Kekeliruan yang sering tak kita sadari adalah, kita ingin membuang rasa benci, namun kita tetap mengingat-ingat kepada siapa kita membenci.
Sebenarnya rasa benci tak memiliki daya, sampai kita menemukan obyek untuk dibenci. Sebagaimana api di udara, takkan membakar sampai ia menemukan kayu untuk dihanguskan. Bisakah kita memisahkan tiga hal:
- diri kita,
- rasa benci yang sedang melanda,
- dan orang lain yang menjadi sasaran kebencian?
Bisakah kita membiarkan rasa benci itu seperti api di udara yang sekejap lenyap?
Bisakah kita tak menjadikan orang lain sebagai kayu bakar untuk dihanguskan oleh api kebencian? Bila ya, maka setapak kita melangkah menuju ruang batin yang jauh lebih tenang, yang tak tersentuh oleh api kebencian.
Kebencian memang bukan untuk dilawan, ia hanya perlu dipahami.
No comments:
Post a Comment