Pages

Monday, March 03, 2008

JARAK ANTARA KEPUTUSASAAN DAN KEBERHASILAN

Seorang penjual roti menjelajahi blok-blok perumahan baru. Semula hatinya cukup optimis untuk mendapatkan pelanggan di situ. Setiap hari, sejak subuh sampai matahari setinggi tatapan, ia berkeliling sambil berteriak dan membunyikan klakson motornya. Sudah tujuh hari ia berputar-putar, namun tak seorang pun mau membeli. Bahkan membuka pintu pun tidak. Penjual roti itu agak kecut. "Mungkin penghuni perumahan ini tak membutuhkan roti untuk
sarapan," begitu pikirnya. Lalu ia memutuskan untuk berpindah ke lain tempat.

Keesokan hari, penjual roti yang lain memasuki perumahan itu. Baru ia membunyikan satu dua klaksonnya, beberapa ibu keluar, memanggil dan membeli roti untuk makan pagi. Ibu-ibu bercerita baru dua tiga hari ini mereka sadar bahwa sarapan roti ternyata bisa memudahkan pekerjaan pagi mereka. Kini mereka memutuskan untuk membeli roti. Ah, betapa tipisnya jarak antara keputusasaan dan keberhasilan. Seandainya kita cukup bersabar bahwa belajar adalah sebuah proses bersama waktu, kita akan memetik hasilnya di waktu yang tak kita duga-duga.

**************************************************************
Stopper:

Nilai sesungguhnya dari seorang manusia ditentukan oleh tujuan yang dikejarnya. (Marcus Aurelius)

Tujuan menentukan jadi apakah anda kelak. (Julius Erving)

Tak memiliki tujuan lebih menakutkan ketimbang tak mencapai tujuan (Unknown)

SAKSI KECELAKAAN

Seorang saksi atas sebuah kecelakaan mobil sedang dalam pemeriksaan di sebuah pengadilan. Kemudian terjadi dialog antara pengacara dan saksi tersebut.

Pengacara: "Apakah anda benar-benar melihat kecelakaan tersebut?"

Saksi: "Ya, tuan."

Pengacara: "Seberapa jauh jarak antara kau dan kecelakaan tersebut?"

Saksi: "Sepuluh meter, dua puluh lima sentimeter, dan enam milimeter."

Pengacara: "Aha...!"

Pengacara itu berpikir ia telah menjebak si saksi. Ia melanjutkan pertanyaan: "Baiklah, tolong katakan pada kami bagaimana kau bisa tahu secara tepat jarak antara kau dan kecelakaan saat itu?"

Dengan santai saksi itu menjawab: "Begitu kecelakaan itu terjadi, aku langsung mengeluarkan meteran dan mengukur jarakku dan kecelakaan itu. Aku tahu, beberapa pengacara bodoh dan konyol pasti akan mempertanyakan hal-hal seperti ini."

Smiley...! Banyak cara untuk menjebak seseorang. Banyak cara untuk berkelit.
Namun, tak banyak cara untuk mengakui sebuah kesalahan adalah kesalahan.
(26042002)
****************************************************************************
Stopper:

Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan mengerjakannya tiga hari kemudian. (Abdullah Ibnu Mubarak)

Kehormatan manusia adalah pengetahuannya. Orang-orang bijak adalah suluh yang menerangi jalan setapak kebenaran. Di dalam pengetahuan terletak kesempatan manusia untuk keabadian. Sementara manusia bisa mati, kebijakan hidup abadi. (Ali)

Raja mengatur orang. Orang bijak mengatur raja. (Abu al-Aswad)

TIPS MENGHADAPI KELUHAN ORANG LAIN

Mengeluh itu biasa dalam kehidupan sehari-hari. Mengeluh seringkali merupakan pertanda tersumbatnya energi positif untuk melakukan suatu tindakan. Orang yang mengeluh biasanya tidak tahu harus melakukan apa. Tapi ada juga orang yang suka mengeluh. Mengeluh menjadi sebuah kebiasaan. Ada saja yang mereka keluhkan, termasuk hal-hal kecil yang semestinya bisa
mereka atasi. Orang seperti ini sebenarnya telah menyumbat energi positif mereka dengan energi negatif, seperti kemalasan, kebosanan atau keengganan.

Terlepas dari semua itu, pada saatnya kita akan didatangi oleh seseorang dengan segudang keluhannya. Mungkin orang yang paling banyak kita dengar keluhannya adalah pasangan kita, anak, saudara atau orang tua kita, kemudian rekan kerja, bawahan, bahkan atasan dan tetangga. Bahkan, boleh jadi kita akan mendengar keluhan dari orang-orang baru tidak kita kenal, seperti,
dalam kendaraan, di pasar, atau dimana pun. Jangan berkecil hati, pahami saja, mengeluh itu jauh lebih mudah ketimbang melakukan tindakan. Hadapi saja pengeluh-pengeluh itu. Berikut ada beberapa tips yang mudah-mudahan berguna bagi anda saat menghadapi keluhan orang lain.

1--Mengapa tidak menjadi seorang yang lebih bijak?

Mendengar keluhan seringkali menyebalkan, karena kita sendiri mungkin mempunyai keluhan yang lebih banyak. Namun, jangan keburu mengacuhkan keluhan orang lain. Coba renungkan, mengapa seseorang mengeluh pada anda? Bukankah itu pertanda bahwa ia mempercayai anda. Tidakkah sebaiknya kita mencoba bersikap lebih bijak dengan memperhatikan keluhan tersebut.

2--Perhatikan dan dengarkan keluhan.

Pasti ada sesuatu yang patut anda perhatikan di balik puluhan keluhan yang mengalir dari ucapan seseorang. Dari ribuan keluhan, mungkin ada satu dua yang memang benar adanya. Memang lebih banyak keluhan yang bisa dilupakan begitu saja. Namun, dengan memperhatikan keluhan orang lain anda mengasah kepekaan terhadap perasaan orang lain.

3--Menghargai perasaan orang lain.

Hadapi keluhan orang lain dengan mencoba menghargai perasaan mereka. Tidak mudah memang memahami perasaan orang lain, namun jika anda cukup peka anda bisa menumbuhkan empati anda terhadap mereka.

4--Jangan berpura-pura memperhatikan.

Tapi jangan berpura-pura memperhatikan. Jika anda yakin bahwa keluhan mereka patut diperhatikan, berikan perhatian yang tulus. Dengarkan dengan seksama, balas tatapan mata mereka untuk menunjukkan bahwa anda sungguh-sungguh memperhatikan, berikan sedikit sentuhan untuk menyatakan ketulusan anda.

5--Tak harus memberikan nasihat.

Adakalanya seseorang mengeluh, dan tidak bermaksud mencari nasehat. Mereka hanya ingin didengarkan. Persiapkan diri anda untuk tidak memberikan nasehat. Anda takkan sungguh-sungguh tahu apa yang dialami dan bagaimana mengatasinya. Cukup tunjukkan bahwa anda mengerti akan keluhan mereka.

6--Lepaskan sumbat energi positifnya.

Namun jika anda tahu apa yang sesungguhnya sedang dihadapi oleh sang pengeluh, dan anda tahu bagaimana sebaiknya menghadapi, ada baiknya anda memberikan saran. Semua itu harus bertujuan untuk menyingkirkan energi negatif yang menyumbat energi positifnya. Namun, sesungguhnya jarang kita benar-benar memahami apa yang terjadi. Hanya berikan saran dan nasehat jika diminta.

7--Jika anda tak punya cukup waktu...

Anda tahu anda harus memperhatikan keluhan mereka, namun anda tak punya cukup waktu. Usahakan anda tetap menerima keluhan mereka, namun dengan sungguh-sungguh katakan bahwa anda tak punya waktu. Janjikan padanya waktu senggang dimana anda bisa menerima keluhan mereka.

8--Jika keluhan itu sudah menjadi pengganggu...

Jika si pengeluh ternyata hanya menghabiskan waktu anda, maka jangan ragu untuk mengatakan bahwa anda tak punya waktu untuk keluhan itu. Tunjukkan kepada siapa ia seharusnya mengadukan keluhannya. Ini perlu anda keluhkan, agar anda tidak perlu mengeluh setelah itu. (26042002)

KETIKA KITA TERSESAT DALAM BELANTARA KESIBUKAN

Jika seseorang tersesat di hutan lebat, dan tak tahu arah mana yang harus ditempuh, semestinya ia tidak terus berjalan, atau membabat semak sana-sini.
Yang seharusnya dilakukan adalah berhenti sejenak, menghitung dimanakah sesungguhnya posisi diri ini berada, menengadah ke langit mencari cahaya mentari atau rembulan, menunduk ke bumi mengukur bayang-bayang diri. Baru setelah itu menentukan kembali arah yang harus dituju, lalu berjalan penuh hati-hati, sembari terus mengukur bayang-bayang. Penjelajah yang sejati tahu kapan harus bergerak, berhenti dan beristirahat.

Jika anda tersesat dalam kesibukan yang anda sendiri tak tahu mengapa melakukan apa. Semestinya anda juga berhenti sejenak. Membuka peta diri anda, merujuk kembali pada tujuan besar hidup anda, lalu meniatkan hati untuk melangkah. Tujuan tak tercapai karena kita bergerak secepat-cepatnya. Tujuan tercapai karena kita tahu mana yang sedang dituju, serta bergerak penuh kesadaran dan kewaspadaan.

TENDA KAFILAH

Suatu ketika Khidr pergi ke istana raja dan langsung menuju singgasana.
Melihat perilaku yang aneh ini, tentu saja tidak seorang pun berani menegurnya.
Hanya sang raja, Ibrahim Ibn Adham, yang menanyainya, "Wahai lelaki yang tak dikenal, apa yang sedang kau cari?"

Orang asing itu menjawab, "Aku mencari tempat tidur di tenda kafilah ini."

Ibrahim Ibn Adham menjawab, "Ini bukan tenda kafilah, ini adalah istanaku."

"Siapa pemiliknya sebelum kamu?"

"Ayahku."

"Dan sebelum itu?"

"Kakekku."

"Tidakkah kau lihat, mereka telah datang dan pergi, tinggal dan pindah, maka mengapa kau sebut tempat ini selain tenda kafilah bagi kaum musafir?"

Pojok Renungan Editor: Kita semua hanya tinggal sementara di bumi ini.
Kelak kita akan pergi. Maka bukankah lebih tepat jika semua yang kita diami ini hanyalah tempat persinggahan?

(Disadur dari: Idries Shah, The Way of Sufi)

Stopper: KRITIK

Orang meminta anda untuk mengkritiknya, tetapi sesungguhnya yang ia inginkan adalah pujian. (Reginald Maudling)

Untuk setiap kritik yang anda lontarkan atas kinerja seseorang, pastikan anda memberinya empat penghargaan. (Bob Ottaviani)

Tukang kritik adalah seseorang yang tidak pernah sungguh-sungguh berangkat ke medan perang, tetapi paling belakang muncul untuk menembaki mereka yang luka-luka. (Tyne Daly)

SEPULUH KESALAHAN MANAGER DAN BAGAIMANA MENGHINDARINYA

Ketimbang bertele-tele, kita langsung ke pokok persoalannya saja.
Berikut ini adalah 10 kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh manajer, serta bagaimana kita bisa menghindarinya.

10--Tidak mempercayai karyawan.

Jika anda terus-menerus tidak mempercayai karyawan, anda hanya benar sebanyak 3% saja. Namun jika anda selalu mempercayai karyawan anda, sampai terbukti bahwa anda keliru, maka anda menghabiskan waktu anda sebanyak 97% untuk melakukan hal yang benar. Maka mengapa kita tidak melakukan hal yang benar saja? Mempercayai karyawan akan memberikan hasil yang luar biasa positif bagi organisasi anda.

9--Menghabiskan terlalu banyak waktu di kantor.

Dalam sebuah seminar, saya bertanya pada para manager: berapa di antara anda yang tak mempunyai masalah? Tentu saja, tak ada yang mengangkat tangan.
Kemudian saya bertanya lagi: kepada siapa anda mencari jawaban? Jika anda menjawab: kepada customer dan karyawan, anda benar. Maka, mengapa anda lebih banyak menghabiskan waktu di kantor anda sendiri? Anda takkan mendapatkan jawaban apa-apa jika anda berdiam di kantor anda. Untuk mendapatkan jawaban atas persoalan, anda harus menghabiskan waktu setidaknya 66% untuk mempraktekkan management by walking around.

8--Memuaskan customer.

Jika anda berusaha memuaskan customer, anda akan segera terlempar dari bisnis anda. Mengapa? Karena hanya dengan melampaui harapan customerlah, customer akan mengingat anda dan perusahaan. Jika tidak, mereka akan melupakan anda dan tidak akan mempertimbangkan anda lagi. Mereka akan memilih produsen lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

7--Mencari-cari kesalahan karyawan.

Mungkin anda akan protes, bukankah ini adalah tugas manager? Memang benar, tapi jika anda berasal dari generasi tua manajemen, dan jika anda ingin merusak efektivitas anda sendiri. Alasannya: anda sebagai manajer semestinya tahu bahwa harapan-harapan anda baru akan tercapai dalam jangka waktu panjang. Jika anda ingin menyuntikkan energi tinggi dalam organisasi, semestinya anda memusatkan energi anda untuk memergoki karyawan melakukan
hal yang benar. Maka, anda melakukan manajemen dengan penghargaan, bukan dengan perkecualian.

6--Menghabiskan banyak waktu dengan si biang kerok.

Coba perhatikan agenda anda selama beberapa hari ini. Jika anda menghabiskan waktu dengan si biang kerok perusahaan lebih dari 5% waktu anda, maka anda menyia-nyiakan waktu anda sana. Anda mendapatkan apa yang anda perhatikan. Jika anda hanya memperhatikan si biang kerok, anda akan mendapatkan biang kerok. Jika anda menghendaki kinerja perusahaan yang tinggi dan positif, anda harus menghabiskan sebagian besar waktu anda dengan orang-orang yang mampu mewujudkan hal tersebut.

5--Tidak banyak melakukan pelatihan dan pengembangan SDM.

Riset mengatakan bahwa perusahaan yang berkinerja tinggi justru mengalokasikan investasi mereka sebanyak 3,5-5% untuk pengembangan sumber daya manusianya, melalui pendidikan dan pelatihan. Sebenarnya tidak ada hal yang ajaib dalam hal ini. Jika anda ingin perusahaan anda berjalan lebih baik, anda harus memiliki karyawan yang lebih baik pula.

4--Menumpuk-numpuk kekuasaan.

Jika anda ingin meningkatkan kekuasaan anda, anda justru harus menguasai seni membagi-bagikannya. Jika anda tidak berkenan membagikan kekuasaan, anda tidak memberi kesempatan orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Artikel di Wall Street Journal tahun 1997, menunjukkan bahwa 30% karyawan merasa bahwa minat mereka diabaikan oleh manajer yang berkuasa mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka. Angka ini melonjak dibanding tahun 1996, sebesar 25%.
Ingat-ingatlah selalu untuk menekan pengambilan keputusan hingga ke level yang paling bawah.

3--Downsizing.

Kebanyakan manajer menyukai downsizing, alias penciutan organisasi. Mengapa, karena tampaknya inilah cara paling cepat untuk menaikkan laba perusahaan.
Dengan demikian, manajer akan mendapatkan bonus lebih besar. Aha! Melakukan penciutan untuk mendapatkan bonus? Riset menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, perusahaan yang melakukan downsizing justru lebih tidak profitable.
Study selama tujuh tahun yang dilakukan oleh Universitas Colorado membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan downsizing bisa melipat gandakan pendapatan selama 3 tahun. Tetapi, perusahaan sejenis yang tidak melakukan downsizing justru meng-empat lipat gandakan pendapatan mereka dalam periode yang sama.
Intinya: perusahaan anda meraih competitive advantage melalui orang, bukan dengan mengusir mereka dari organisasi.

2--Membuat kerja tampak berat.

Apakah anda suka bersenang-senang? Tentu saja! Jadi, mengapa banyak manajer yang menjadikan pekerjaan sedemikian berat dan menyakitkan untuk dikerjakan.
Lihat saja survey yang mengatakan bahwa 25% karyawan Amerika Serikat membenci pekerjaan mereka, 56% dengan terpaksa menerima pekerjaan mereka, dan hanya 19% yang mencintainya. Anda akan mencapai kinerja yang luar biasa melalui orang-orang yang biasa saja hanya dengan menjadikan pekerjaan tampak menyenangkan.

1--Memberi reward yang sama kepada setiap orang.

Kebodohan nomer satu yang dilakukan manajer adalah memberikan reward yang sama kepada setiap orang. Hal ini melanggar prinsip terutama dari manajemen: reward harus sesuai dengan kinerja. Jika anda melakukan prinsip ini, anda punya peluang untuk membentuk perusahaan sebagaimana yang anda inginkan.
Maka, lihat lagi bagaimana rewarding system anda, lalu pastikan bahwa anggota team yang paling positif, energetik dan berkinerja tinggilah yang mendapatkan reward dan penghargaan yang paling baik dan paling tulus, dibanding sang biang kerok perusahaan anda.

(Disadur dari: Wolf J. Rinke, PhD, CSP, Top 10 Stupidest Mistakes Managers Make and How to Avoid Them)

KEHIDUPAN ITU SEBENARNYA SEDERHANA

Kalau kita tanyakan pada mereka yang kita anggap berhasil dalam hidupnya:
bagaimana mereka merencanakan semua keberhasilan itu?
Hampir dapat dipastikan mereka akan menjawab: tidak tahu.
Sebagian besar malah mengatakan bahwa mereka sama sekali tak membayangkan hasil seperti ini. Sebuah jawaban yang jujur. Justru jika bukan itu jawabannya, kita boleh sedikit mengerutkan dahi tanda bertanya-tanya.

Kenyataannya, kita tak selalu bisa merancang hidup dalam sebuah cetak biru, serumit atau seteliti apa pun itu. Yang menyenangkan dalam hidup adalah seringkali hidup berjalan begitu sederhana, namun teramat kuat dan mendalam. Percayalah, kita tidak berjalan di atas rencana-rencana. Hidup mengalir di atas tindakan-tindakan kita. Jika anda menjajakan kue sepanjang jalan kota, anda akan mendapatkan penghasilan yang anda cari-cari. Itulah wajah kehidupan: sederhana!

PERMOHONAN

Suatu saat, Dewa Vishnu menampakkan dirinya di hadapan seorang penyembahnya yang begitu tekun berdoa kepadanya. Ia berkata, "Sudah kuputuskan, aku akan mengabulkan tiga hal yang kau minta, apa pun itu. Setelah itu, tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu lagi."

Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan yang pertama. Ia meminta agar istrinya mati sehingga ia bisa menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik. Permohonan itu dikabulkan dengan segera,

Di saat pemakaman, teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul dan mengenang berbagai kebaikan istrinya. Orang ini lalu sadar bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah. Kini ia terbuka mata hatinya, betapa ia mengabaikan segala kebaikan istrinya. Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik istrinya? Maka ia pun memohon kepada dewa Vishnu agar menghidupkan istrinya kembali. Permohonannya ini dikabulkan dengan segera.

Kini permohonannya tinggal satu. Ia bermaksud tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Kalau ia meminta sesuatu yang keliru, maka ia tidak akan sempat memperbaikinya. Ia bertanya kemana-mana. Beberapa temannya menasehati agar ia diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup, balas teman yang lain, kalau badan tidak sehat? Dan, apa gunanya sehat kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya uang kalau tidak punya sehabat.
Dan seterusnya.

Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga memutuskan apa yang akan dimintanya: hidup, kesehatan, kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan berkata kepada dewa Vishnu, "Dewa, aku mohon dewa berkenan memberi nasehat, apa yang sepantasnya aku minta."

Melihat kebingungan orang itu, Dewa Vishnu tertawa dan berkata, "Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu."

(Disadur dari: Anthony De Mello, The Song of Bird)

TEMUKAN WAKTU KOSONG DI TENGAH KEPADATAN

Tahukah anda bahwa selalu ada ruang kosong dalam waktu kita.
Ditengah-tengah kepadatan kerja yang tinggi, waktu kosong sangat berharga untuk menyeimbangkan diri. Kita bisa dapati waktu kosong itu di saat kita menunggu di dalam lift, di deret pengantrian, di kamar kecil, di lampu merah, atau di mana pun kita berada. Kita bisa gunakan kesejenakan itu untuk menarik nafas teratur, menenangkan pikiran, atau menjernihkan perasaan.

Sayang seringkali kita membiarkannya dipenuhi hal-hal yang sebenarnya tak bisa kita atasi di waktu itu. Ketika dalam lift kita ingin buru-buru sampai, padahal kita tak bisa mempercepat lajunya. Ketika di antrian, kita ingin cepat-cepat mendahului, padahal kita tak bisa memajukannya. Kita tak mau menerima ketenangan yang ditawarkan oleh waktu kosong. Bila demikian, maka jangan katakan bahwa kita tak mempunyai waktu yang tenang dalam hidup kita, karena kita sendiri mengabaikannya begitu saja.