Semua orang mendambakan kedamaian hati, tak terkecuali kita.
Ada orang mengira bahwa kedamaian tercapai saat dirinya terlupa dari kesedihan.
Padahal, belum tentu ia temukan kedamaian di tengah-tengah kegembiraan.
Seringkali, ketika kegembiraan berlalu, kesedihan kembali merundung dirinya.
Kedamaian hati tidak terletak di antara perasaan suka dan duka.
Kedamaian bukanlah untuk dirasa-rasakan.
Justru, kedamaian ditemukan saat kita mampu menguraikan semua perasaan yang berlalu lalang dalam diri kita, untuk kemudian terlepas dari kemelekatan padanya.
Menemukan kedamaian itu bagai berjalan menembus kabut tebal.
Di saat kita tak tergoyahkan dan terus melaju, kabut itu tersibak, terurai dan memudar.
Kemudian, di depan sana kita dapati berpendar-pendar terang.
Kita pun melihat kenyataan lebih jelas lagi.