Pages

Tuesday, December 09, 2008

TANYAKAN PADA APA YANG ANDA SENTUH

Tinggalkan meja kerja anda sekarang juga. Pandanglah dari kejauhan. Apakah anda melihat sebuah ruang kerja yang rapi, teratur, nyaman dan tenang. Atau anda menemukan sebuah sudut berantakan, berhiaskan kesimpang-siuran dan kerumitan. Atau anda menjumpai sebuah meja yang penuh kesibukan, semangat dan gairah yang melimpah. Citra apakah yang tampak dari meja kerja anda?
Apakah citra itu pula yang sedang terpancar dari dalam diri anda?

Anda tercermin dari apa yang anda sentuh. Bila telapak tangan anda bak kayu cendana, apa pun yang anda genggam akan turut menebarkan wanginya. Bila jemari anda milik sang Midas, lumpur yang anda sentuh tak urung memancarkan gemilang kemilau emas. Tanyakan pada benda-benda yang anda sentuh - meja kerja, tumpukan kertas, pensil, serta semuanya - cahaya dan wewangian apa yang terpancarkan darinya?

Stopper: (Mengenang Ibu Kartini: Surat-surat sang Penyuluh)

Duh, karena itu aku inginkan, hendaknya di lapangan pendidikan itu pembentukan watak diperhatikan dengan tidak kurang baiknya akan dan terutama sekali pendidikan ketabahan. Dalam pendidikan ini harus dapat dikembangkan dalam diri kanak-kanak, terus, terus... (Surat kepada E.C. Abendanon, 15 Agustus 1902)

Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh. (Surat kepada Estelle Zeehandelaar, 15 Agustus 1902)

Orang-orang Belanda itu menertawakan dan mengejek kebodohan kami, tetapi kalau kami mencoba maju, kemudian mereka bersikap menantang kami. (Surat kepada Estelle Zeehandelaar, 12 Januari 1900)

No comments: