Sudah beberapa minggu, ibu itu terbaring sakit. Badannya demam tak kunjung reda. Tubuhnya lemah tak bertenaga. Sanak saudara telah membawanya ke balai pengobatan, tetapi semua obat dan perawat seolah tak bisa menyembuhkanpenyakitnya. Dokter pun tak tahu harus bilang apa, selain memintanya untuk bersabar dan terus berobat. "Mungkin," demikian pikir orang-orang yang menjenguknya, "sudah dekat ajal sang ibu." Tapi ibu itu belumlah terlalurenta. Sebelum terbaring sakit ia masih sempat memanen ubi di pematang.
Ketika asa hampir terputus, anak bungsu yang telah lama meninggalkan desa datang. Ia tersungkur, memohon ampun pada sang ibu. Segera setelah tetes airmata sang bungsu menitik, ibu itu bangun, pandangannya berbinar, dan dengan lemah mengucap syukur, bungsunya telah kembali. Ah, tubuh yang sakit bisa disembuhkan oleh obat dan ramuan penuh mantera. Tapi hati yang terluka hanya bisa dibebaskan oleh jiwa yang tulus. Mungkin sedikit banyak, kita telah melukai hati seseorang. Dan, tak ada waktu yang lebih baik, selain saat ini,untuk memulihkannya. Kita hanya perlu sedikit ketulusan saja.
Mengantri dan matematika
7 years ago
No comments:
Post a Comment