kemelut itu tak lebih dari sisi lain dari permainan yang belum kita pahami.

Tuesday, July 20, 2010

HARGA SEBATANG LIDI

Tahukah anda mengapa sebatang sapu lidi begitu murah harganya?
Begitu murahnya sampai-sampai ia jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang
dahaga. Padahal anda tahu, ia harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam di dusun-dusun jauh di pedalaman. Ia pun harus diserut, dihaluskan, diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai tangan. Ia harus diangkut oleh banyak kendaraan, melewati banyak pasar, dan naik turun timbangan penawaran.

Karena, ia dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah.
Ia dijalin oleh wanita-wanita yang tak menghitung laba rugi. Ia juga dipikul oleh bahu-bahu legam pria yang tak terlalu mengerti transaksi jual beli.
Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai di tangan kita, karena orang-orang itu tak menghitung jerih perih kerjanya. Mereka pun tak mengkalkulasi butir-butir keringatnya. Maka, mari kita sadari bahwa di balik kemurahan dan kemudahan yang kita cerap sekarang ini, terselip cerita tentang pengorbanan yang jauh lebih berharga ketimbang harga seluruh sapu lidi yang bisa kita beli.

Tuesday, July 13, 2010

SINGKIRKAN DURI-DURI ANDA

Bila anda mempunyai tujuan besar, anda perlu mencari orang-orang yang tepat dan membentuk tim yang kuat untuk mencapainya. Anda juga perlu memompakan semangat, mengikat kata sepakat untuk sama-sama mengupayakan yang terbaik demi tujuan itu. Namun, jangan sekali-kali lupa untuk tak segan-segan menyingkirkan aral penghambat langkah anda. Tak cukup anda mempunyai sepatu beralas tebal, anda perlu menyingkirkan duri dari jalan. Anda tak tahu di sebelah mana duri itu akan menusuk anda.

Petani yang baik tahu, bahwa tak cukup ia mempunyai benih dan lahan terbaik.
Tak cukup pula air dan angin mentari di musim yang terbaik.
Tak cukup pula jerih dan doa ia kerahkan.
Ia tahu, ia harus tak ragu untuk mencabut tanaman dan rumput tanaman pengganggu sawah. Meski tanaman itu adalah mawar indah; meski rumput itu adalah batang tebu yang menyegarkan.
Karena ia tahu, mereka semestinya tumbuh lebih baik di lahan dan di musim yang tepat.

Monday, July 05, 2010

MENSIKAPI AMBISI

Ambisi adalah gairah yang menggebu-gebu untuk meraih sesuatu. Dan, sesuatu itu adalah kekuatan. Sesuatu itu adalah kekuasaan. Ambisi bisa jadi api pendorong lajunya langkah anda. Ambisi muncul sebagai konsekuensi wajar dari adanya tongkat kekuasaan, celah kesempatan, serta energi keyakinan akan kemampuan diri. Tentu saja setiap peniti karier berhak memompakan ambisinya.
Tanpa itu, betapa tak semaraknya perjalanan ini.
Maka, tak salah bila ada orang yang berkata bahwa untuk maju anda harus punya ambisi.

Hal itu benar adanya, namun tak selalu benar. Semestinya tidaklah terlalu mengejutkan bila banyak juga orang berhasil justru dengan melepaskan kepalan ambisinya. Ambisi mudah sekali dipadamkan oleh kenyataan sederhana; bahwa tubuh anda takkan mampu mengalahkan waktu. Oleh karena itu, sedini mungkin kita pupuk yang lain yang tak terkalahkan oleh masa dan tak terusangkan oleh jaman: yaitu cahya kebijaksanaan.

MENSIKAPI AMBISI

Ambisi adalah gairah yang menggebu-gebu untuk meraih sesuatu. Dan, sesuatu itu adalah kekuatan. Sesuatu itu adalah kekuasaan. Ambisi bisa jadi api pendorong lajunya langkah anda. Ambisi muncul sebagai konsekuensi wajar dari adanya tongkat kekuasaan, celah kesempatan, serta energi keyakinan akan kemampuan diri. Tentu saja setiap peniti karier berhak memompakan ambisinya.
Tanpa itu, betapa tak semaraknya perjalanan ini.
Maka, tak salah bila ada orang yang berkata bahwa untuk maju anda harus punya ambisi.

Hal itu benar adanya, namun tak selalu benar. Semestinya tidaklah terlalu mengejutkan bila banyak juga orang berhasil justru dengan melepaskan kepalan ambisinya. Ambisi mudah sekali dipadamkan oleh kenyataan sederhana; bahwa tubuh anda takkan mampu mengalahkan waktu. Oleh karena itu, sedini mungkin kita pupuk yang lain yang tak terkalahkan oleh masa dan tak terusangkan oleh jaman: yaitu cahya kebijaksanaan.