Pages

Tuesday, March 31, 2009

PERLOMBAAN CONTINOUS IMPROVEMENT PROCESS

Sebuah perusahaan multinasional menawarkan hadiah sebesar Rp. 1.000.000,-
bagi karyawan yang mempunyai ide untuk menghemat biaya perusahaan.

Dan, hadiah pertama jatuh pada karyawan yang mengusulkan untuk menghemat jumlah
hadiah perlombaan itu menjadi Rp. 500.000,- saja.

Smiley...! Terkadang untuk menghemat kita mengeluarkan biaya tambahan bukan?

(Unknown)

MENCURI JIWA YANG TAK BERDOSA

Seorang raja mengunjungi penjara kerajaan. Ia lalu menanyai setiap tahanan mengapa mereka sampai dijebloskan ke sana. Satu demi satu para tahanan itu bersikeras bahwa mereka tidak bersalah, mereka dijebak, atau pengadilan telah melakukan sesuatu yang sama sekali tak adil.

Kemudian raja tiba pada tahanan terakhir, "Dan kau, apakah kau juga menganggap dirimu tak berdosa?"

"Tidak, Yang Mulia," jawab tahanan itu. "Aku memang seorang pencuri. Aku telah diadili dan dihukum secara adil. Dan, aku menerimanya."

"Kau mengaku kau pencuri?" tanya raja dengan penuh kaget.

"Ya, Yang Mulia."

"Lempar pencuri ini keluar dari sini!" perintah raja.

Pencuri itu lalu dikeluarkan dari penjara. Tentu saja para tahanan lain menjadi geger. Mereka memprotes keputusan raja, "Yang Mulia, bagaimana anda bisa melakukan hal itu? Mengapa kau membebaskan seorang penjahat yang mengakui kejahatannya, sedangkan kami..."

"Ah, aku hanya takut saja," kata raja tersenyum. "Bahwa pencuri tengik itu akan mencuri semua jiwamu yang tak berdosa itu."

Smiley...! Penerimaan akan sebuah keadilan, meski itu merupakan hukuman, adalah sebuah bentuk dari pembebasan yang lain bagi jiwa.

(Leo Rosten, The Joys of Yiddish)

PERJALANAN KE DALAM DIRI

Bersediakah kita mengakui bahwa meski mendapatkan semua jawaban atas pertanyaan hidup ini? Hidup bukan saja menyodorkan pertanyaan yang tak terjawab. Hidup adalah misteri. Karenanya, tak perlulah kita memaksakan diri mencari semua jawaban. Terlebih dahulu, pahami saja kesadaran diri atas alam ini. Tak bisalah kita berikan sesuatu pada dunia ini sebelum mengenal sosok diri sendiri.

Hidup adalah sebuah perjalanan. Dan perjalanan terpenting adalah penitian ke dalam hati: menemukan diri sejati. Semakin tinggi gunung didaki, tibalah di kaki mahameru. Semakin tinggi mahameru dipanjat, tibalah di kaki langit. Tak mungkin kita tapaki kaki langit, kita harus terbang melayang, menggapai lidah matahari, dan lebur dalam tungku cahayanya.

Thursday, March 26, 2009

YANG MANAKAH ANDA?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang.
Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul.

Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel.
Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk. Ia membiarkan masing-masing mendidih.
Selama itu ia terdiam seribu basa.

Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api.
Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring.
Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga. Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?"

"Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak.

Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras.
Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah.
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu.

"Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu?
Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"

****************************************************************************
Stopper:

Dalam rangkaian persitiwa di dalam hidup saya, tak satu pun yang kebetulan.
Setiap hal terjadi sesuai dengan kebutuhan batin kita. (Hannah Senesh)

Jiwa harus selalu terbuka, siap menyambut pengalaman yang mengesankan.
(Emily Dickinson)

Bila kita menjadi diri kita sendiri, bila kita hidup secara sederhana, maka hidup yang indah akan kita nikmati. (Alexandra Stoddard)

SIAPA YANG MAMPU MENOLAK IDE ANDA

Jangan anggap anda tertolak atau dicampakkan hanya karena orang lain
mengatakan "tidak" pada usul anda. Jangan anggap apa yang ada dalam benak
anda harus dapat diiyakan oleh orang lain. Bila anda merasa berhak memiliki
pendapat sendiri, maka orang lain juga bebas mempunyai pemikirannya sendiri.
Bukalah kesempatan lebar-lebar dengan tidak menutup kesempatan bagi orang
lain.

Saat usul anda tidak disepakati, sebenarnya terbuka pilihan lain bagi anda.
Bila anda mengiranya sebagai penolakan, anda menjauhkan diri dari
kemungkinan yang lebih luas. Penolakan takkan kuasa menahan bertambahnya
bobot suatu ide. Namun, bila anda bersempit-sempit pikiran, ide itu gugur
begitu saja, tanpa sempat berusaha menegakkan kepala. Perbedaan bukan hanya
melahirkan keindahan, melainkan juga kekuatan dan manfaat. Hanya mereka yang
tak mengerti yang menganggapnya sebagai bencana.

Sunday, March 22, 2009

LEBIH BANYAK KEGEMBIRAAN DALAM KERJA SAMA

Hasil kerja sebuah tim dapat dipahami secara sederhana saja.
Seutas rami takkan mampu mengikat seerat tali rami.
Sebatang rumput bukanlah sehampar padang savana yang sanggup memberi makan bagi banyak hewan ternak. Selebat hujan lebih bisa menebarkan kesegaran ke penjuru bumi daripada setetes gerimis. Bekerja bersama memberikan lebih banyak.

Anda mungkin mampu mengerjakan semuanya sendiri saja.
Anda pun mungkin tak membutuhkan uluran pertolongan orang lain.
Namun, dalam sebuah kerja sama, ada sesuatu yang takkan anda temukan saat bekerja sendiri: kegembiraan.
Pepatah mengatakan, makan sendiri bersempit-sempit, makan bersama berlapang-lapang. Anggota tim kerja anda bukan sekedar bagian dari sebuah mesin organisasi, mereka adalah rekan anda. Dan hanya dengan memanggil rekan kerja sebagai rekanlah, kelelahan pupus, kegembiraan meruak.

Monday, March 16, 2009

BENARKAH ANDA TAK DAPAT DIGANTI?

Kolom Pakar:
Everett T. Suters

Sistem mekanis mensyaratkan kemungkinan untuk mengganti seluruh bagian.
Semua bagian dari pesawat terbang harus mempunyai cadangan atau harus bisa diganti dengan bagian yang sama dari pesawat sejenis. Hal yang sama berlaku juga di dalam sistem manajemen. Semua bagian di dalam organisasi harus mempunyai cadangan atau kemungkinan untuk diganti. Jika manajer mempunyai anak buah yang tidak bisa diganti maka ia bukanlah seorang manajer yang baik.

Di dalam job description personel manajemen atau non manajemen harus ada pengaturan yang jelas bahwa pekerjaan itu distrukturkan, didokumentasikan dan didelegasikan sedemikian rupa sehingga tidak memberi peluang adanya orang yang tak tergantikan.

Banyak orang di dalam organisasi yang berusaha untuk membuat dirinya tak tergantikan. Merekla mempunyai asumsi yang salah, yaitu bahwa semakin sukar mereka diganti semakin aman pekerjaan atau jabatan mereka. Semakin mereka tidak tergantikan maka semakin berharga mereka di mata organisasi. Ini adalah hal yang salah dan merupakan paradoks manajemen. Orang-orang yang tidak bisa tergantikan merupakan batu sandungan bagi kemajuan teman-teman lainnya di dalam organisasi. Ia merupakan rintangan bagi seseorang di bawahnya yang ingin tumbuh dalam pekerjaannya.

Orang-orang yang tak tergantikan juga merupakan gangguan bagi atasan. Jika seseorang menjadi sukar untuk diganti maka masalah-masalah di dalam organisasi acapkali berkembang menjadi keadaan darurat, dan keadaan ini mudah sekali berkembang menjadi sebuah krisis. Pada saatnya nanti ia harus meninggalkan pekerjaannya, dan tanggung jawab yang dipikulnya itu terpaksa diambil alih oleh atasan; bukan oleh anak buahnya, sebagaimana lazimnya.
Lalu sang atasan tergopoh-gopoh harus mengatur dirinya agar bisa keluar dari situasi ini, karena di atasnya tidak ada lagi seseorang yang menjadi tempat ia mengalihkan tanggung jawab itu. Dan yang lebih parah lagi, pada saat yang sama, direktur juga mempunyai pekerjan yang harus dilakukannya sendiri.

Di dalam organisasi usaha yang kecil, pimpinan seringkali enggan mendelegasikan atau tak mampu mendelegasikan pekerjaan, karena ia tak mempunyai orang yang tepat di dalam organisasinya. Pada hakekatnya, sindrom bos yang tak tergantikan ini menjadi penyebab utama tingginya angka kematian bisnis kecil, dan juga menjadi penyebab banyaknya bisnis kecil yang tak bisa berkembang. Sukar atau mudahnya seorang manajer diganti seringkali menjadi pembeda antara suatu sistem manajemen yang efektif dan manajemen "warung kopi".

Adanya orang yang sukar untuk diganti adalah hal yang biasa terjadi di banyak organisasi. Tapi pemecahannya mudah saja: cuti. Atasan orang yang sukar untuk diganti itu seyogyanya sudah jauh-jauh hari mengingatkannya untuk mengambil cuti selama satu atau dua minggu. Dewasa ini umumnya orang jarang mengambil cuti dan seandainya ia mengambil cuti maka itu pun hanya untuk masa satu atau dua hari.

Karyawan yang diminta untuk mengambil cuti hendaklah bisa menyusun suatu rencana pengalihan tanggung jawab selama ketidakhadirannya. Karena itu jugalah, anda perlu mengingatkannya jauh-jauh hari sebelumnya agar karyawan tersebut mempunyai cukup waktu untuk meikirkan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat ketidakhadirannya dan mulai melakukan tindakan untuk mengatasi konsekuensi tersebut. Dan, jauh-jauh hari pula sang atasan harus memberi isyarat bahwa ia tak akan mengambil alih tugas tersebut darinya.

Selama si karyawan cuti, tentu saja ada beberapa masalah yang timbul, dan pimpinan puncak terpaksa harus turun tangan langsung. Tapi dalam hal ini para pimpinan sudah mempunyai kesempatan untuk melihat apa yang terjadi dan melakukan tindakan perbaikan. Lalu, bila si karaywan kembali dari cuti, maka uraian pekerjannya tentu perlu diperbaiki, sehingga si karyawan lebih bisa diatur dan diarahkan demi kebaikannya sendiri, kebaikan anak buahnya, dan kebaikan organisasi.

Apakah anda juga termasuk dalam kategori orang yang tak bisa digantikan?
Untuk mengukur hal ini, cobalah untuk menjawab pertanyaan berikut ini:

1--Apakah anda mengambil seluruh hak cuti anda, ataukah anda mencicilnya satu dua hari setiap kali anda mengambil cuti?

2--Bila sedang cuti, apakah anda selalu menelepon kantor dan mencoba melakukan pekerjaan anda dari jarak jauh?

3--Manakah yang lebih anda tekankan, memanajemeni aktivitas atau memanejemeni hasil?

4--Apakah anda demikian sibuknya, sehingga berbicara dengan anak buahpun hanya pada jam-jam tertentu yaitu sebelum dan sesudah jam kantor?

5--Apakah di antara bawahan anda ada gejala frustasi dan moral yang rendah?

6--Manakah yang lebih banyak terjadi: anak buah anda dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi di dalam organisasi anda, atau anak buah anda mendapat promosi yang lebih tinggi di luar organisasi anda?

7--Seberapa sering masalah berkembang menjadi keadaan darurat, dan keadaan darurat menjadi krisis, bila anda tidak hadir di kantor?

8--Bila anda sedang tidak berada di kantor, siapakah yang menangani pekerjaan anda? Apakah anak buah atau atasan anda?

Masalah ini bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Banyak orang mengalaminya, dan merasakan betapa sakitnya menjadi orang yang sukar untuk digantikan.
Penulis sendiri pernah merasakan bagaimana tertekan dan cemasnya karena
tidak bisa tenang meninggalkan pekerjaan. Setelah saya nyaris mati karena beban pekerjaan itu, maka barulah saya membuat suatu rencana yang terarah untuk menata diri keluar dari situasi tersebut. Untungnya, saya adalah pemilik dari perusahaan saya, sehingga tak ada seorang pun yang langsung mencela kesalahan saya atau menekan untuk mengubah cara saya.

Kritik yang paling keras yang bisa dilontarkan pada seorang manajer adalah apabila ia kelihatan sukar untuk digantikan atau apabila ia mentolerir adanya orang-orang yang sukar untuk diganti di kalangan anak buahnya. Dan seorang manajer yang baik haruslah mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk menata dirinya keluar dari keadaan ini.

(Everett T. Suters, Bisnis dan Manajemen)

****************************************************************************
Stopper:

Ia yang rendah hati karena penuh percaya diri dan bijak. Ia yang sombong merasa tak aman dan selalu kekurangan. (Lisa Edmondson)

Apa yang dunia butuhkan adalah lebih banyak jenius dengan kerendahan hati.
Sekarang ini, hanya sedikit sekali yang tertinggal. (Oscar Levant)

KITA SAMA-SAMA MEMBUTUHKAN KASIH SAYANG

Apalah artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan di antara kita. Bukankah kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis di kala sedih dan tertawa di saat gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta tergelak ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat di bawah terik matahari, dan menggigil ditelan dinginnya malam.
Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan di antara kita sampai-sampai muskil menghitungnya?

Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat dan nafsu menyangsikan semua kesamaan kita? Mengapa kita, seolah memiliki lebih banyak waktu untuk mengais-ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancang bendera kami dan kau? Tidak cukupkah satu persamaan di antara kita berikut ini memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warna itu: bukankah kita sama-sama membutuhkan kasih sayang?

Sunday, March 15, 2009

SURGA BERSAMA SAHABAT

Seorang lelaki tua dan anjingnya sedang berjalan-jalan di sebuah jalan desa, menikmati pemandangan. Tiba-tiba ia tersadar bahwa ia baru saja meninggal dunia. Ia pun ingat di saat meregang nyawa, anjingnya yang telah menemani hidupnya selama ini juga telah meninggal. Kini mereka bersama-sama berada di sebuah alam baka.

Setelah berjalan bersama sekian lama, mereka tiba di sebuah bukit. Sepanjang sisi jalannya berhiaskan batu pualam yang indah. Pada puncaknya berdiri sebuah patung indah dimana sinar matahari memendar dari balik patung itu. Ia terkagum melihat indahnya pintu gerbang yang terbuat dari permata dan mutiara, sedangkan jalan setapak menuju pintu gerbang tersusun dari emas murni.

Ia senang sekali karena merasa akhirnya telah tiba di surga. Kemudian sambil menuntun anjingnya ia menuju pintu gerbang. Ketika dekat pintu gerbang ia melihat seseorang penjaga duduk di balik meja berukir indah. Ia menyapa orang tersebut, "Maafkan saya, apakah ini surga?"

"Ya, benar sekali tuan," jawab penjaga gerbang.

"Waw, kalau begitu bolehkah saya meminta sedikit air?" pinta lelaki tua itu.

"Tentu saja, tuan. Silakan masuk dan ambillah air minum sepuas anda."
Kemudian penjaga gerbang itu memberi isyarat dengan ibu jarinya, dan pintu gerbang yang besar itu pun perlahan-lahan terbuka.

"Bolehkah saya mengajak sahabat saya ini masuk?" pinta lelaki tua itu sambil menunjuk pada anjingnya.

Tetapi penjaga gerbang menjawab, "Maaf sekali tuan, kami tidak membolehkan hewan peliharan masuk."

Lelaki tua itu berpikir sejenak lalu mengucapkan terima kasih pada penjaga gerbang itu. Mereka berbalik dan melanjutkan perjalanannya kembali.

Setelah lama berjalan mereka tiba di sebuah bukit yang lain, tetapi kali ini jalannya lebih kotor, di ujung jalan terbuka sebuah pintu gerbang pertanian.
Tidak ada pagar di sisi jalan, rumput tumbuh sembarangan, pintu gerbang itu tampaknya tak pernah tertutup. Ketika ia berada dekat pintu gerbnag itu, di dalamnya ia melihat seorang lelaki sedang duduk di sebuah kursi goyang di bawah bayangan pohon dan sedang membaca buku.

"Permisi tuan!" teriak lelaki tua itu pada pembaca buku. "Apakah anda mempunyai air untuk kami minum?"

"Tentu saja. Ada pompa air di sebelah sana," sahut pembaca buku itu sambil menunjuk ke sebuah tempat yang tak tampak dari luar gerbang. "Masuklah, anggap saja rumahmu sendiri."

"Bagaimana dengan temanku ini?" tanya lelaki tua itu. Ia menunjuk pada anjingnya.

"Oh, ia boleh masuk. Kami mempunyai mangkuk air di sebelah pompa itu," jawabnya.

Kemudian mereka masuk ke dalam gerbang, dan menemukan sebuah pompa tangan tua dengan sebuah gayung dan mangkuk tergeletak di sampingnya. Lelaki tua itu mengisi mangkuk dengan air hingga penuh dan memberikan pada anjingnya.
Setelah itu ia meneguk air untuk mengobati hausnya sendiri.

Ketika mereka sudah cukup minum, mereka kembali menemui pembaca buku itu yang tampaknya sedang menunggu mereka. Lelaki tua itu bertanya, "Tempat apakah ini?"

"Ini surga," jawab pembaca buku itu.

"Wah, ini sangat membingungkan kami," kata lelaki tua itu. "Tempat ini sama sekali tak seperti surga. Di ujung jalan di sebelah sana ada seseorang yang mengatakan bahwa bukit itulah yang surga."

"Oh, apakah yang anda maksudkan adalah bukti dengan jalan yang terbuat dari emas dan pintu gerbang yang terbuat dari permata itu?" tanya pembaca buku.

"Ya, bukankah itu tempat yang sangat indah."

"Bukan, itu adalah neraka."

"Tidakkah anda salah menyebutnya sebagai neraka tempat yang indah seperti itu?"

"Tidak. Saya mengerti mengapa anda berpendapat demikian, tetapi bukanlah seperti itu. Keindahan yang ditampakkannya itu menipu sehingga membuat orang tega meninggalkan sahabat terbaiknya dalam penderitaan."

Pojok Renungan Editor: Tak perlu memperdebatkan konsep surga neraka dalam cerita di atas, namun pesan yang ingin disampaikannya. Keindahan seringkali hanya ilusi yang membuat kita membiarkan sahabat-sahabat kita berada dalam penderitaan.

TIPS AGAR TIDAK MENDAPATKAN KENAIKAN KARIER

Tentu saja hal ini tidak dianjurkan bagi mereka yang sedang berusaha meraih pengembangan diri. Tips berikut hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah kehilangan gairah kerja dan tak mau menerima tantangan baru. Namun dengan menambah kata "tidak" di depan setiap tips berikut, kita dapat menggunakannya untuk mendorong kemajuan diri dan memperoleh kenaikan karier.
Berikut cara cepat untuk tidak memperoleh kenaikan karier, sekaligus merupakan pantangan bagi mereka yang mengharap kemajuan karier. Silakan mencoba.

1--Banyak-banyaklah mengeluh.

Setiap ada kesempatan, sampaikan keluhan anda. Selalu ada saja hal yang dapat kita keluhkan. Mulai dari, kondisi kerja yang buruk, atasan yang menyebalkan, kolega yang tidak mau bekerja sama, atau bahkan kamar mandi yang kotor. Semakin banyak anda mengeluh semakin besar kemungkinan anda tidak lulus dalam pertimbangan kenaikan pangkat.

2--Selesaikan pekerjaan ala kadarnya.

Jadilah mediokrat. Tak usah mengejar hasil yang lebih baik. Apalagi bila atasan tidak mengungkit-ungkitnya. Untuk apa susah-susah meningkatkan kualitas pekerjaan bila hasil minmal dan sekedarnya sudah cukup. Tolaklah setiap rencana pelatihan bagi diri anda. Semua itu tidak seberapa berguna.

3--Tolaklah tugas-tugas baru.

Jangan mau menerima tugas-tugas baru. Bukankah anda sudah terbebani oleh tugas-tugas rutin sehari-hari. Anda tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk mengerjakan hal-hal baru. Mintalah orang lain saja untuk melakukannya.
Biarkan diri anda asyik dengan apa yang anda kerjakan bertahun-tahun lamanya.

4--Kerjakan tugas kantor di jam kerja kantor.

Datang dan pulanglah tepat waktu. Meski pekerjaan anda belum selesai, toh masih ada hari esok. Tidak ada istilah pekerjaan rumah bagi anda. Jangan mau melakukan kerja lembur. Anda harus memberikan perhatian pada keluarga sebaik-baiknya, maka tak perlu membawa pekerjaan pulang ke rumah. Selesaikan semuanya di kantor.

5--Tidak usah merayakan keberhasilan.

Tak usah repot-repot mengikuti perayaan keberhasilan perusahaan. Semua pekerjaan memang harus diselesaikan. Jadi, tak ada alasan untuk berbangga-bangga ikut merayakan keberhasilan. Itu semua biasa. Pilihlah untuk segera pulang ke rumah atau menyendiri daripada berkumpul dengan rekan-rekan kantor apalagi atasan. Tak usah pula menunjukkan batang hidup anda di setiap acara dan kesempatan kantor.

6--Menjauhlah dari atasan.

Bergaul dengan atasan dapat menghambat penurunan karier anda. Jagalah jarak.
Bertemu dan berbicaralah secukupnya. Bila ada sesuatu yang perlu disampaikan, katakan lewat sekretarisnya beliau. Jangan sampai ada hubungan yang terlalu erat antara anda dengan atasan.

MENGAPA KITA TAK TAHU MASA DEPAN?

Mengapa kebanyakan dari kita tak dianugerahi kemampuan untuk melihat masa depan, meski hanya beberapa saat saja? Bukankah bila saja kita tahu pasti apa yang terjadi esok, kita bisa mempersiapkan banyak langkah untuk menghadapinya. Mengapa ada tembok tebal yang menghalangi pandangan antara detik sekarang dan sedetik kemudian?

Tunggu, jangan terburu berprasangka! Alam selalu bertindak adil. Kebanyakan orang tak cukup tangguh untuk berusaha, dan terlalu cepat berpuas diri saat menggenggam sedikit keberhasilan. Andaikata kita tahu bahwa keberhasilan tergeletak hanya beberapa detik di depan, kita akan berhenti sekarang dan terlena dalam kebanggaan. Begitu juga, seandainya kita tahu esok akan penuh kegagalan, maka hari ini kita mungkin sedang berputus asa dan termangu-mangu penuh penyesalan. Alam mendorong kita untuk terus maju, dan hidup penuh kesadaran akan saat ini, bukan ilusi esok hari.