Pages

Monday, December 30, 2013

MEREDAM KEBENCIAN PADA ORANG LAIN

Kunci membuka ruang hati yang damai dimulai dengan meredam kebencian pada orang lain; bukan meredam kebencian itu sendiri.
Kekeliruan yang sering tak kita sadari adalah, kita ingin membuang rasa benci, namun kita tetap mengingat-ingat kepada siapa kita membenci.

Sebenarnya rasa benci tak memiliki daya, sampai kita menemukan obyek untuk dibenci. Sebagaimana api di udara, takkan membakar sampai ia menemukan kayu untuk dihanguskan. Bisakah kita memisahkan tiga hal:

  • diri kita, 
  • rasa benci yang sedang melanda, 
  • dan orang lain yang menjadi sasaran kebencian? 


Bisakah kita membiarkan rasa benci itu seperti api di udara yang sekejap lenyap?
Bisakah kita tak menjadikan orang lain sebagai kayu bakar untuk dihanguskan oleh api kebencian? Bila ya, maka setapak kita melangkah menuju ruang batin yang jauh lebih tenang, yang tak tersentuh oleh api kebencian.
Kebencian memang bukan untuk dilawan, ia hanya perlu dipahami.

Wednesday, May 29, 2013

DI ATAS RASA AMAN DAN KEBEBASAN

Seorang pegawai berkata, hidupnya tenang karena memiliki pekerjaan tetap setiap bulan.
Ia tak perlu khawatir bagaimana mencari nafkah bagi diri dan keluarganya.

Ia merasa bisa menatap masa depan dengan pandangan yang lebih cerah.
Namun, seorang wirausaha berkata, hidupnya merdeka karena bebas mengusahakan apa yang ia inginkan. Ia tak perlu selalu terkekang pada berbagai macam aturan.
Ia merasa bisa mengemudikan masa depan diri dan keluarganya.

Kualitas kehidupan apa yang hendak kita pilih?
Bukankah tak perlu ada pertentangan antara kebebasan dan rasa aman.
Karena di atas semua itu, seharusnya kita mampu berdiri tegak dengan sebuah tanggung jawab penuh.
Tanggung jawab bahwa kita bertanggung jawab atas hidup kita ini. Tidak ada orang lain yang bertanggung jawab atas kehidupan kita, selain diri kita sendiri.
Rasa tanggung jawab inilah yang memberikan kebebasan.
Rasa tanggung jawab ini pulalah yang menumbuhkan ketentraman.

Tuesday, January 22, 2013

PERTANYAAN YANG TAK PERLU DIJAWAB

Jika seseorang bertanya pada anda,
"Hal apa yang paling berharga yang telah anda dapatkan dalam hidup ini?" 

Maka, jawaban apa yang anda berikan?

Apakah anda menunjukkan berapa banyak uang, tabungan dan kekayaan yang telah anda peroleh?
Padahal siapa pun tahu, seringkali uang bukanlah hal yang paling berharga dalam hidup ini.
Apakah anda membanggakan pangkat dan jabatan?
Padahal pangkat yg paling tinggi adalah Alm (Almarhum) dan jabatan yg pasti akan berakhir digantikan orang lain.
Apakah anda membanggakan kesehatan dan kekuatan diri anda?
Padahal siapa pun tahu, pada waktunya tubuh akan menua dan renta.
Atau apakah anda membuktikan kepandaian dan kepiawaian anda? 
Padahal siapa pun tahu, setinggi-tinggi langit selalu ada langit di atasnya.

Hal yang paling berharga dalam hidup ini sesungguhnya adalah kebahagiaan batin kita.
Manusia siap menukar apa pun demi kebahagiaan hidupnya.
Sayang, tak seorang pun mampu mengukur seberapa berharga kebahagiaan yang telah kita temukan dalam hidup ini.
Kebahagiaan memang bukan untuk diukur, atau bahkan dipertanyakan. 
Maka mungkin, jawaban terbaik atas pertanyaan itu adalah senyuman tanpa kata, namun penuh makna.