Mari kita lihat sekeliling. Ternyata yang namanya rejeki itu berasal dari mana pun datangnya, selama manusia mau berusaha. Seorang ibu mengayuh sepeda keluar masuk gang menjajakan dagangan. Pada akhir hari ia mengantungi beberapa lembar penghasilan untuk penghidupannya esok hari. Seorang lelaki berpanas-panas bekerja sebagai kuli aspal. Kulitnya hitam legam. Itu pun jadi penghidupan bagi diri dan keluarganya. Bahkan, seorang pemuda mengamen di persimpangan jalan demi sekeping dua keping uang logam, toh tak menyempitkan jalan bagi sesuap dua suap nasinya hari itu. Apa pun yang kita usahakan, selama keringat menetes, selama upaya ditegakkan, maka tak ada keraguan bagi datangnya rejeki pada kita.
Sayang banyak dari kita yang suka memilah-milah orang lain berdasarkan banyak sedikitnya penghasilan yang diperoleh. Padahal bukan itu persoalannya. Bukan pada berapa hasil yang kita kumpulkan, melainkan pada bagaimana upaya kita memperolehnya. Jangan luputkan pandangan dari satu pelajaran: yaitu, betapa pemurahnya semesta ini bila kita mau berusaha, dan sama sekali tak malu berupaya.
Mengantri dan matematika
7 years ago
No comments:
Post a Comment