Andaikan tak ada kertas, tinta, dan pena. Bagaimana kita bisa mengikrarkan sebuah kesepakatan dengan orang lain? Barangkali dengan saling berjabatan tangan, bersulang, atau tukar-menukar pipa. Cukuplah itu untuk menyatakan bahwa kita percaya satu sama lain dan tak ada niat untuk mencederai janji.
Namun, ketika kita menemukan kertas, tinta, dan pena, segala sesuatunya jadi tampak rumit. Semua kemungkinan seolah harus dinyatakan dalam huruf dan tulisan. Kepercayaan pun sedikit tergeserkan. Kekhawatiran mencuat melindungi kepentingan. Itu tak apa. Kita memang hidup di dunia yang tak selalu terduga. Tetapi, ada baiknya kita sadari, kepercayaan tak bisa dijamin dengan hanya berlembar-lembar kertas perjanjian. Kepercayaan berbenihkan kepercayaan, tumbuh dalam waktu, dan disemai dengan kebersamaan. Bila demikian adanya, maka jabat tangan akan lebih bermakna ketimbang seribukata-kata.
Mengantri dan matematika
7 years ago
No comments:
Post a Comment