Pages

Tuesday, March 31, 2009

MENCURI JIWA YANG TAK BERDOSA

Seorang raja mengunjungi penjara kerajaan. Ia lalu menanyai setiap tahanan mengapa mereka sampai dijebloskan ke sana. Satu demi satu para tahanan itu bersikeras bahwa mereka tidak bersalah, mereka dijebak, atau pengadilan telah melakukan sesuatu yang sama sekali tak adil.

Kemudian raja tiba pada tahanan terakhir, "Dan kau, apakah kau juga menganggap dirimu tak berdosa?"

"Tidak, Yang Mulia," jawab tahanan itu. "Aku memang seorang pencuri. Aku telah diadili dan dihukum secara adil. Dan, aku menerimanya."

"Kau mengaku kau pencuri?" tanya raja dengan penuh kaget.

"Ya, Yang Mulia."

"Lempar pencuri ini keluar dari sini!" perintah raja.

Pencuri itu lalu dikeluarkan dari penjara. Tentu saja para tahanan lain menjadi geger. Mereka memprotes keputusan raja, "Yang Mulia, bagaimana anda bisa melakukan hal itu? Mengapa kau membebaskan seorang penjahat yang mengakui kejahatannya, sedangkan kami..."

"Ah, aku hanya takut saja," kata raja tersenyum. "Bahwa pencuri tengik itu akan mencuri semua jiwamu yang tak berdosa itu."

Smiley...! Penerimaan akan sebuah keadilan, meski itu merupakan hukuman, adalah sebuah bentuk dari pembebasan yang lain bagi jiwa.

(Leo Rosten, The Joys of Yiddish)

No comments: