Pages

Thursday, November 25, 2010

BEKERJA BAGAI ITIK BERENANG DI TELAGA

Bekerjalah sebagaimana itik berenang di telaga. Ia melaju dengan tenang dan cantiknya, tanpa membuat permukaan air menjadi berkecipak dan berisik.
Ia pun tak perlu membuat sekujur tubuhnya basah kuyup atau merusakkan bulu-bulunya. Bahkan, berenangnya itik itu sendiri selalu menambah keindahan pandangan seluruh telaga. Namun, tahukah kita bahwa di dalam air sepasang kakinya bekerja keras mengayuh-ayuh. Dan, itu tak tampak oleh mata yang memandangnya.

Kita dapat bekerja dengan keras dan gigih.
Dan untuk itu, kita memang tak perlu menyembunyikan luruhan keringat dan tarikan nafas panjang kelelahan, namun kita dapat mengubahnya sebagai sebuah kesukacitaan.
Itu hanya tercapai bila kita meletakkan sumbangsih kerja kita dalam bingkai indah tentang peraihan hidup.
Karena kerja adalah bagian dari hidup, maka jangan biarkan kerja jadi noda tinta dalam lukisan tentang kehidupan kita.

Monday, November 15, 2010

BATAS DARI SEMUA USAHA

Bila selama sepekan anda telah bekerja dengan gigih, berlari penuh ketergesa-gesaan, dan menggigit gigi sendiri untuk menahan rasa sakit diburu-buru, maka akhir pekan ini adalah saat yang paling baik untuk merenungi apa arti waktu bagi anda. Secepat-cepat anda belari menjadi yang nomor satu, anda takkan pernah mampu melampaui waktu. Sekuat-kuat anda memenangkan pertandingan, pada akhirnya toh anda akan dikalahkan oleh usia anda sendiri. Sehebat-hebat anda menaklukkan puncak gunung, alam memberi langit yang lebih tinggi yang tak terdaki. Bahwa segala sesuatu itu ada batasnya.

Anda perlu tahu batas-batas itu.
Meski tujuan adalah sesuatu yang belum bisa anda capai sekarang; dan ini membuat anda begitu optimis akan hidup esok hari; namun kesadaran akan tepian dari semua kerja anda semestinya menggugah anda untuk menemukan jiwa dalam kerja anda.
Yaitu, silakan kita berkeja sekeras-kerasnya, karena memang untuk itulah anda ada, namun anda sama sekali tak harus menjamin tercapainya semua tujuan itu, karena memang bukan itu tugas anda. Kita hanya harus berusaha.

Wednesday, November 10, 2010

KRITIK DEMI KEOTENTIKAN DIRI SENDIRI

Penyair besar seringkali berbuat kejam pada para pemula, atau malah pada penyair lain yang berjam terbang tinggi. Ia tak segan merobek syair orang lain. Ia tega mengatakan puisi itu jelek. Ia juga sampai hati menolak sajak mereka bagai bukan sajak. Penyair besar itu merasa berhak melakukannya. Ia membolehkan dirinya menghancurkan kreativitas orang lain. Namun, semua itu hanya demi satu perkara: ia ingin sesuatu yang lebih hebat tercipta dari sajak-sajak orang lain. Ia ingin bunyi yang baru yang belum pernah didengarnya. Ia ingin kata baru yang belum tertulis di kamus mana pun. Ia ingin makna baru yang belum sempat terpikirkannya. Ia ingin daya cipta yang lebih dahsyat. Karena, yang pernah ada langsung lapuk sebelum waktu
menjamahnya.

Seringkali kita kecewa pada pemimpin kita karena kritiknya yang mengguggat kreativitas kita. Namun, bila kita tahu, sebenarnya mereka ingin kita menggali sumur yang lebih dalam, kita akan temukan air yang lebih murni. Kita temukan keotentikan diri sendiri. Kritik memang semestinya mendorong agar yang dikritik mau menemukan dirinya sendiri.

KRITIK DEMI KEOTENTIKAN DIRI SENDIRI

Penyair besar seringkali berbuat kejam pada para pemula, atau malah pada penyair lain yang berjam terbang tinggi. Ia tak segan merobek syair orang lain. Ia tega mengatakan puisi itu jelek. Ia juga sampai hati menolak sajak mereka bagai bukan sajak. Penyair besar itu merasa berhak melakukannya. Ia membolehkan dirinya menghancurkan kreativitas orang lain. Namun, semua itu hanya demi satu perkara: ia ingin sesuatu yang lebih hebat tercipta dari sajak-sajak orang lain. Ia ingin bunyi yang baru yang belum pernah didengarnya. Ia ingin kata baru yang belum tertulis di kamus mana pun. Ia ingin makna baru yang belum sempat terpikirkannya. Ia ingin daya cipta yang lebih dahsyat. Karena, yang pernah ada langsung lapuk sebelum waktu
menjamahnya.

Seringkali kita kecewa pada pemimpin kita karena kritiknya yang mengguggat kreativitas kita. Namun, bila kita tahu, sebenarnya mereka ingin kita menggali sumur yang lebih dalam, kita akan temukan air yang lebih murni. Kita temukan keotentikan diri sendiri. Kritik memang semestinya mendorong agar yang dikritik mau menemukan dirinya sendiri.

Monday, November 01, 2010

KRITIK DEMI KEOTENTIKAN DIRI SENDIRI

Penyair besar seringkali berbuat kejam pada para pemula, atau malah pada penyair lain yang berjam terbang tinggi. Ia tak segan merobek syair orang lain. Ia tega mengatakan puisi itu jelek. Ia juga sampai hati menolak sajak mereka bagai bukan sajak. Penyair besar itu merasa berhak melakukannya. Ia membolehkan dirinya menghancurkan kreativitas orang lain. Namun, semua itu hanya demi satu perkara: ia ingin sesuatu yang lebih hebat tercipta dari sajak-sajak orang lain.
Ia ingin bunyi yang baru yang belum pernah didengarnya.
Ia ingin kata baru yang belum tertulis di kamus mana pun.
Ia ingin makna baru yang belum sempat terpikirkannya.
Ia ingin daya cipta yang lebih dahsyat.
Karena, yang pernah ada langsung lapuk sebelum waktu menjamahnya.

Seringkali kita kecewa pada pemimpin kita karena kritiknya yang mengguggat kreativitas kita. Namun, bila kita tahu, sebenarnya mereka ingin kita menggali sumur yang lebih dalam, kita akan temukan air yang lebih murni. Kita temukan keotentikan diri sendiri.
Kritik memang semestinya mendorong agar yang dikritik mau menemukan dirinya sendiri.

KRITIK DEMI KEOTENTIKAN DIRI SENDIRI

Penyair besar seringkali berbuat kejam pada para pemula, atau malah pada penyair lain yang berjam terbang tinggi. Ia tak segan merobek syair orang lain. Ia tega mengatakan puisi itu jelek. Ia juga sampai hati menolak sajak mereka bagai bukan sajak. Penyair besar itu merasa berhak melakukannya. Ia membolehkan dirinya menghancurkan kreativitas orang lain. Namun, semua itu hanya demi satu perkara: ia ingin sesuatu yang lebih hebat tercipta dari sajak-sajak orang lain.
Ia ingin bunyi yang baru yang belum pernah didengarnya.
Ia ingin kata baru yang belum tertulis di kamus mana pun.
Ia ingin makna baru yang belum sempat terpikirkannya.
Ia ingin daya cipta yang lebih dahsyat.
Karena, yang pernah ada langsung lapuk sebelum waktu menjamahnya.

Seringkali kita kecewa pada pemimpin kita karena kritiknya yang mengguggat kreativitas kita. Namun, bila kita tahu, sebenarnya mereka ingin kita menggali sumur yang lebih dalam, kita akan temukan air yang lebih murni.
Kita temukan keotentikan diri sendiri. Kritik memang semestinya mendorong
agar yang dikritik mau menemukan dirinya sendiri.

Tuesday, October 19, 2010

CINTA MEMANG TAK HARUS MEMILIKI

Bila anda jatuh cinta pada seseorang, jangan siksa diri anda dengan menganggap bahwa cinta anda ditolak. Cinta itu tak pernah tertolak.
Karena, setiap orang senang bahkan butuh dicintai. Wujudkan cinta anda dengan memberikan sesuatu, bukan mengharap-harap akan sesuatu. Sebab, apa yang dilontarkan karena cinta selalu kembali pada hati anda di saat itu juga.
Kebahagiaan dari memberi jauh lebih paripurna ketimbang kebahagiaan karena menerima.

Namun, lain halnya bila anda ingin memiliki sesuatu yang anda cintai.
Keinginan itulah yang menimbulkan pedih yang mengiris-iris.
Jangan menambah siksa anda dengan menginginkan sesuatu.
Jangan sia-siakan cinta anda dengan beban-beban harapan.
Keinginan untuk memiliki mungkin saja tertolak.
Namun, percayalah cinta anda yang sesungguhnya takkan pernah kembali dengan tangan
kosong.

KETRAMPILAN YANG ANDA BUTUHKAN

Setiap kedudukan membutuhkan tingkat keahlian yang berbeda-beda.
Seorang klerk mungkin perlu memiliki ketrampilan tehnis yang mumpuni.
Sedangkan petinggi tak perlu sejauh itu, toh ia bisa memerintah bawahan untuk mengerjakan baginya. Tetapi ia harus memiliki kebijakan dalam mengambil keputusan; sesuatu yang tak terlalu penting bagi klerk yang sehari-hari hanya menunggu perintah. Kita menggambarkannya dengan ibarat dua buah piramida yang saling berbalikan.

Namun, tak peduli seberapa rendah kedudukan anda, atau seberapa tinggi jabatan anda, kita perlu menguasai satu hal demi keberhasilan kerja. Yaitu, ketrampilan berhubungan dengan orang lain. Kita butuh pembeli, kita butuh penjual, kita butuh berhubungan dengan siapa pun. Maka, semua ketrampilan tehnis atau kebijakan pengambilan keputusan itu tak berarti bagi keberhasilan anda, bila anda tak mampu berhubungan baik dengan sesama.

Wednesday, October 13, 2010

PEMIMPIN ADALAH UNTUK MEMIMPIN ORANG LAIN

Memang benar bahwa setiap dari kita adalah pemimpin.
Setidaknya memimpin diri sendiri.
Karena, pemimpin semestinya mampu memimpin diri sendiri, sebelum berdiri di depan orang lain. Namun, belumlah cukup bila anda hanya jadi pemimpin bagi diri sendiri. Karena pemimpin sesungguhnya tidak diciptakan untuk itu. Ia adalah orang yang memikirkan orang lain, bekerja demi sebuah generasi, berkarya untuk sebaris masa. Pemimpin sejati melihat apa yang dibutuhkan manusia dari zaman ke zaman. Bukan mencari keagungan diri sendiri. Pemimpin sejati ada untuk mengorbankan seluruh realisasi
dirinya bagi orang lain.

Karenanya, pemimpin besar tak perlu menyusun ribuan tentara, atau mengumpulkan jutaan barisan pendukung. Ia hanya perlu menundukkan dirinya sendiri yang satu itu, maka orang lain akan mengikuti.

Monday, October 04, 2010

JANGAN TAKUT DENGAN SANJUNGAN

Tak perlu takut menerima sanjungan.
Bila anda dikaruniai wajah tampan atau cantik; bila anda dianugerahi kepintaran; bila anda mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik; bila anda telah berbuat kebaikan; maka mungkin akan ada orang yang memuji anda.
Lebih dari itu, mungkin mereka akan menyanjung dan mengagungkan anda. Pujian dan sanjungan boleh jadi konsekuensi logis dari apa yang telah anda lakukan. Malah itu biasa dan wajar-wajar saja.
Jadi, mengapa anda takut menerima sanjungan?

Tetapi khawatirlah bila anda mulai menikmati sanjungan itu; bila anda mencari-cari tepuk tangan orang yang mengagumi anda; bila anda kesal bila pujian itu tak kunjung tiba. Bukan kalimat indah yang ada pada bibir orang lain, melainkan rasa nikmat dalam diri anda yang meruntuhkan anda sendiri.
Biarkan jutaan pujian datang, namun jangan biarkan ia masuk ke dalam hati.
Pujian itu bagai kertas tissue yang bisa mengusap keringat; mengobati rasa lelah, namun betapa rapuh dan mudah hancur.

Wednesday, September 22, 2010

KENANGLAH KASIH ORANGTUA ANDA

Kenanglah kedua orangtua anda.
Biasanya, di saat orangtua kita masih hidup, tidak mudah bagi kita untuk menghargai kasih sayang mereka. Padahal mereka menebar cinta mereka dalam setiap desah nafas, gerak bibir, dan ayunan langkah mereka. Tak ada yang mereka pikirkan begitu penting selain keluarga mereka, anak cucu mereka, penerus keberlangsungan karya mereka di dunia ini.
Bahkan dalam amarah, kekecewaan dan kesedihan mereka selimuti dengan kasih sayang.

Bagi kita, ini mungkin nasehat tua yang sudah terlalu sering terdengar.
Namun, tak pernah usang, karena orangtua selalu dilahirkan jaman.
Mengenang orangtua sebenarnya mengenang keberadaan diri kita sendiri.
Kita terlahir dari buah kasih sayang, kita tumbuh dalam naungan kasih sayang, kita pun ditinggalkan dengan lambaian kasih sayang.
Memang tak ada yang terlambat, namun sebelum hati dalam anda menyesal, kasihilah orangtua anda.
Bagi mereka, balasan ini jauh lebih berharga dari apa pun yang pernah diperolehnya.
Bagi mereka, itulah bekal sebaik-baiknya untuk menikmati usia senja mereka.

InsyaAlloh.....

Thursday, September 16, 2010

LIHATLAH KEINDAHAN BEGITU SAJA

Setiap saat bumi ini menampakkan keindahannya pada kita.
Kabut yang turun menghalangi pandangan mata.
Angin yang mendesir menaikkan debu-debu jalanan.
Sungai kering yang tinggal menyisakan batu-batu hitam.
Lekak-lekuk lereng gunung yang dipenuhi semak-semak ranggas.
Semua itu jadi penawaran terbaik bagi kita.
Sebuah penawaran apakah kita mau memandangnya sebagai sebuah pesona, atau kita abaikan berlalu tak bermakna.

Menikmati pesona alam memang tak bisa diajarkan, apalagi diperintahkan.
Kita hanya perlu membuka mata, melihat begitu saja, tak memutuskan mana yang indah mana yang buruk.
Karena, bahkan pada seonggok kotoran busuk pun, ribuan serangga mengais-ngais nasibnya.
Bukankah kegigihan mahluk-mahluk kecil itu adalah pesona yang patut memberikan makna dan rasa bersyukur dalam
diri kita?

Monday, September 06, 2010

BUKAN NASEHAT, TETAPI GENGGAMAN ERAT

Adakalanya kita khilaf, alpa, dan lalai. Di saat itu biasanya kita akan mencari-cari berjuta alasan untuk membenarkan tindakan kita. Bila toh sepatah dua patah nasehat dilontarkan orang lain untuk menyadarkan kita, kita malah terdorong untuk bertahan. Meski kita tak menolak peringatan itu, namun tak jarang kita anggap orang lain tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Memang jauh lebih mudah bagi mereka yang tak terjerat persoalan untuk memberikan nasehat, peringatan, bahkan ancaman.

Maka, seringkali yang dibutuhkan bukanlah kata-kata manis mengenai indahnya kebenaran. Kita yang khilaf lebih membutuhkan genggaman erat dari seorang rekan yang memompakan keberanian untuk mengatasi masalah. Bukan kalimat-kalimat, seperti, "kau harus begini, kau jangan begitu", melainkan "mari kita selesaikan bersama-sama". Kita butuh seseorang yang mampu menunjukkan bahwa rasa takut itu bisa ditaklukkan; bahwa rasa sakit itu bisa diredakan; bahwa keberanian itu tak harus mengorbankan banyak hal. Kita tak membutuhkan seseorang yang memojokkan kita di kursi pesakitan. Karena setiap orang bisa salah.

BUKAN NASEHAT, TETAPI GENGGAMAN ERAT

Adakalanya kita khilaf, alpa, dan lalai. Di saat itu biasanya kita akan mencari-cari berjuta alasan untuk membenarkan tindakan kita. Bila toh sepatah dua patah nasehat dilontarkan orang lain untuk menyadarkan kita, kita malah terdorong untuk bertahan. Meski kita tak menolak peringatan itu, namun tak jarang kita anggap orang lain tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Memang jauh lebih mudah bagi mereka yang tak terjerat persoalan untuk memberikan nasehat, peringatan, bahkan ancaman.

Maka, seringkali yang dibutuhkan bukanlah kata-kata manis mengenai indahnya kebenaran. Kita yang khilaf lebih membutuhkan genggaman erat dari seorang rekan yang memompakan keberanian untuk mengatasi masalah. Bukan kalimat-kalimat, seperti, "kau harus begini, kau jangan begitu", melainkan "mari kita selesaikan bersama-sama". Kita butuh seseorang yang mampu menunjukkan bahwa rasa takut itu bisa ditaklukkan; bahwa rasa sakit itu bisa diredakan; bahwa keberanian itu tak harus mengorbankan banyak hal. Kita tak membutuhkan seseorang yang memojokkan kita di kursi pesakitan. Karena setiap orang bisa salah.

Thursday, August 26, 2010

MARI BERSUNYI-SUNYI SEJENAK

Lebih sering ide-ide besar itu datang di saat kita sedang merefleksikan diri.
Yaitu, di saat kita memejamkan pelupuk mata, menepi dari keramaian, melemahkan diri dari segala asa. Yang ada hanyalah keredupan, kesunyian, serta penundukan diri.
Yang ada hanyalah gerak lembut nafas yang menyadarkan kita bahwa tali kehidupan itu masih terhela di sini.
Semua itu menuntun kita untuk melihat sebersit nyala terang obor dalam diri,mendengar bisikan yang terabaikan, serta menyadari keterpautan kita dengan seluruh jagat semesta.

Namun, tidak semestinya kita mencari ide besar di semua balik keheningan itu.
Kita hanya perlu memberanikan diri untuk bertepekur di pagi-pagi buta, berteman dengan kesenyapan, dan membuka pintu diri dari segala kemungkinan.
Ide terbesar bukanlah sesuatu yang harus menjadi monumen kehadiran anda di muka bumi ini, melainkan sesuatu yang anda sama sekali tak berpamrih pada apa-apa.
Anda hanya menyadari, anda berkewajiban melakukan itu sebaik-baiknya, karena itu adalah peran semesta yang dibisikkan oleh nyala obor dalam diri anda.

Wednesday, August 18, 2010

BERDAMAILAH DENGAN PERUBAHAN

Bahkan tumbuhan dan hewan pun beradaptasi.
Mereka menyempurnakan kemampuan hidupnya dari musim ke musim.
Mereka tahu alam tak selamanya berjalan sesuai keinginan.
Namun mereka tahu mereka bagian dari alam itu sendiri.
Karenanya, tak ada jalan yang lebih baik untuk bertahan hidup kecuali menjaga pertautan dengan alam sebaik-baiknya.
Alam bukan saja memilih yang terkuat, tapi juga yang tercerdik.

Dan, kita yang hidup di arus deras jaman ini, dituntut lebih kenyal dalam menghadapi benturan-benturan kemajuan. Kita tak hanya harus kuat dan cerdik, namun juga mampu berdamai dengan segenap perubahan itu. Kekuatan dibutuhkan untuk bertahan dari kencangnya terpaan perubahan. Kecerdikan digunakan agar kita bisa meraih banyak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan kemampuan kita untuk berdamai dengan perubahan tak lain agar kita tak kehilangan ketenangan jati diri kita. Sebagaimana petani di gunung yang tetap menikmati angin lembah, meski suara traktor menderu-deru.

Monday, August 09, 2010

SATU BUMI SEJUTA DUNIA

Semakin panjang usia kita, semakin panjang pula catatan pengalaman hidup kita.
Bagi mereka yang mau memetik pelajaran dari pengalamannya, maka pengalaman jadi kekayaan yang unik baginya.
Usia membawanya pada kebajikan.
Sedangkan bagi mereka yang acuh, pengalaman tak lebih dari goresan di atas pasir pantai. Usia tak menjamin apa-apa selain ketuaan baginya.

Meski kita sama-sama dinaungi oleh langit yang sama; meski kita sama-sama diterangi oleh cahya matahari yang sama; meski kita sama-sama digelapi oleh malam yang sama, namun kita tak pernah sama dalam mencerap semua itu.
Kita melihat cakrawala dari ketinggian yang berbeda.
Kita melangkah di jalan setapak dengan bobot yang berbeda.
Kita mengisi ruang dan waktu ini dengan besar tubuh yang berbeda pula.
Maka, meski kita lahir di bumi yang satu, namun kita hidup di dunia yang berbeda-beda. Kita mempunyai sidik dunia pikiran yang tak sama bagi setiap orang. Keunikan itu takkan banyak berarti bila tak menjadi kekayaan bagi kita. Dan, kekayaan itu tak banyak bermakna bila tak membuat diri kita semakin bijak bestari.

Thursday, July 29, 2010

KEMELUT ADALAH SISI LAIN DARI PERMAINAN YANG BELUM KITA PAHAMI

Apakah anda memandang kemelut yang terjadi ini sebagai sebuah krisis yang merisaukan? Atau, cerita manusia yang memprihatinkan?
Atau, sepotong sejarah bangsa yang memilukan?

Mari kita tanyakan pada bocah-bocah pantai yang sedang berkecipak-cipak di tengah ombak yang menggulung-gulung, apa yang mereka lihat?
Atau, kita tanyakan pada anak-anak jalanan yang tertawa-tawa di sela-sela lalu lintas yang panas menghujam, apa yang mereka lihat?
Atau, kita tanyakan pada balita-balita yang berguling-guling di lembah landai di sisi gunung itu, apa yang mereka lihat?
Mereka melihat dunia ini sebagai tempat bermain-main yang menyenangkan, musim yang baik untuk bercanda ria, dan bumi yang indah untuk menjalin pertemanan. Maka, mengapa kita harus melalaikan bidang yang penuh warna-warni itu?
Mengapa tidak kita isi sesaat dari waktu kita dengan meluangkan kekanak-kanakan menyadarkan diri kita bahwa jangan-jangan kemelut itu tak lebih dari sisi lain dari permainan yang belum kita pahami.

Tuesday, July 20, 2010

HARGA SEBATANG LIDI

Tahukah anda mengapa sebatang sapu lidi begitu murah harganya?
Begitu murahnya sampai-sampai ia jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang
dahaga. Padahal anda tahu, ia harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam di dusun-dusun jauh di pedalaman. Ia pun harus diserut, dihaluskan, diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai tangan. Ia harus diangkut oleh banyak kendaraan, melewati banyak pasar, dan naik turun timbangan penawaran.

Karena, ia dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah.
Ia dijalin oleh wanita-wanita yang tak menghitung laba rugi. Ia juga dipikul oleh bahu-bahu legam pria yang tak terlalu mengerti transaksi jual beli.
Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai di tangan kita, karena orang-orang itu tak menghitung jerih perih kerjanya. Mereka pun tak mengkalkulasi butir-butir keringatnya. Maka, mari kita sadari bahwa di balik kemurahan dan kemudahan yang kita cerap sekarang ini, terselip cerita tentang pengorbanan yang jauh lebih berharga ketimbang harga seluruh sapu lidi yang bisa kita beli.

Tuesday, July 13, 2010

SINGKIRKAN DURI-DURI ANDA

Bila anda mempunyai tujuan besar, anda perlu mencari orang-orang yang tepat dan membentuk tim yang kuat untuk mencapainya. Anda juga perlu memompakan semangat, mengikat kata sepakat untuk sama-sama mengupayakan yang terbaik demi tujuan itu. Namun, jangan sekali-kali lupa untuk tak segan-segan menyingkirkan aral penghambat langkah anda. Tak cukup anda mempunyai sepatu beralas tebal, anda perlu menyingkirkan duri dari jalan. Anda tak tahu di sebelah mana duri itu akan menusuk anda.

Petani yang baik tahu, bahwa tak cukup ia mempunyai benih dan lahan terbaik.
Tak cukup pula air dan angin mentari di musim yang terbaik.
Tak cukup pula jerih dan doa ia kerahkan.
Ia tahu, ia harus tak ragu untuk mencabut tanaman dan rumput tanaman pengganggu sawah. Meski tanaman itu adalah mawar indah; meski rumput itu adalah batang tebu yang menyegarkan.
Karena ia tahu, mereka semestinya tumbuh lebih baik di lahan dan di musim yang tepat.

Monday, July 05, 2010

MENSIKAPI AMBISI

Ambisi adalah gairah yang menggebu-gebu untuk meraih sesuatu. Dan, sesuatu itu adalah kekuatan. Sesuatu itu adalah kekuasaan. Ambisi bisa jadi api pendorong lajunya langkah anda. Ambisi muncul sebagai konsekuensi wajar dari adanya tongkat kekuasaan, celah kesempatan, serta energi keyakinan akan kemampuan diri. Tentu saja setiap peniti karier berhak memompakan ambisinya.
Tanpa itu, betapa tak semaraknya perjalanan ini.
Maka, tak salah bila ada orang yang berkata bahwa untuk maju anda harus punya ambisi.

Hal itu benar adanya, namun tak selalu benar. Semestinya tidaklah terlalu mengejutkan bila banyak juga orang berhasil justru dengan melepaskan kepalan ambisinya. Ambisi mudah sekali dipadamkan oleh kenyataan sederhana; bahwa tubuh anda takkan mampu mengalahkan waktu. Oleh karena itu, sedini mungkin kita pupuk yang lain yang tak terkalahkan oleh masa dan tak terusangkan oleh jaman: yaitu cahya kebijaksanaan.

MENSIKAPI AMBISI

Ambisi adalah gairah yang menggebu-gebu untuk meraih sesuatu. Dan, sesuatu itu adalah kekuatan. Sesuatu itu adalah kekuasaan. Ambisi bisa jadi api pendorong lajunya langkah anda. Ambisi muncul sebagai konsekuensi wajar dari adanya tongkat kekuasaan, celah kesempatan, serta energi keyakinan akan kemampuan diri. Tentu saja setiap peniti karier berhak memompakan ambisinya.
Tanpa itu, betapa tak semaraknya perjalanan ini.
Maka, tak salah bila ada orang yang berkata bahwa untuk maju anda harus punya ambisi.

Hal itu benar adanya, namun tak selalu benar. Semestinya tidaklah terlalu mengejutkan bila banyak juga orang berhasil justru dengan melepaskan kepalan ambisinya. Ambisi mudah sekali dipadamkan oleh kenyataan sederhana; bahwa tubuh anda takkan mampu mengalahkan waktu. Oleh karena itu, sedini mungkin kita pupuk yang lain yang tak terkalahkan oleh masa dan tak terusangkan oleh jaman: yaitu cahya kebijaksanaan.

Monday, June 21, 2010

PEMIMPIN ITU BEKERJA BERSAMA-SAMA

Bila seseorang mengetuk pintu rumah, lalu mengajak anda ke ladang, mengajari anda cara mencangkul penuh semangat, bersama-sama menebarkan benih biji-bijian dan kasih sayang, menyenandungkan lagu pengundang angin dan hujan, dan beberapa bulan kemudian sama-sama mengetam, berbagi hasil tuaian, menanaknya untuk warga sedusun; maka siapa pun nama orang itu, anda akan mengangkatnya sebagai pemimpin sejati anda; pemimpin yang anda cintai dan tangisi kepergiannya.

Namun, bila orang itu memasuki rumah dan memaksa anda turun ke sawah,memerintahkan anda membajak dan menanam segala macam, hingga pada akhir waktunya, hanya menunggu persembahan hasil panen baginya; maka siapa pun nama orang itu, anda akan mengangkatnya sebagai pemimpin yang hanya bisa anda kutuki dan syukuri kepergiannya. Kebanyakan orang memang tak berdaya.
Untuk itulah mengapa seorang pemimpin sejati senantiasa dirindukan jaman.

Monday, June 14, 2010

APA YANG TERCIUM DARI PERKATAAN ANDA

Jika anda memiliki hati yang tulus, penuh penghargaan, serta gembira atas kebaikan yang dicapai oleh orang lain, maka tak ada yang akan anda berikan pada mereka selain pujian dan jabat tangan selamat yang meninggikan kepercayaan.
Tak ada pula rintangan bagi anda untuk turut larut merayakan keberhasilan mereka.

Namun, jika anda menyimpan hati yang culas, penuh kecurigaan serta iri dengki atas kemajuan yang diperoleh oleh orang lain - meski itu teman karib anda sendiri - maka tak ada yang akan anda lontarkan selain celaan dan ucapan cemooh yang merendahkan.
Tak ada hambatan bagi anda untuk membuang muka menyangsikan keberhasilan mereka.

Memang, hati yang busuk, meski dibungkus sutra terbaik pun, pada ujungnya akan mengeluarkan bau tak sedap.
Entah itu dalam ucapan, atau tindakan.
Sedangkan hati yang jernih, tak perlu disembunyikan.
Ia akan memancarkan kecantikannya, baik dalam perkataan dan perilaku.

APA YANG TERCIUM DARI PERKATAAN ANDA

Jika anda memiliki hati yang tulus, penuh penghargaan, serta gembira atas kebaikan yang dicapai oleh orang lain, maka tak ada yang akan anda berikan pada mereka selain pujian dan jabat tangan selamat yang meninggikan kepercayaan.
Tak ada pula rintangan bagi anda untuk turut larut merayakan keberhasilan mereka.

Namun, jika anda menyimpan hati yang culas, penuh kecurigaan serta iri dengki atas kemajuan yang diperoleh oleh orang lain - meski itu teman karib anda sendiri - maka tak ada yang akan anda lontarkan selain celaan dan ucapan cemooh yang merendahkan.
Tak ada hambatan bagi anda untuk membuang
muka menyangsikan keberhasilan mereka.

Memang, hati yang busuk, meski dibungkus sutra terbaik pun, pada ujungnya
akan mengeluarkan bau tak sedap. Entah itu dalam ucapan, atau tindakan.
Sedangkan hati yang jernih, tak perlu disembunyikan. Ia akan memancarkan
kecantikannya, baik dalam perkataan dan perilaku.

Wednesday, June 02, 2010

APAKAH PENGABDIAN ITU?

Pengabdian adalah senyum lebar seorang guru sekolah di dusun terpencil nun jauh di pedalaman; yang baginya cahya mata anak didiknya jauh lebih berharga ketimbang kilau mutiara; yang baginya tegur sapa muridnya jauh lebih merdu ketimbang gemerincing logam mulia.

Pengabdian adalah ketangkasan seorang nenek tua dalam meladeni kuli-kuli kasar yang membeli nasi bungkus murah dagangannya; yang baginya kekuatan buruh-buruh muda itu jauh lebih penting ketimbang sosok renta tubuhnya sendiri; yang baginya penghidupan keluarga pekerja-pekerja keras itu lebih patut didahulukan ketimbang tempat tidurnya sendiri.

Pengabdian adalah permadani lembut yang melindungi langkah-langkah kita dari keras dan tajamnya kerikil kehidupan.

Monday, May 24, 2010

BERDOA BUKAN SEKEDAR MEMINTA

Ada orang yang meminta-minta dalam doanya.
Namun, ada orang lain yang justru mencapai sesuatu melalui doanya.
Ada orang yang berdoa untuk dirinya sendiri.
Namun, ada yang berdoa untuk orang lain, dan mendapatkan keduanya.
Ada orang yang berdoa penuh harap dan cemas.
Namun, ada orang lain yang berdoa dan melepaskan semua harapannya.
Apa pun doa anda, bila anda tak menjadikannya sebagai telaga bening bagi ketenangan jiwa, anda takkan menemukan makna apa-apa di dalamnya, selain tengadah tangan hampa belaka.
Maka, seringkali doa terbaik adalah doa yang membuat anda mampu menerima kenyataan ini apa adanya, sepenuh ketulusan hati, serta menumbuhkan kekuatan untuk turut dalam kerja penyempurnaan kehidupan ini.

Jangan lupa bahwa berdoa adalah sebentuk introspeksi pada diri sendiri.
Doa anda mencerminkan tingkat kematangan anda dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, dan menyadari dorongan kreatif baik dari dalam maupun luar diri anda.

Monday, May 17, 2010

MEMBUKA PINTU KOMUNIKASI

Tahukah anda mengapa orang lain enggan berkomunikasi dengan anda?
Mengapa mereka segan menyampaikan kabar sesuatu pada anda?
Mengapa mereka sungkan membicarakan ini itu dengan anda?
Padahal anda adalah pimpinan mereka.
Padahal anda adalah atasan yang semestinya membutuhkan sekali kabar dari mereka, entah yang baik maupun yang buruk.

Salah satu sebab utamanya adalah karena mereka tak melihat anda sebagai sesosok manusia biasa.
Manusia biasa adalah manusia yang mampu mengakui kekeliruan, bisa menertawakan kekeliruan diri sendiri, serta mau memaafkan kekeliruan yang terjadi.
Orang-orang lebih mudah berhubungan dengan anda, bila mereka merasa anda juga manusia yang sama dengan mereka; manusia yang mau mendengar, berbicara, menyentuh, dan berkecimpung dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Bukalah pintu komunikasi dengan menjadi manusiawi.

Tuesday, May 11, 2010

ALAT KEPEMIMPINAN YANG TERCANTIK

Tak ada alat kepemimpinan yang lebih cantik daripada keteladanan. Kita tak selalu berada di tempat dan waktu yang tepat menurut keinginan kita.
Kita pun tak selalu bekerja dengan orang-orang yang kita harapkan.
Namun, percayalah, keteladanan tak mengenal pergantian musim.
Keteladanan adalah apa yang dicari oleh setiap pengikut dari pemimpinnya.
Bila mereka tak menemukan peran panutan dalam diri anda, mereka akan berpaling pada orang lain. Maka meski anda mengenakan jubah kebesaran, tongkat komando kepemimpinan itu telah berpindah tangan.

Memang tak ada jaminan semua orang akan meneladani anda. Namun jaminan terbaiknya adalah bahwa anda menemukan apa yang anda cari dalam diri anda.
Anda menjadi pemimpin pertama bagi diri anda sendiri. Dan, tidaklah kita bisa memimpin orang lain sebelum memimpin diri sendiri.

Tuesday, May 04, 2010

WUJUDKAN SINERGI, BUKAN SEKEDAR KOMPROMI

Anda boleh menuntut segala sesuatu pada pemimpin anda. Anda boleh meminta kemakmuran, kesejahteraan, kehidupan yang layak, atau apa pun yang mungkin mustahil turun dari langit begitu saja.
Namun, bila tak semua keinginan anda terwujud, anda tak punya hak sama sekali memasang duri di jalan dengan harapan pemimpin anda jatuh terjerembab, lalu meminta orang-orang mengangkat diri anda sebagai pemimpin baru.
Siapa pun yang memiliki pandangan nurani akan mencium anyir kepicikan dalam gelagat anda.

Apalah artinya sebuah kompromi; yang hanya saling memberi sedikit demi sesuatu yang tak kalah sedikitnya. Bukankah jauh lebih cantik bila kita sama-sama memberi banyak demi hasil panen yang jauh lebih banyak bagi sebanyak-banyaknya keluarga kita. Inilah sinergi. Dan, dalam sinergi tidak dikenal kelicikan, iri dengki, bahkan dengus kegeraman pun tak terdengar.

Wednesday, April 28, 2010

SEKALI-KALI JANGAN PERMALUKAN ORANG LAIN

Orang mungkin bisa melupakan kemarahan anda. Orang juga bisa memaklumi kealpaan anda. Namun, orang akan mengingat betul apa yang mempermalukan mereka. Orang takkan melupakan apa yang pernah merendahkan kehormatannya. Bolehlah anda mengecam atau tidak setuju dengan tindakan seseorang, namun anda takkan pernah punya hak untuk mempermalukan mereka di hadapan orang lain. Rasa malu adalah saudara kehormatan. Bila yang satu luruh, leburlah yang lain. Dan yang tersisa hanyalah benih dendam yang berkepanjangan.

Jangan permalukan orang lain. Rasa malu adalah satu-satunya yang tertinggal dalam diri manusia, ketika semua pegangan lainnya dilepaskan. Bila yang satu ini terhanyut jua, tak ada lagi tiang yang cukup kokoh yang menolongnya dari keterpurukan harga diri.

Monday, April 19, 2010

BIARKAN UANG DATANG DIAM-DIAM

Uang, jabatan, dan nama baik bukanlah tujuan, melainkan konsekuensi dari sikap dan perilaku kita.
Bila uang adalah tujuan, jangan salahkan bila ada orang yang memperpanjang akalnya demi mendapat beberapa keping tambahan.
Bila jabatan adalah tujuan, tak usah heran bila ada orang yang melicinkan lidahnya demi meraih beberapa bintang di dada.
Bila nama baik adalah tujuan, tidak perlu terkejut bila ada orang yang memperbagus pakaiannya demi menuai beberapa pujian.

Namun tahukah anda, masih ada orang yang lebih suka memperindah sikap dan perilakunya, ketimbang menumpuk uang, bintang dan sanjungan. Semua itu tak lebih dari imbalan pemanis saja. Bila kita sungguh-sungguh pada sikap dan perilaku kita sehari-hari, maka jangan heran bila justru uang, bintang dan sanjunganlah yang mendatangi kita secara diam-diam. Dan itu jauh lebih baik ketimbang mengusik ketentraman dan ketenangan hati bukan?

Monday, April 12, 2010

MENGHADIAHI NAMUN MENGHUKUM

Karena menginginkan hasil yang lebih baik, banyak atasan mengiming-imingi imbalan tambahan pada bawahannya. Mereka menyebutnya sebagai sebuah bentuk penghargaan prestasi. Namun, sayangnya ternyata banyak orang yang tanpa sadar, bukannya memberikan hadiah, melainkan menghukum secara halus.
Mereka menghitung besarnya imbalan berdasarkan kecilnya kesalahan yang dilakukan oleh bawahan. Mereka mengumpulkan data-data mengenai produk yang cacat, jumlah hari keterlambatan, atau banyaknya keluhan dari pelanggan.
Apalah artinya semua ini?

Bila kita hendak menghukum, maka hukumlah kesalahan.
Sebaliknya, bila kita hendak memberikan penghargaan, maka hargailah kinerja. Prinsipnya sederhana saja, bila hanya delapan soal yang terjawab dengan benar dari sepuluh soal yang ada, maka nilai yang tepat adalah delapan.

Sunday, April 04, 2010

HANYA SEDIKIT KESENANGAN DALAM KEMUDAHAN

Kita mau berjuang untuk mengerjakan sesuatu bukan karena mudah, namun karena sulit. Dalam banyak kemudahan terdapat sedikit daya tarik. Dalam tiada daya tarik, siapa pun takkan menemukan kesenangan. Kesulitanlah yang selalu menarik minat, gairah dan menumbuhkan daya cipta. Maka, hanya orang-orang yang berani dan berjiwa besarlah yang mampu mengatasi kesulitan. Mereka yang lemah lebih suka mengerjakan soal-soal mudah.

Ajaklah orang-orang untuk mendaki jurang terjal, mengarungi sungai deras, dan mendaki puncak gunung tinggi. Katakan bahwa bagi mereka cuma tersedia batu keras nan dingin sebagai tempat merebahkan badan, atau air embun dan rumput kering sebagai penawar lapar dan dahaga. Maka, anda hanya akan mendapati satu-dua wajah gagah berani, dengan tatapan kekar, serta tekad baja untuk menaklukkan semua itu. Memang hanya sedikit sekali orang yang bernyali menghadapi kesulitan dan tantangan besar. Namun, percayalah, dari yang sedikit itu anda akan dapati sesuatu yang luar biasa banyak. Karena itulah, kita sebut mereka pahlawan.

Sunday, March 28, 2010

ADAKAH GADING YANG TAK RETAK?

Pernahkah anda mendengar teori "nihil cacat"?
Sebuah pemikiran agar kita berusaha mencapai kondisi tiada cacat, baik dalam hasil maupun proses kerja. Percayakah bahwa anda mampu mencapai hasil yang tak bercacat? Atau, percayakah anda bahwa ada sesuatu di bawah langit ini yang benar-benar suci
dari cacat?

Ayolah! Jangan terlalu naif.
Pepatah mengatakan bahwa tiada gading yang tak retak.
Itu berarti selalu saja ada cacat; selalu saja ada kekurangan; bahkan pada apa dikagumi sekali pun. Maka, bagaimana mungkin kita mempercayai teori "nihil cacat"? Bila anda cukup realistis, maka sebenarnya yang dituntut bukanlah hasil dan kerja yang tak bercacat, melainkan sebuah sikap untuk terus-menerus mengupayakan perbaikan.
Kita takkan pernah sampai pada kesempurnaan, namun kita bisa berjalan menuju kesempurnaan. Itulah sikap "nihil cacat" yang kita percayai.

Thursday, March 18, 2010

Bekerjalah Secara Wajar

Bila anda lelah, berhentilah sejenak. Bila anda mengantuk, tidurlah sekejap.
Bila anda sakit, istirahatlah secukupnya.
Keberhasilan tidak sekedar dicapai dengan bekerja keras, membanting tulang sekuat tenaga, serta memeras keringat sekering-keringnya.
Keberhasilan adalah hasil dari kerja yang wajar dan manusiawi. Orang yang berhasil tidak pernah bermalas-malasan, namun mereka tahu bagaimana mengemudikan tubuh dan pikirannya dengan baik. Mereka tahu kapan harus memindahkan gigi roda, menginjak rem, dan mengganti onderdilnya yang usang. Dan, itu sama sekali bukan kemalasan, justru itulah kemewahan.

Sekali lagi, bekerjalah secara wajar. Dengan bekerja keras anda memang dapat meraih keberhasilan yang luar biasa. Namun dengan bekerja secara manusiawi anda justru menikmati apa arti keberhasilan itu.

Bekerjalah Secara Wajar

Bila anda lelah, berhentilah sejenak. Bila anda mengantuk, tidurlah sekejap.
Bila anda sakit, istirahatlah secukupnya.
Keberhasilan tidak sekedar dicapai dengan bekerja keras, membanting tulang sekuat tenaga, serta memeras keringat sekering-keringnya.
Keberhasilan adalah hasil dari kerja yang wajar dan manusiawi. Orang yang berhasil tidak pernah bermalas-malasan, namun mereka tahu bagaimana mengemudikan tubuh dan pikirannya dengan baik. Mereka tahu kapan harus memindahkan gigi roda, menginjak rem, dan mengganti onderdilnya yang usang. Dan, itu sama sekali bukan kemalasan, justru itulah kemewahan.

Sekali lagi, bekerjalah secara wajar. Dengan bekerja keras anda memang dapat meraih keberhasilan yang luar biasa. Namun dengan bekerja secara manusiawi anda justru menikmati apa arti keberhasilan itu.

Tuesday, March 09, 2010

JIKA HIDUP INI ADALAH SEBIDANG TEMBOK

Jika anda anggap hidup ini bagai sebidang tembok, agar kokoh bangunlah dengan batu-batu besar nan kuat. Batu-batu besar itu adalah sesuatu yang berat dipikul, keras di jinjing; sesuatu yang kita perjuangkan atas nama cinta; yang senantiasa kita perjuangkan; sesuatu yang padanya kita rela berkorban, berjerih-jerih, bahkan menukarnya dengan segenap jiwa dan raga.
Sesuatu itu bisa berupa keluarga, persahabatan, pekerjaan, atau apa pun yang begitu berharga sehingga kita harus membangunnya kuat-kuat; serta memolesnya indah-indah.

Namun demikian, agar bebatuan besar itu saling rekat-merekat kuat, ia harus ditautkan dengan pasir-pasir kecil. Pasir-pasir lembut yang melindungi telapak kaki kita dari perihnya peristiwa. Pasir-pasir itu adalah kegembiraan dalam syukur, senyuman di balik peluh, serta kehangatan hubungan antar sesama. Jika demikian, maka kita akan dapati sebuah tembok yang menjadi monumen simbol kehadiran kita di dunia ini. Dan, itu tentu jauh lebih baik ketimbang hanya sekedar meninggalkan sepasang nisan di batas kubur.

Tuesday, March 02, 2010

MEMANDANG RESIKO

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata "resiko"? Sesuatu yang menakutkan? Bahaya yang mengancam? Sandungan bagi keberhasilan? Kemungkinan rugi? Atau, apa?

Tak salah bila kita menganggap resiko selalu berwajah seram.
Tanpa sadar, sudah terlalu lama, kita belajar untuk selalu menghindari resiko.
Padahal sesungguhnya tak seorang pun bisa mengelak dari kemungkinan untuk gagal. Namun, itu bukan berarti kita harus gagal. Kita hanya perlu memandang resiko dari sudut yang sama sekali berbeda. Bahwa segala sesuatu adalah resiko. Hanya karena kita bisa mengatasinyalah kita tak menganggapnya terlalu serius. Resiko menampakkan taringnya karena kita tak tahu bagaimana menghadapinya.
Karena itu, salah satu kunci terutama dalam berteman dengan resiko secara damai adalah membangun pengelolaan yang baik dan benar, serta menumbuhkan budaya kerja yang sehat, berkemampuan hidup tinggi, dan, sekali lagi, mengakui adanya kemungkinan untuk gagal. Resiko tak lebih dari cemeti yang mengajarkan kita untuk tetap realistis.

Monday, February 22, 2010

KITA PUNYA TUGAS YANG LEBIH BESAR

Bila sebuah ibu kota terguncang di dera kekalutan, jangan lantas menganggap seluruh negara telah luluh lantak. Ibu kota hanyalah setitik bulatan kecil di atas peta negara yang membentang besar ke seluruh penjuru. Masih ada bagian lain dari negara ini yang menampakkan wajah hangat dan ramah. Pantai dengan air bening yang menggarisi pulau dari laut; gunung dengan tiupan angin sejuk yang berdiri berpayung awan; sawah dengan liukan tentram nyanyian padi dan palawija yang menjanjikan penghidupan; adalah wajah-wajah kedamaian yang senantiasa menyerukan harapan. Jangan berpaling darinya.
Jadikan itu sebagai mata air penyegar jiwa yang mendorong langkah-langkah pembangunan negri.

Biarkan setitik bulatan hitam itu bergumul dengan bara apinya sendiri. Biarkan ia jadi ajang bermain anak-anak kecil yang hanya tahu merengek-rengek tiada arti. Kita masih punya kerja yang lebih besar dan lebih mulia. Mempertahankan kebeningan garis pantai, menjaga kesejukan tiupan angin gunung, serta menyiangi sawah ladang bagi anak cucu mendatang. Dan yang tak kalah penting: memiara agar ayam jantan tetap memekikkan kukuruyuk harapan esok hari.

Tuesday, February 16, 2010

KISAH TENTANG KEBENARAN DAN IBARAT

Yiddish Folktales

Suatu hari Kebenaran pergi berjalan-jalan dengan bertelanjang diri, selayaknya bayi yang baru dilahirkan. Namun apa yang terjadi? Orang yang melihatnya malah berbalik lari menghindari. Tak seorang pun mau mengajaknya mampir ke rumah mereka. Kebenaran merasa sedih dengan apa yang terjadi. Ia lalu menemui Ibarat. Ibarat senantiasa mengenakan pakaian yang indah penuh warna-warni. Ketika melihat Kebenaran, Ibarat berkata, "Katakan, apa yang membuatmu sedih sobat?"

Dengan getir, Kebenaran menjawab, "Saya sedih. Sangat sedih. Usiaku sudah sangat tua, namun tak seorang pun mau mengenaliku, bahkan menyapaku. Tak seorang pun mau menerimaku."

Mendengarkan hal ini, Ibarat membalas, "Orang-orang itu menghindarimu bukan karena kau tua. Bukankah aku juga tua sebagaimana engkau. Namun, semakin tua usiaku, semakin banyak orang yang menyukaiku. Mari, aku sampaikan satu rahasia: Setiap orang menyukai hal-hal yang sedikit samar-samar dan cantik.

Mari, aku pinjami kau pakaian indahku ini, maka akan kau lihat orang-orang yang menyingkirkanmu tadi akan mengajakmu ke rumah mereka, dan senang dengan kehadiranmu."

Lalu, Kebenaran mengikuti saran dari Ibarat. Ia mengenakan pakaian indah yang dipinjamnya dari Ibarat. Dan, sejak saat itu, Kebenaran dan Ibarat selalu berjalan bergandengan.

Pojok Renungan : Seringkali kebenaran yang disampaikan secara langsung terasa menyakitkan, menakutkan, dan tak dimengerti. Namun, kebenaran yang disampaikan di balik cerita dan kisah-kisah selalu mudah diterima tanpa harus merasa dinasehati.

(Yiddish Folktales, The Story of Truth & Parable, Pantheon Books, New York)

PEMIMPIN MENGEMBANGKAN PERSAHABATAN

Kita tahu, tak ada keberhasilan tanpa bantuan orang lain. Maka, tugas seorang pemimpin adalah mengembangkan persahabatan yang tulus dan mulia.
Karena, tak seorang pun mau memberikan lebih dari apa yang anda minta, selain seorang sahabat.

Namun demikian, alangkah buruknya bila pemimpin memanfaatkan persahabatan itu demi kepentingan sempitnya sendiri. Maka persahabatannya bukan lagi berdasarkan ketulusan dan kemulian, melainkan tipu daya dan kelicikan. Anda takkan bisa mempunyai sahabat tanpa menjadi sahabat bagi orang lain. Itu berarti anda harus menjalin kesetaraan dan sikap saling menghormati. Anda pun harus bersedia memberi lebih dari yang diminta mereka. Anda pun harus mau memikul beban mereka.

Tuesday, February 09, 2010

MAINKAN BOLA, BUKAN ORANGNYA

Ada banyak cara memenangkan pertandingan bola. Salah satu cara terpuji adalah dengan berlatih sepanjang minggu, mempelajari aturan pertandingan, dan tentu, bermain sebaik mungkin. Bila toh mereka kalah, mereka tetap layak bersorak karena kemenangan lain telah mereka raih, bahkan sebelum pertandingan itu usai: yaitu pengembangan diri. Memang benar, kemenangan seringkali bukan berarti jumlah goal yang lebih banyak dilesakkan ke gawang lawan. Kemajuan seringkali tidak berujud kesuksesan meraih kedudukan dan kekuasaan.

Sayangnya, tak semua pemain paham akan hal ini. Ada saja yang menganggap kemenangan adalah satu-satunya keberhasilan. Oleh karena itu, jangan heran bila mereka bukannya memainkan bola, namun mengecoh orang, mengutak-atik aturan pertandingan, bahkan menakut-nakuti seluruh stadium. Berapa pun kemenangan yang mereka cetak, mereka layak menunduk sedih, karena telah kalah, jauh sebelum peluit tanda pertandingan usai ditiupkan.

Sunday, January 31, 2010

GUNAKAN KACAMATA DIRI SENDIRI

Jangan hanya karena kekerasan yang dilakukan oleh segelintir warga kota itu diberitakan besar-besar, lalu anda mengecam kejam seluruh isi kota. Sebuah berita memang bisa membantu kita memahami sesuatu yang terlewatkan, namun juga menyesatkan kenyataan. Maka dari itu, tak perlu terburu mengambil kesimpulan dari apa yang disampaikan oleh orang lain. Fakta yang polos takkan pernah sederhana lagi bila digetoktularkan oleh berbagai kepentingan.
Kenyataan yang lugu jadi sangat kompleks dicampuraduk dalam pusingan keinginan. Realitas tak mungkin tertangkap dari balik kacamata pandangan orang lain.

Justru di saat informasi berlalu simpang siur dengan deras, kita belajar bersikap teguh, tak mudah terombang-ambingkan pada desir angin. Di masa seperti inilah kita belajar memahami apa itu keraguan, keyakinan, dan prinsip. Kinilah saat paling tepat untuk menggunakan tatapan sendiri dalam memandang apa yang terjadi. Bila itu tak cukup berhasil, barangkali sudah waktunya kita membersihkan debu prasangka yang mengotori pandangan.

Thursday, January 21, 2010

JANGAN TOLAK CINTA

Jangan campakkan cinta yang dikatakan. Jangan nistakan kasih yang diulurkan.
Namun, pahamilah itu sebagai aliran energi yang bila anda berkenan menyadarinya, bisa diwujudkan jadi kebaikan. Terkadang orang tak cukup mengerti bagaimana menyatakan cinta kasihnya, sehingga menimbulkan prasangka dan keinginan buruk. Dan, itu diperparah oleh penolakan mentah-mentah begitu saja.
Jangan rendahkan atau permalukan orang yang mengungkapkan cinta kasihnya pada anda. Namun, bersama-samalah mengupayakan kebaikan dan kemuliaan.

Jangan manfaatkan cinta yang diungkapkan. Jangan ambil keuntungan dari kasih yang diberikan. Jangan nodai energi kebaikan itu dengan kepicikan demi kesenangan sesaat. Balaslah cinta dan kasih sayang dengan cara-cara agung yang meninggikan derajat kemanusiaan kita; menjunjung kematangan bersikap dan pribadi; serta memuliakan hubungan hingga akhir masa nanti.

Wednesday, January 06, 2010

ANTARA POLITIK DAN KERJA

Banyak orang menyebut politik sebagai permainan kekuatan. Oleh karenanya,tak perlulah bersungguh-sungguh dalam mengupayakannya. Sebagaimana layaknya permainan, kemenangan politik tak lebih dari kembang gula manis yang harus ada demi kesenangan. Tak lama kemudian kembang gula itu larut, dan permainan baru pun di gelar.

Namun, bekerja bukanlah permainan. Kita harus menunaikannya dengan segenap daya. Dalam bekerja tak ada menang atau kalah. Kerja adalah alasan mengapa kita dianugerahi kekuatan yang tak luar biasa ini. Maka jangan campur adukkan kerja dengan permainan politik yang tak perlu. Bila anda lengah, anda terjebak untuk bersungguh-sungguh berpolitik, dan bermain-main dalam kerja anda. Bila ini terjadi, kekuatan anda tak lebih berharga dari sebutir kembang gula pembujuk rengekan anak kecil.

Monday, January 04, 2010

BAGIAN KRITIS DARI SISTEM

Betapa pun hebatnya sebuah sistem kita susun, selalu saja ada bagian kritis.
Meski itu tak harus berarti kelemahan, namun menafikannya sama saja dengan mengabaikan tujuan sistem itu sendiri. Bukankah kekuatan rantai terletak pada mata rantai terlemah? Semestinya kita mengasah kemampuan melihat dimana sebuah kerapuhan berada. Terutama sekali dengan menyingkirkan penghalang diri tersulit; berupa rasa puas diri yang mengabaikan kewaspadaan dan keengganan untuk melakukan perbaikan. Maka, sebelum mampu menemukan bagian-bagian kritis dari struktur yang terhampar di depan mata, adalah
bijak merefleksikan kerapuhan yang ada dalam diri sendiri. Karena, kritis atau tidak, mudah dipermainkan oleh riak-riak gelombang pikiran kita.

Kelemahan terbesar kita adalah ketidakmampuan melihat kelemahan diri sendiri. Bila pepatah mengatakan, kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak, maka sebenarnya persoalannya: mata kita tak mampu melihat hitam-hitamnya sendiri.