Ketika anda berdiri di depan rakyat banyak. Berdiri dengan gagah, seolah dunia berada di pijakan. Menunjukkan telunjuk jauh ke depan. Menjanjikan padang rumput hijau tempat ternak berkembang. Mengiming-imingi cahya terang benderang. Kala itu, jangan, sekali lagi jangan, bayangkan anda jadi seorang maharaja dengan sekepal kekuasaan di tangan. Kala itu, jangan, sekali lagi jangan, bermimpi anda jadi kaisar bermahkotakan mutu manikam. Itu tak lebih dari angan-angan usang penyumpal lubang telinga kami.
Mungkin benar, bahwa anda berdiri penuh pesona di sana sebagai pemimpin agung, penunjuk jalan sejarah, atau bahkan maha raja di raja. Namun, semestinya anda juga sadar, sekali lagi sadar sepenuh hati, bahwa anda seharusnya siap menjadi seorang martir bagi rakyat, negara, dan seluruh dunia ini. Karena kami mengikuti anda bukan cuma meminta sedikit keringat anda, atau setetes air mata anda, melainkan sekujur darah anda, dan selembar nyawa anda yang tipis itu. Pengorbanan anda seutuhnya. Itulah mengapa pemimpin disebut pemimpin.
Mengantri dan matematika
7 years ago
No comments:
Post a Comment