Pages

Tuesday, December 09, 2008

MENGELOLA WAKTU

Perhatikan jam tangan kita baik-baik, apakah sedang menunjukkan pukul 8 tepat? Coba bandingkan dengan jam tangan orang-orang di sekitar kita. Bila ada selisih satu atau dua menit, itu tak apa. Namun kita mudah sekali menemukan banyak orang memajukan jarum jamnya lima atau sepuluh menit lebih cepat dari yang semestinya. Itu dilakukan, alasan mereka, agar tidak terlambat ke tempat tugas. Dengan memajukan jarum jam lebih cepat, mereka terpacu untuk melakukan kegiatan lebih dini. Yang menarik, sebenarnya mereka sadar akan perbuatan itu. Ini terbukti bila ditanya, mereka akan mengakui kesengajaan itu dan tahu persis berapa menit mereka memajukan "waktu" mereka. Mereka sengaja "mengelola" waktu untuk "memanipulasi" diri mereka sendiri. Mereka mempunyai waktu mereka sendiri, sedangkan kita pun memiliki waktu kita sendiri. Meski kita semua tampaknya sedang berjalan di satu garis waktu besar yang sama, namun "jalan setapak" yang kita lalui amat berbeda-beda.

Pertanyaan #1--Sadarkah anda bahwa mengelola waktu bukan sekedar menghitung jam demi jam (secara kuantitatif), melainkan mengelola emosi-emosi (secara kualitatif)? Sadarkah anda juga bahwa anda memiliki "waktu eksklusif" anda sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain?

Kini mari perhatikan laju jarum jam kita masing-masing. Setiap jarum detik, menit dan jam, bergerak secara teratur. Demikian pula seluruh jarum jam yang ada di dunia, mereka berdetak seirama dan sejalan, seolah ada kesepakatan global untuk tidak saling mendahului ataupun tertinggal. Karena kesepakatan itulah kita bisa merencanakan penggunaan waktu dengan sesama. Kita bisa menyusun janji dengan orang lain tanpa harus saling berselisih mengenai perbedaan waktu. Namun, mari perhatikan saat kita menantikan sesuatu, waktu seolah berjalan lambat sekali. Semenit bagaikan sejam. Sebaliknya, saat kita sedang diburu-buru oleh batas waktu pekerjaan, waktu seolah berjalan cepat sekali. Sejam bagaikan semenit saja. Terasa ada dua macam "waktu" yang berbeda, yang pertama adalah waktu yang ditunjukkan dengan perjalanan
teratur jarum jam tangan kita (waktu fisik), dan yang kedua adalah waktu yang berjalan dalam pikiran kita sendiri (psikis).

Pertanyaan #2--Menurut anda mengapa ada "waktu" yang berjalan cepat dan lambat? "Waktu" apakah itu? Apakah anda juga sadar bahwa ada "waktu" yang berjalan secara teratur? "Waktu" apakah itu?

Kita semua mendapat bekal sejumlah waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Ini berlaku bagi siapa saja, tanpa terkecuali. Secara umum kita diajar untuk membagi waktu sebanyak 24 jam dalam sehari tersebut menjadi tiga bagian, yaitu; pertama, waktu kerja/aktif untuk bekerja dan melakukan berbagai kegiatan/kewajiban (biasanya dimulai pukul 8 pagi hingga 4 sore), kedua, waktu tidur/istirahat untuk tidur, beristirahat memulihkan kondisi tubuh yang digunakan selama waktu bekerja (biasanya (antara pukul sembilan malam hingga 5 pagi), dan waktu bebas/pribadi yang tersedia di sela-sela waktu tidur dan kerja. Waktu bebas/pribadi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga dan sosial. Pola ini, yang entah sejak kapan dikenal, tampak berusaha menyeimbangkan aktivitas fisik dan psikis. Namun, dalam kehidupan kerja modern, waktu menjadi tolok ukur baru bagi sebuah kemajuan. Semakin cepat semakin baik. Waktu dipandang sebagai sumber daya yang tak ternilai yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Muncullah tuntutan untuk mengelola waktu agar kita bisa bekerja seefektif dan seefisien mungkin. Diciptakanlah berbagai metode, alat, dan tehnologi untuk mengatur atau lebih tepatnya menghemat waktu kita. Bahkan, tiba-tiba seringkali kita merasa mengalami kekurangan waktu. Keseimbangan pola 3 x 8 jam fisik yang kita kenal sebelumnya lambat laun bergeser. Tanpa sadar, kegiatan kerja mendominasi hampir seluruh waktu yang tersedia. Kita mulai mengurangi waktu tidur, dan tidak ada banyak waktu lagi untuk bersosialisasi. Bersamaan
dengan itu pula keseimbangan waktu psikis juga mengalami pergeseran.

Pertanyaan #3--Bagaimana anda mengelola waktu anda? Seberapa seimbangkah anda mengola waktu anda?

Maka sebenarnya kunci pengelolaan waktu, baik fisik dan psikis kita, adalah keseimbangan antar keduanya. Dan keseimbangan itu tidak terletak pada bandul jam tangan kita, melainkan pada pikiran kita, sejauh mana kita mampu mengukur dan menimbang setiap detik penggunaan waktu kita dengan kegiatan-kegiatan yang multidimensi. Mengelola waktu berarti pula menjaga
keseimbangan aktivitas kita dengan nilai, prinsip, manfaat dan tujuan.

Pertanyaan #4--Menurut anda, apa artinya sebuah perencanaan waktu?

Kebanyakan dari kita menggunakan "time planner" untuk merencanakan penggunaan waktu. Kita menuliskan agenda kegiatan dalam sebuah tabel waktu linier, dari waktu sekarang menuju waktu-waktu selanjutnya. Kita pilah-pilah menjadi jam dan menit. Saat menulis, pikiran kita melompat jauh ke depan, dan seolah-olah telah melihat apa yang akan kita lakukan. Mungkin juga, saat menyusun agenda, kita menengok ke belakang untuk melihat apa yang telah dan
belum dilakukan. Begitu terus, pikiran kita melompat ke belakang lalu ke depan lagi. Teramat jarang sekali pikiran kita terhenti pada kegiatan "saat ini". Pada saat kita menulis, pikiran kita tidak sepenuhnya tertuju pada kegiatan menulis, melainkan pada rencana mendatang. Pertanyaannya adalah, sebenarnya waktu yang sedang kita alami ini adalah waktu apa? Waktu akan datang? Atau waktu lampau? Tentu jawabannya adalah waktu sekarang, waktu kini. Waktu akan datang belumlah datang. Sedangkan waktu lampau sudah tertinggal di belakang. Jadi sebenarnya, perencanaan waktu adalah sebuah pekerjaan imajiner, bahkan saat pikiran kita berpikir tentang waktu, seringkali waktu tersebut hanyalah sesuatu yang imajinatif belaka. Ini disebabkan betapa tidak mudahnya kita menyadari kehadiran "waktu sekarang".
Padahal kunci pemanfaatan waktu yang sebaik-baiknya adalah bila kita sadar bahwa yang tersedia hanyalah "waktu sekarang", bukan "waktu nanti" apalagi "waktu lampau". Kesadaran ini menuntun kita untuk melakukan sesuatu sebaik-baiknya sekarang, bukan nanti.

Pertanyaan #5--Sadarkah anda bahwa waktu yang ada hanyalah waktu "sekarang"?
Sadarkah anda bahwa waktu kemarin dan waktu esok sebenarnya hanya ada dalam kerja pikiran anda? Apakah anda menangkap waktu yang "ketiga" selain waktu fisik dan psikis?

Mengelola waktu bukan sekedar mengelola kegiatan, emosi, apalagi sekedar mencocokkan jam tangan anda. Mengelola waktu adalah mengelola kehidupan. Mengelola waktu menuntun kita untuk memilih mana yang terbaik bagi kehidupan ini. Sayangnya, tidak cukup mudah bagi kita bisa memahami apa sebenarnya "waktu" itu. Padahal, para bijak sering berkata, "hiduplah saat ini" karena yang tersedia memang hanya "saat" ini.

No comments: