Pages

Wednesday, December 10, 2008

KEPEMIMPINAN YANG UTAMA #1/2

Jenderal Colin Powell

PELAJARAN #1--Bertanggung jawab kadang-kadang berarti mengabaikan sebagian orang.

Kepemimpinan yang baik mencakup kesejahteraan kelompok. Namun, mungkin sebagian orang tidak menyukai tindakan dan keputusan anda. Ini bisa dimengerti, jika anda cukup dapat dihargai. Mencoba untuk mengambil hati semua orang adalah tanda kelemahan: anda menghindari keputusan yang sulit, anda menghindari orang-orang yang perlu dihadapi, dan anda menghindari pemberian kompensasi yang berbeda berdasarkan pelaksanaan kerja. Ironisnya,
dengan menunda pilihan yang sulit, dengan mencoba menghindari marahnya seseorang, dan dengan memperlakukan setiap orang sama baiknya tanpa menimbang konstribusi mereka, anda akan tahu bahwa anda hanya akan menimbulkan kemarahan dari mereka yang paling kreatif dan produktif dalam organisasi.

PELAJARAN #2--Saat prajurit berhenti membawa masalah mereka kepada anda adalah saat dimana anda berhenti memimpin mereka. Mungkin mereka kehilangan kepercayaan bahwa anda dapat membantu mereka, atau telah beranggapan bahwa anda tidak peduli. Keduanya adalah kegagalan kepemimpinan.

Jika ini adalah tes lakmus, maka kebanyakan top manager akan gagal. Pertama, mereka membangun banyak penghalang komunikasi. Bawahan merasa dirinya konyol untuk meminta bantuan ke atas. Kedua, mereka membangun budaya perusahaan yang memandang meminta bantuan sebagai pertanda kelemahan atau kegagalan.
Dengan demikian orang-orang menutupi kekurangan mereka. Perusahaan pun rugi karenanya. Pimpinan sejati akan membuat diri mereka dapat dihubungi dan siap setiap waktu. Mereka menunjukkan kepedulian pada usaha dan tantangan yang dihadapi para bawahannya, walaupun mereka meminta standar yang tinggi.
Mereka menciptakan suatu lingkungan di mana analisis masalah meniadakan tindakan mencari kambing hitam.

PELAJARAN #3--Jangan terpengaruh dengan para ahli dan para elite. Para ahli sering memiliki lebih banyak data daripada penilaian. Para elite bagaikan penderita hemofili yang akan mengalami pendarahan hingga mati segera setelah mereka bersentuhan dengan dunia nyata.

Perusahaan kecil dan pemula tidak memiliki waktu untuk para ahli yang khusus secara analitis. Mereka juga tidak memiliki dana untuk membayar para elite yang angkuh. Para pemimpin perusahaan itu adalah mereka yang ikut menjawab telepon, dan jika perlu mengendarai truknya untuk mengirim sendiri barang.
Setiap karyawan tampak benar-benar bekerja sesuai dengan gaji yang mereka terima, dan tentu saja memberikan kontribusi pada laba perusahaan. Karyawan yang tidak memberikan konstribusi apa-apa akan hanya tinggal sejarah. Tetapi pada saat perusahaan berkembang, mereka sering lupa pada hal-hal yang pernah membuat mereka jungkir balik menjalankan perusahaan seperti: keterlibatan kerja, kesepakatan, keakraban, pengenalan pasar, keberanian, resiko, kecepatan dan kesiagaan. Kebijakan dari menara gading sering berakibat tidak
menyenangkan bagi orang-orang lapangan yang berjuang dalam persaingan dan menghasilkan pendapatan. Pimpinan sejati selalu siaga dan siap tempur berhadapan dengan semua persoalan ini.

PELAJARAN #4--Jangan takut menantang para professional, meski di halaman belakang rumah mereka sendiri.

Belajarlah dari para professional. Jadikan mereka sebagai mentor atau mitra.
Tetapi ingat, mereka adalah manusia juga yang tingkat kepemimpinan dan kemampuannya bisa mentok. Kadang-kadang para professional merasa puas diri lalu malas. Kepemimpinan tidak lahir dari kepatuhan buta pada seseorang.
Barry Rand dari Xerox benar ketika mengingatkan orang-orangnya bahwa jika anda memiliki seorang "yes-man" di bawah anda, maka salah satu dari anda tidak diperlukan. Kepemimpinan yang baik memerlukan perubahan dari setiap orang.

PELAJARAN #5--Jangan mengabaikan detail. Jika pikiran setiap orang tumpul dan buntu, pemimpin harus lebih siaga.

Strategi berarti pelaksanaan. Semua idea besar dan visi di dunia ini tidak ada harganya jika tidak dapat diterapkan secara cepat dan effisien. Pimpinan yang baik mendelegasikan dan memperkuat orang-orang secara bebas, tetapi mereka memperhatikan detail setiap hari. Pimpinan yang buruk, termasuk mereka yang mengatakan dirinya "pemberi visi" yang progressif, berpikir bahwa mereka tidak memerlukan detail operasional. Sebaliknya, pimpinan yang baik memahami bahwa ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu: rutinitas yang kaku dalam melaksanakan detail akan menimbulkan keseragaman dan puas diri, yang seterusnya akan menyebabkan tumpulnya pikiran setiap orang.
Itulah mengapa, walaupun mereka memperhatikan detail, mereka terus-menerus mendorong orang-orang untuk menantang proses. Mereka secara implisit mengerti sikap dari pimpinan top seperti Harry Quadracchi dari Quad Graphic, Lars Kolind dari Oticon, dan almarhum Bill McGowan dari MCI, yang tanpa beban mengatakan bahwa tugas dari pimpinan bukanlah menjadi kepala pengorganisasi, tetapi menjadi kepala pengdisorganisasi.

PELAJARAN #6--Anda tidak mengetahui apa yang dapat anda raih sampai anda mencobanya.

Ada pepatah, "lebih mudah meminta maaf daripada meminta ijin". Itu benar.
Pimpinan yang baik tidak menunggu ijin resmi untuk mencoba sesuatu. Mereka bijak, tidak liar. Tetapi mereka juga menyadari kenyataan hidup di kebanyakan organisasi: jika anda meminta ijin dari beberapa orang, anda akan jumpai orang-orang yang merasa tugasnya adalah berkata "tidak." Intinya adalah: jangan meminta ijin. Manager menengah yang kurang effektif biasanya
berkata: "Jika saya tidak dijawab "Ya" secara tegas, saya tidak dapat melaksanakannya". Sedangkan manajer yang baik justru berkata, "Jika saya tidak dijawab secara tegas "Tidak", berarti saya dapat melakukannya." Ada perbedaan yang sangat besar antara kedua titik pandang tersebut.

PELAJARAN #7--Teruslah mencari apa yang ada di balik penampilan luar. Jangan takut melakukannya hanya karena anda mungkin tidak menyukai apa yang anda temukan.

"Jika sesuatu tidak rusak, jangan memperbaikinya" adalah slogan dari si-puas-diri, si-angkuh dan si-penakut. Itu adalah alasan untuk tidak bertindak, suatu panggilan untuk perlucutan senjata. Itu adalah suatu kecenderungan pemikiran yang menganggap (atau berharap) bahwa realita hari ini akan berlanjut esok hari dengan cara yang tenang, mendatar dan dapat
diduga sebelumnya. Dalam budaya seperti ini, anda tidak akan menjumpai seseorang yang secara pro-aktif mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah yang timbul. Ini suatu saran kecil, jangan menanam modal pada perusahaan tesebut.

PELAJARAN #8--Organisasi tidak benar-benar mencapai sesuatu. Demikian juga dengan rencana-rencana. Teori-teori manajemen tidak usah dipedulikan. Keberhasilan atau kegagalan usaha disebabkan oleh orang-orang yang dilibatkan. Hanya dengan menarik orang-orang yang terbaik, anda akan mendapatkan hasil yang besar.

Dalam perekonomian yang berdasarkan kecerdasan manusia, asset terbaik anda adalah orang-orang. Kita mendengar pernyataan ini begitu seringnya hingga menjadi terbiasa. Tetapi berapa banyak pimpinan yang benar-benar menjalankan hal tersebut? Seringkali, orang-orang dianggap sebagai bidak catur yang digerakkan oleh orang-orang besar. Ini menjelaskan mengapa begitu banyak top manager memenuhi kalender mereka dengan membuat kesepakatan dengan
orang-orang, merestrukturisasi, dan menerapkan mode manajemen terkini.
Berapa banyak di antara mereka yang menenggelamkan diri dalam pencapaian sasaran, menciptakan suatu lingkungan di mana orang terbaik, terpintar, dan paling kreatif tertarik, dipertahankan, dan yang terpenting, dibebaskan bertindak?

PELAJARAN #9--Struktur organisasi dan nama-nama jabatan hampir tidak berarti sama sekali.

Struktur organisasi adalah beku, gambar kuno di tempat kerja yang seharusnya dinamis seperti lingkungan di luar di sekeliling anda. Jika orang benar-benar mengikuti struktur organisasi, perusahaan-perusahaan akan tutup.
Pada perusahaan yang dijalankan dengan baik, gelar atau nama jabatan juga sangat tidak berarti. Paling banyak hanya menunjukkan tingkat otoritas, suatu status resmi yang memberikan kemampuan untuk memberi perintah dan menuntut ketaatan. Tetapi gelar memiliki arti kecil dalam lingkup kekuatan sebenarnya, yaitu kapasitas untuk mempengaruhi dan memberi inspirasi.
Pernahkah anda memperhatikan bahwa orang akan secara pribadi mengikuti individu tertentu yang justru di atas kertas (atau struktur organisasi) memiliki sedikit otoritas, tetapi memiliki minat, keahlian, dan kepedulian yang sungguh-sungguh bagi rekan kelompok dan produknya? Sebaliknya, bukan pemimpin pada manajemen dapat saja dihubungkan dengan kelebihan-kelebihan dan kenikmatan sehubungan dengan posisi yang tinggi, tetapi mereka memiliki
sedikit pengaruh terhadap yang lain, di luar dari kemampuan mereka untuk mendapatkan pemenuhan standard minimal.
--- bersambung---->>>

No comments: