Pages

Sunday, October 28, 2007

DISERANG EX-ATASAN

Tanya: Dear Friends. Saya bekerja sudah 5 tahun sebagai administrator tanpa berganti atasan. Awal tahun lalu saya dan atasan dipanggil Kepala Divisi, dan diberitahu bahwa kami berdua akan menduduki jabatan baru di salah satu anak perusahaan yang bergerak di bidang konsultansi. Dalam skema organisasi yang baru, saya dan atasan berada dalam posisi berbeda dengan jabatan masing-masing, tapi saya tetap diharapkan membantu atasan dalam penyelesaian tugas-tugasnya disela-sela kesibukan saya untuk jabatan baru tersebut. Akhir cerita setelah di anak perusahaan saya mendapat promosi untuk suatu jabatan lain dan berposisi di luar Jakarta. Hal ini menyebabkan saya agak lambat dalam jika ex-atasan saya minta bantuan.

Saat ini ex-atasan saya tiba-tiba sering menuding saya sombong, makan teman, kacang lupa kulitnya, lupa jasa-jasa beliau dan gila jabatan. Saya berusaha menerangkan kalau saya tidak berubah, keterlambatan saya dikarenakan saat ini saya memiliki tugas dan tanggung jawab berbeda dan harus menjadi prioritas sebelum saya membantu tugas beliau.

Sampai detik ini beliau belum pernah berubah sedikitpun. Dia masih menggap saya adalah bawahannya, hal ini pernah dilontarkan ke saya secara langsung dan saya jawab, secara struktural beliau adalah direktur dan saya hanya membantu tugas dia untuk hal-hal tertentu. Saya coba ingatkan dia kalau sekarang kita dalam tempat yang baru, dengan struktur dan kebijakan yang berbeda dengan pusat tempat dimana sebelumnya kami bertugas.

Terakhir, hari ini dia menyerang saya lagi dengan mengatakan saya berdukun untuk memperoleh karir saya. Ingin rasanya mengikuti hawa nafsu saya untuk melakukan serangan balik karena selama karir saya di bawah dia, tidak sekalipun saya memperoleh kompensasi yang layak atas kesetiaan dan kepatuhan saya, bahkan hingga saat-saat terakhir saya menjadi bawahannya, padahal tuntutan pekerjaan saya telah jauh melebihi standar job desc yang seharusnya untuk seorang administrator. Tapi, jika saya layani mampukah saya menyakiti hati ex-atasan yang saya tahu persis sangat perasa dan sensitif, saya yakin dia akan sakit hati dan kemudian sakit fisik jika saya melakukan serangan balik. Beliau seorang wanita berumur dan mudah sakit jika mengalami serangan stres.

Dear Rekan, demikian gosip saya. Saya berharap dapat masukan mengenai langkah apa yang harus saya lakukan. Terus terang saat ini dia sangat menggangu konsentrasi saya dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Saya sudah coba share dengan beberapa teman dan jawabannya adalah, ex-atasan saya merasa kehilangan orang yang mampu membackup dia dalam pelaksanaan tugas. Tapi apakah salah kalau saya memiliki nasib baik dan berpeluang untuk berkarir?(IW)

Jawab: Mas IW, selamat datang di babak baru dalam kehidupan karier anda. Kalau selama ini mungkin anda menikmati hubungan kerja yang harmonis dan baik-baik saja, nah sekaranglah waktunya untuk mengalami sesuatu yang berbeda. Itu namanya dinamika. Semakin anda duduk di tempat yang lebih tinggi, maka semakin kencang angin menerpa, dan semakin kesepian anda disana. Tapi jangan kuatir, di balik semua itu ada pelajaran besar yang sangat menempa mental anda sebagai pemimpin. Dan, ini adalah sesuatu yang harus anda lalui sebagai konsekuensi dari kedudukan yang anda raih sekarang ini.

Soal fitnah dan isu yang tidak benar, sebaiknya anda hadapi dengan tegar. Tak perlu bersusah payah membantah. Itu tidak perlu. Lambat laun orang akan tahu mana yang benar dan tidak. Lupakan saja pikiran negatif untuk melakukan"serangan balik". Itu hanya akan memperburuk keadaan. Juga tidak baik dilihat oleh rekan-rekan kerja anda, terutama atasan. Sadarilah, bahwa promosi jabatan yang anda terima sebenarnya merupakan buah dari suatu kebaikan yang anda tunjukkan selama ini. Jangan nodai kepercayaan perusahaan hanya karena persoalan dengan ex-atasan. Masih banyak jalan keluar untuk menangani hal ini.

Coba anda renungkan mengapa perusahaan tetap meminta anda membantu ex-atasan, meski anda sendiri telah ditempatkan di posisi yang berbeda? Bukankah perusahaan pasti menginginkan anda bisa bertanggung jawab penuh pada pekerjaan baru? Itu berarti perusahaan cukup tahu situasi ex-atasan anda. Perusahaan tahu bahwa ex-atasan anda sangat membutuhkan anda. Karena anda adalah orang yang paham benar akan pekerjaan yang harus ditangani dan pribadi atasan anda. Tugas anda kini adalah menunjukkan bahwa anda memang benar-benar memahami ex-atasan anda. Anda paham bahwa ex-atasan anda sangat perlu dibantu, namun di saat yang sama anda juga mempunyai tugas sendiri yang harus diselesaikan. Jalan keluarnya adalah anda harus mendidik seorang staff untuk menggantikan anda menyelesaikan tugas-tugas ex-atasan. Anda harus mentransplantasi ketrampilan anda pada orang lain. Tentu tidak salah jika anda memiliki karier yang baik, namun alangkah indahnya jika anda juga membantu ex-atasan memperoleh karier yang baik pula; yaitu dengan menyiapkan pengganti yang setara kemampuannya dengan anda.

Bicarakan hal ini pada manajemen. Minta waktu untuk mendidik seseorang menggantikan anda. Dengan demikian anda dapat dianggap cukup bertanggungjawab dalam meninggalkan posisi anda yang lama. Bila anda mampu melakukannya dengan baik, kami percaya hubungan anda dengan ex-atasan juga akan membaik. Kesuksesan anda juga berkat upaya ex-atasan khan? Jadi, sudah waktunya kini anda menunjukkan "balas budi" anda. Namun, tentu dengan "style". Mudah-mudahan ini cukup simple dan bisa diterima. Kalau ada yang kurang berkenan, mohon maaf. Selamat mendidik orang lain dan diri anda sendiri.

No comments: