Pages

Tuesday, October 19, 2010

CINTA MEMANG TAK HARUS MEMILIKI

Bila anda jatuh cinta pada seseorang, jangan siksa diri anda dengan menganggap bahwa cinta anda ditolak. Cinta itu tak pernah tertolak.
Karena, setiap orang senang bahkan butuh dicintai. Wujudkan cinta anda dengan memberikan sesuatu, bukan mengharap-harap akan sesuatu. Sebab, apa yang dilontarkan karena cinta selalu kembali pada hati anda di saat itu juga.
Kebahagiaan dari memberi jauh lebih paripurna ketimbang kebahagiaan karena menerima.

Namun, lain halnya bila anda ingin memiliki sesuatu yang anda cintai.
Keinginan itulah yang menimbulkan pedih yang mengiris-iris.
Jangan menambah siksa anda dengan menginginkan sesuatu.
Jangan sia-siakan cinta anda dengan beban-beban harapan.
Keinginan untuk memiliki mungkin saja tertolak.
Namun, percayalah cinta anda yang sesungguhnya takkan pernah kembali dengan tangan
kosong.

KETRAMPILAN YANG ANDA BUTUHKAN

Setiap kedudukan membutuhkan tingkat keahlian yang berbeda-beda.
Seorang klerk mungkin perlu memiliki ketrampilan tehnis yang mumpuni.
Sedangkan petinggi tak perlu sejauh itu, toh ia bisa memerintah bawahan untuk mengerjakan baginya. Tetapi ia harus memiliki kebijakan dalam mengambil keputusan; sesuatu yang tak terlalu penting bagi klerk yang sehari-hari hanya menunggu perintah. Kita menggambarkannya dengan ibarat dua buah piramida yang saling berbalikan.

Namun, tak peduli seberapa rendah kedudukan anda, atau seberapa tinggi jabatan anda, kita perlu menguasai satu hal demi keberhasilan kerja. Yaitu, ketrampilan berhubungan dengan orang lain. Kita butuh pembeli, kita butuh penjual, kita butuh berhubungan dengan siapa pun. Maka, semua ketrampilan tehnis atau kebijakan pengambilan keputusan itu tak berarti bagi keberhasilan anda, bila anda tak mampu berhubungan baik dengan sesama.

Wednesday, October 13, 2010

PEMIMPIN ADALAH UNTUK MEMIMPIN ORANG LAIN

Memang benar bahwa setiap dari kita adalah pemimpin.
Setidaknya memimpin diri sendiri.
Karena, pemimpin semestinya mampu memimpin diri sendiri, sebelum berdiri di depan orang lain. Namun, belumlah cukup bila anda hanya jadi pemimpin bagi diri sendiri. Karena pemimpin sesungguhnya tidak diciptakan untuk itu. Ia adalah orang yang memikirkan orang lain, bekerja demi sebuah generasi, berkarya untuk sebaris masa. Pemimpin sejati melihat apa yang dibutuhkan manusia dari zaman ke zaman. Bukan mencari keagungan diri sendiri. Pemimpin sejati ada untuk mengorbankan seluruh realisasi
dirinya bagi orang lain.

Karenanya, pemimpin besar tak perlu menyusun ribuan tentara, atau mengumpulkan jutaan barisan pendukung. Ia hanya perlu menundukkan dirinya sendiri yang satu itu, maka orang lain akan mengikuti.

Monday, October 04, 2010

JANGAN TAKUT DENGAN SANJUNGAN

Tak perlu takut menerima sanjungan.
Bila anda dikaruniai wajah tampan atau cantik; bila anda dianugerahi kepintaran; bila anda mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik; bila anda telah berbuat kebaikan; maka mungkin akan ada orang yang memuji anda.
Lebih dari itu, mungkin mereka akan menyanjung dan mengagungkan anda. Pujian dan sanjungan boleh jadi konsekuensi logis dari apa yang telah anda lakukan. Malah itu biasa dan wajar-wajar saja.
Jadi, mengapa anda takut menerima sanjungan?

Tetapi khawatirlah bila anda mulai menikmati sanjungan itu; bila anda mencari-cari tepuk tangan orang yang mengagumi anda; bila anda kesal bila pujian itu tak kunjung tiba. Bukan kalimat indah yang ada pada bibir orang lain, melainkan rasa nikmat dalam diri anda yang meruntuhkan anda sendiri.
Biarkan jutaan pujian datang, namun jangan biarkan ia masuk ke dalam hati.
Pujian itu bagai kertas tissue yang bisa mengusap keringat; mengobati rasa lelah, namun betapa rapuh dan mudah hancur.