Mereka yang ceroboh menganggap kekuasaan adalah hak bagi setiap orang.
Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba mendapatkan dan mendekapnya erat-erat.
Bila perlu menumbuhkannya jadi sebuah pohon besar yang dipenuhi mitos dan cerita seram penuh kegentaran.
Maka tak usah heran, ketika sekelompok orang ceroboh bertemu, tak lain yang mereka ributkan hanyalah membagi ini dan itu.
Semata-mata demi sejumput tanah tempat tumbuh semak belukar.
Kekuasaan akan jadi mahkota duri yang akan melukai pelipisnya sendiri.
Sedangkan bagi mereka yang bijak, kekuasaan adalah kata lain dari wajah tanggung jawab.
Tak ada tempat lain untuk meletakkannya selain di pundak.
Bukan di genggaman. Bukan pula di kepalan.
Ia harus dimintai keterangan: untuk apa dan bagaimana ia diperankan.
Karenanya, kekuasaan tunduk pada kepada siapa yang memberikan, bukan kepada siapa ia diberikan.
Mereka yang bijak memikul kekuasaan dengan takjim.
Sekali lancung, tak ada yang perlu lagi dipercayakan.
Mengantri dan matematika
7 years ago
No comments:
Post a Comment