Seorang pujangga bijak pernah bertanya, bagaimana seorang pincang bisa menari? Dijawabnya sendiri, menarilah dengan hati. Ia lalu bertanya lagi, bagaimana seorang bisu bisa bernyanyi? Lagi-lagi ia jawab sendiri, bernyanyilah dengan hati. Biarkan angin menerbangkan hatimu ke angkasa; mengundang Sang Raja turun dari kursi tahtanya, dan menari bersama-sama dalam cahaya.
Pujangga lain berujar, hati nurani adalah sebuah republik; sebuah republik yang sederhana. Dimana tak ada tapal batas satu sama lain. Sehingga kita bisa bebas berjalan-jalan di banyak negara sekaligus. Hati nurani adalah sebuah republik; sebuah republik yang bersahaja. Dimana tak ada penterjemah, tak ada taksi, tak ada porter. Kita harus mengangkat beban kita sendiri. Tak ada keistimewaan kita di banding yang lain. Dalam republik hati nurani, kita berbahasakan cinta dan kasih sayang.
Mengantri dan matematika
7 years ago
No comments:
Post a Comment