Pages

Wednesday, April 29, 2009

SURAT YANG AKAN ANDA TERIMA

Anggap saja anda bekerja pada sebuah perusahaan, dan dalam beberapa minggu ini akan mengundurkan diri. Di hari terakhir, perusahaan memberikan surat referensi kerja. Menurut anda, apakah anda akan menerima secarik kertas berisikan keterangan kerja yang diimbuhi sedikit basa-basi bahwa perusahaan puas dengan hasil kerja anda? Sebuah surat yang juga diterima oleh jutaan pekerja di dunia ini - sebuah surat yang terasa hambar dan tak lagi bermakna ritual.

Ataukah anda akan menerima selembar penghargaan yang ditulis sendiri oleh pemimpin perusahaan, berisikan pujian tulus atas prestasi luar biasa anda, dan penyesalan mendalam akan kepergian anda? Sebuah surat yang lebih layak anda pasang dalam pigura ketimbang dilampirkan pada surat lamaran kerja berikutnya.

Renungkan mulai saat ini: referensi apa yang kelak anda terima? Apa pun yang esok kita terima adalah buah dari benih yang kita tanam kemarin, kita siangi hari ini, dan kita rawat sepanjang hari.

Wednesday, April 22, 2009

BUKAN OPTIMIS, BUKAN PULA PESIMIS

Kacamata optimis memandang kue donat dan mengabaikan lubangnya.
Sedangkan kacamata pesimis hanya melihat lubang dan menyingkirkan donatnya.
Padahal,kenyataannya adalah, sebuah kue donat tersaji di depan anda, lengkap dengan
lubangnya. Optimis atau pesimis hanya sebuah alat bantu dalam memandang dunia ini. Apa pun yang anda pilih, bukanlah realita yang sedang terpampang.
Bahkan, ia takkan mengubah realita itu. Pandangan anda mengubah diri anda sendiri. Ia mempengaruhi langkah anda. Ia memberikan pilihan-pilihan bagi anda: dunia yang terang, ataukah buram.

Adakalanya kita perlu meluruhkan kacamata itu dan memandang begitu saja tanpa setitik pemikiran; memandang apa adanya; memandang sepolos mungkin.
Maka akan anda temukan suatu dunia yang benar-benar baru lahir.
Sebuah dunia yang tak memberati pilihan anda dengan kecemasan dan harapan.
Bahkan ia tak perlu memberikan pilihan apa-apa.

Monday, April 13, 2009

BERIKAN KETULUSAN, BUKAN KESEMPURNAAN

Beberapa buruh menemui sang majikan. Mereka mengeluhkan ongkos angkutan yang semakin mahal, dan meminta sang majikan untuk bersedia membantu.
Perusahaan itu sudah ada di sana bertahun-tahun, turun-temurun.
Mereka sendiri sudah saling mengenal baik. Sang majikan mengatakan bahwa sebenarnya beliau ingin sekali membantu, namun keuangan perusahaan tak cukup memungkinkan. Sedangkan menyediakan kendaraan angkutan yang layak pun kesulitan. Hanya ada dua buah
truk tua yang biasa digunakan untuk mengangkut barang. Bila pekerja tak keberatan, mereka bisa memakainya untuk antar jemput setiap hari. Ternyata, para pekerja itu menyambut dengan gembira. Kata mereka, "Kami ini buruh kecil yang terbiasa hidup berat. Naik truk berdesak-desakan bukan hal yang sulit buat kami." Dan, keesokan hari berbondong-bondong para buruh itu berangkat dan pulang kerja bersama-sama. Tidak seorang pun ada yang terlambat datang.

Bila anda bermaksud memberikan sesuatu bagi orang lain, jangan tunggu semuanya sempurna. Ketulusan adalah jawaban terutama.

Sunday, April 12, 2009

BERSAING DALAM KEBERSAMAAN

Lebih dari sepuluh pedagang rujak manis berjajar-jajar di tepi sebuah jalan raya ramai. Setiap ada kendaraan yang menepi mereka berdiri menjajakan dagangannya.
Ketika kendaraan itu berhenti di salah satu pedagang, yang lain kembali duduk tanpa kehilangan harapan. Beberapa tahun lalu hanya satu dua saja pedagang yang menggelar rujak manisnya di sana. Kini jalan itu dikenal dengan nama jalan rujak manis.

Wahai pedagang, tidakkah dengan demikian kalian bersaing ketat satu sama yang lain?
Salah seorang pedagang menjawab, "Ah, mengapa kami harus menganggap yang lain sebagai pesaing?
Setiap pagi dan petang kami sama-sama mendorong rombong datang dan pergi di jalan ini. Bahkan setiap saat kami bisa saling bertukar-tukar buah bila ada yang membutuhkan.
Kami dikenal karena beramai-ramai berdagang di jalan ini. Pedagang yang lebih suka berdagang sendiri di tempat lain lebih sulit mendatangkan pembeli. Kami menyebutnya bersaing dalam kebersamaan."

Monday, April 06, 2009

Indahnya malam pertama

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa
Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu....mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan

Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita.....
Itulah jasad Kita waktu itu
Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..

Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan

Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah

Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..

Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...
Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi.....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari Jum'at......
Mungkin malam JUM'AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit....
Dan sudah pasti waktu ada kematian...

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena...
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.

Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka... ...
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita sebelum kita meminta.
ALLAH Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.
Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai ceramah kita segar kembali?
Solat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran , tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia TIDAK Beriman PADA ALLAH setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also "believes" in ALLAH ).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali., tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali untuk berkongsi?

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap anda..

Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH

Thursday, April 02, 2009

CINTA TAK BUTUH ALASAN

Adakah alasan bagi kita untuk tidak berbuat baik bagi orang lain?
Bahkan untuk berbuat baik, kita tak memerlukan sebuah alasan apa pun. Karena cinta pada sesama tidak membutuhkan pertimbangan, apalagi kalkulasi untung dan rugi. Kasih sayang semestinya mengalir begitu saja, seperti air dari mata air yang berbondong-bondong terjun ke lautan.

Bahkan kita ini bagai ikan kapas yang berenang-renang dalam samudra cinta.
Kita terselimuti cinta. Kita terbasahi cinta. Tarikan dan hembusan nafas adalah air cinta. Sayang, sebuah kasih tak selalu begitu saja memancar dari diri kita. Sebuah cinta tak gampang terserap oleh diri kita. Acapkali kita bentengi diri dengan pikiran yang berusaha membenarkan dan mencari-cari alasan di balik semua anugerah yang ada ini. Seringkali pikiran menjadi batu penghambat gemericik air itu: pikiran yang penuh pamrih dan prasangka.

MENJALIN HUBUNGAN

LEMBAR 6:

Kita mahfum bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tak dapat hidup seorang diri. Ia selalu butuh bergaul, menjalin hubungan bahkan mengikatkan dirinya dengan manusia lain. Manusia membutuhkan teman. Manusia butuh untuk mengenal dan dikenal oleh orang lain. Manusia tak bisa hidup seorang diri seumur hidupnya. Sudah menjadi kodratnya, sejak lahir hingga wafatnya manusia memerlukan orang lain. Seorang pakar membagi tingkat-tingkat hubungan manusia menjadi tiga fase. Pertama, manusia tergantung pada orang lain. Pada fase ini ia belum banyak tahu tentang berbagai hal sehingga selalu
memerlukan pertolongan orang lain. Ini merupakan kesadaran tingkat awal diri seseorang dalam memahami hubungannya dengan orang lain. Fase berikutnya, manusia merasa tidak lagi tergantung pada orang lain. Ia menyebutnya sebagai kemandirian. Ia merasa mampu mengatasi semua persoalan sebagai akibat bertambahnya kepercayaan diri dan wawasannya. Namun fase ini bukanlah bentuk fase akhir. Pada fase ketiga, fase kesalingtergantungan, manusia menyadari bahwa hubungan antar manusia adalah hubungan yang saling membutuhkan satu sama lain. Ini adalah fase ideal dan alami yang dapat diterapkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Hubungan antar manusia terjalin karena adanya kesalingtergantungan.

Pertanyaan #1--Apakah anda merasakan kebutuhan anda untuk bermasyarakat?
Berteman? Atau setidaknya berkenalan dengan orang-orang yang ada di sekitar anda? Mengapa? Apakah karena anda memerlukan mereka? Atau mereka yang memerlukan anda? Apa makna "memerlukan" itu bagi anda?

Hubungan kita dengan orang lain terjalin semenjak lahir. Secara aktif kita memperluas hubungan dan membina pergaulan dengan "orang luar" ketika memasuki masa sekolah. Hubungan persahabatan kita biasanya juga berasal dari teman-teman yang kita kenal di sekolah semenjak kecil. Kemampuan kita untuk berkenalan, bergaul, berteman, membina persahabatan kita asah sejak dini.
Beberapa orang mempunyai kepribadian tertentu yang menyebabkan ia begitu mudah mendapatkan teman, sedang bagi beberapa orang lain tampak sulit.
Sebenarnya para pakar percaya bahwa bergaul adalah sebuah ketrampilan yang bisa dipelajari. Meski kita tak perlu mengubah seluruh sendi-sendi kepribadian, namun kita bisa pelajari bagaimana kita bisa membuka hubungan.
Bagaimana pun sebuah kepribadian yang khas merupakan kekuatan kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Hubungan terkuak ketika kita menemukan persamaan di antara kita, baik persamaan tujuan, minat, tempat, dan lain sebagainya. Beberapa hubungan terjadi karena suatu kesengajaan. Dan, lebih banyak hubungan terjalin karena terjadi begitu saja. Lebih banyak persinggungan kita dengan orang lain terjadi tanpa tanpa harus bisa kita pahami mengapa. Oleh karena itu kemampuan bergaul yang baik bukan sekedar ketrampilan yang bisa dipelajari begitu saja, melainkan juga sebuah penanaman nilai-nilai dalam diri yang menunjang keterbukaan kita untuk bisa berhubungan dengan orang lain tanpa menimbulkan masalah. Bergaul adalah tentang kesadaran akan keterkaitan diri kita dengan orang lain dan lingkungan.

Pertanyaan #2--Atas dasar apakah anda bersedia berkenalan dan menjalin hubungan dengan orang lain?

Persoalannya bukan bagaimana kita bisa membuka sebuah hubungan, namun kesadaran mengapa kita melakukan hubungan. Dalam dunia bisnis, kita belajar bahwa hubungan kita jalin karena adanya kepentingan yang harus kita penuhi.
Kita menghubungi pemasok atau pelanggan karena kebutuhan kita akan kerja sama mereka. Hal ini tentu tidak salah. Namun, perlu disadari bahwa ketika kita membuka sebuah pintu hubungan, pintu itu akan senantiasa terbuka. Tak mungkin kita menghapus hubungan. Ia akan senantiasa ada di sana, dalam bentuk apa pun. Hubungan yang kita jalin hari ini, sadar atau tidak, masih akan memberikan "sesuatu" bagi kita hingga bertahun-tahun ke depan, bahkan ketika kita sudah wafat sekali pun. Pemahaman ini menuntun kita untuk menyadari bahwa tak ada satu hal yang lebih berharga dalam sebuah hubungan selain menjalinnya dengan kebaikan. Prinsipnya sederhana saja, siapa yang menabur angin akan menuai badai. Bila kita menjalin hubungan dengan baik,
maka kebaikan pula yang akan kita tuai.

Pertanyaan #3--Apakah anda "mengenal" teman-teman dan orang-orang yang ada di sekitar anda? Apakah anda menemukan "anda" pada orang-orang di sekitar anda? Apakah anda percaya bahwa mereka menjadi cermin bagi diri anda?

Orang-orang yang kita kenal adalah cermin berjalan bagi diri kita.
Penerimaan yang hangat dari orang lain adalah sebuah balasan atas penerimaan kita yang hangat pada orang lain. Sebaliknya, penerimaan yang dingin tak lain tak bukan hanya cerminan dari dinginnya perlakuan kita pada orang lain.
Cepat atau lambat kita akan menyadari hal ini.

Pertanyaan #4--Apakah anda mampu berbaik hati pada orang-orang yang anda kenal?
Tak menaruh prasangka dan kepentingan-kepentingan pribadi selain hubungan itu sendiri?

Banyak orang menganggap bahwa menjalin hubungan adalah dengan berbicara secara aktif. Jarang disadari bahwa mendengar secara aktif adalah sebuah bentuk komunikasi lain yang menunjukkan sebuah penerimaan. Mari kita perhatikan bahasa yang kita gunakan dalam sebuah perbincangan. Tak jarang kita tergerak untuk mengucapkan, "saya adalah ... ", "saya pernah ...", dan seterusnya. Tanpa disadari sebenarnya ini adalah sebuah bentuk halus dari kecenderungan ego yang bisa menyebabkan gagalnya sebuah hubungan terbina dengan baik. Pada awalnya, suatu hubungan terbentuk karena adanya kepentingan, namun menjalin hubungan bukan untuk kepentingan diri sendiri.

Pertanyaan #5--Menurut anda, apakah makna kenalan, teman, sahabat? Apakah anda memiliki banyak sahabat?

Hidup ini terasa kaya bila kita dikelilingi oleh orang-orang yang baik pada kita. Kenalan, teman, sahabat, kerabat, saudara, siapa pun yang ada di sekitar kita adalah kekayaan yang tiada terkira. Sebaliknya kita pun dapat menjadi kekayaan bagi orang lain dengan bersikap baik pada mereka. Menjalin hubungan semestinya adalah untuk saling memperkaya, memperkuat, satu sama lain.

KEGIATAN ALTERNATIF

Anda perlu mengenal orang-orang yang ada di sekitar anda. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak anda mengenal dan menilai seberapa jauh pemahaman anda akan orang lain. Di sudut yang lain, juga untuk mengajak anda menyadari apa yang ada di balik setiap hubungan yang anda jalin selama ini.

1--Tuliskan nama, baik nama maupun julukan, dari teman-teman anda semasa sekolah (SMA) dahulu. Apakah di saat anda menuliskannya anda mampu mengingat wajah, perilaku, atau hal-hal lain yang menarik dari mereka? Hitung berapa banyak nama yang mampu anda ingat dan anda tulis. Apakah anda merasa mempunyai teman-teman yang baik?

2--Kini tuliskan status dari teman-teman anda tadi. Misal, pendidikan, perkawinan, alamat tempat tinggal dan kerja mereka. Apakah anda hingga kini masih terhubungkan dengan teman-teman anda? Bila ya, mengapa? Apa yang merekatkan hubungan anda dengan mereka? Apakah karena usaha? Atau sekedar pertemanan itu sendiri?

3--Tuliskan nama, dan keterangan lain tentang teman-teman sekerja anda sekarang. Semestinya anda mampu mengingat wajah, perilaku, dan kekhasan mereka lainnya. Anggap saja anda adalah seorang manajer personalia yang diminta untuk memberikan referensi bagi teman-teman anda tersebut yang sedang mencari pekerjaan. Berilah rekomendasi berdasarkan penilaian anda.
Temukan apakah anda mampu mengenal mereka dengan cukup baik?

4--Kini coba anda pelajari dan pahami, seandainya teman-teman anda bertindak sebagai seorang manajer personalia yang anda minta rekomendasi atau referensinya untuk anda yang sedang mencari pekerjaan. Tuliskan, apakah teman anda tersebut mengenal anda dan bersedia memberikan rekomendasi sesuai yang anda maksud? Apakah anda merasa cukup dikenal oleh orang lain? Apa kesan mereka terhadap anda yang telah bergaul sekian lama?

5--Amati orang-orang yang ada di sekitar anda. Apakah ketika bertatapan mata dengan anda mereka menunjukkan penerimaan pada tatapan anda? Apakah anda cukup hangat? Dingin? Atau anda tidak tahu bagaimana sebenarnya anda sendiri.

Kita selalu berhubungan dengan orang lain. Kita mampu berhubungan dengan baik saat masing-masing orang mengenal persamaan-persamaan. Itulah mengapa "kenal" berarti tahu dan dekat. Bahkan ketika kita tahu tentang perbedaan pun, itu tak berarti menutup sebuah hubungan.

JANGAN LEPASKAN KEBAIKAN DARI DIRI ANDA

Berbuat baiklah agar anda tak tahu sedang melakukan kebaikan. Semestinya anda tak perlu merasa baik, karena di saat anda merasakannya, kebaikan itu mengambil jarak dari anda. Ia menjadi sesuatu yang lain dari diri anda.
Semestinya kebaikan menyatu dalam diri kita.

Saat mengasah pisau, takkan anda dapati ia menjadi tajam, hingga anda berhenti untuk merasakan ketajamannya. Di saat anda melakukan kebaikan, anda tak perlu berusaha untuk menyadarinya. Biarkan kebaikan mengalir begitu saja, karena hanya bila anda berhenti sajalah anda baru bisa merasakannya.
Dan di saat berhenti, kebaikan itu bukan lagi milik anda. Di saat anda berusaha merasakannya, kebaikan itu sudah menjadi milik pisau.