Pages

Sunday, February 13, 2011

PENJARA YANG KITA BANGUN

Seringkali kita membangun penjara dengan batu-batu besar nan kuat dan kokoh. Bahkan bila perlu kita bangun penjara di pedalaman hutan yang mengerikan, di tengah lautan berombak ganas, atau di sebuah sudut bulan yang tak tampak dari bumi. Penjara harus jadi dunia lain dari dunia ini yang tak boleh punya cerita apa-apa.

Sayangnya, sehebat-hebat penjara kita bangun, ia nyaris tak mampu mencegah orang terjungkal ke dalamnya. Mungkin selama ini kita hanya berpikir bagaimana kita punya penjara hebat yang tak memungkinkan pesakitan di dalamnya bisa lolos begitu saja. Begitu hebatnya, sehingga lubang jarum pun tak boleh menyelinap bebas. Padahal semestinya, penjara bukan hanya dibangun dari batu-batu hitam yang keras, melainkan juga tembok-tembok hukum yang selalu ditegakkan, tiang-tiang etika yang ditinggikan, serta pagar-pagar moral nurani yang dimuliakan.

Sunday, February 06, 2011

RASAILAH SENTUHAN BAJU ANDA

Apakah anda merasai angin yang bersemilir menggeraikan rambut di pelipis anda?
Apakah anda merasai dinginnya embun pagi menyapa wajah anda?
Apakah anda merasai kerikil mencubit-cubit kulit halus telapak kaki anda?
Apakah anda merasai?

Ayolah, jangan hanya berjalan menggunakan kepala yang penuh dengan pikiran tentang perhitungan-perhitungan. Pikiran yang penuh dengan harapan dan angan-angan.
Sesekali, berjalanlah dengan rasa. Sudah terlalu banyak orang berpakaian sutera di badan, namun mereka tak merasakan lembutnya sentuhan sutra itu di sekujur tubuh mereka.
Karena mereka lebih sibuk membajui pikiran mereka dengan kebanggaan dan kemewahan atas nama sutra itu.
Bagaimana tatapan bisa tampak cantik bila menyiratkan keinginan untuk dipuji? Bagaimana pula sutra itu melembutkan kulit, bila hati mengabaikannya?