Pages

Thursday, January 13, 2011

NOTHING TO LOOSE SAJALAH

Bila anda sadar akan peran yang harus anda mainkan dalam hidup ini, maka takkanlah sanjungan meruntuhkan diri anda.
Takkanlah pula celaan meremukredamkan jiwa anda.
Anda hanya perlu mengalirkannya begitu saja dari dalam diri anda.
Sanjungan tak lebih dari seteguk air dingin penyejuk kelelahan.
Sedangkan celaan adalah sepucuk kerikil yang memperingatkan anda untuk berhati-hati. Selain semua itu, tak ada yang perlu dibanggakan atau disesali hingga harus kehilangan diri sendiri.

Nothing to loose sajalah.
Tak perlu merasa harus memiliki atau kehilangan.
Karena apa yang kita genggam toh akan terlepas juga.
Mungkin kita harus memindahtangankannya pada orang lain.
Atau, merelakannya terlepas dari genggaman yang semakin lelah merenta.

AYAH HEBAT SEKALI!

Beberapa waktu lalu sebuah gedung opera di Paris mengundang seorang penyanyi terkenal untuk mengadakan pertunjukan di sana. Tiket pertunjukan telah terjual habis. Semua orang ingin sekali menonton penampilan dari penyanyi terkenal itu.

Tetapi, pada malam pertunjukkan, sang penyanyi jatuh sakit dan tidak bisa tampil di sana.

Kemudian, pimpinan gedung opera itu naik ke atas panggung dan menyampaikan permohonan maafnya, "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, terima kasih sekali atas dukungan anda semua pada pertunjukkan ini. Saya khawatir, karena sakit, artis yang sedang kita tunggu-tunggu ini tidak bisa tampil malam ini. Namun begitu, kami telah menunjuk seorang artis pengganti yang kami harap bisa memberikan hiburan yang tak kalah menariknya."

Langsung saja seluruh penonton berteriak menyatakan kekecewaan mereka.
Pengumuman selanjutnya dari pimpinan gedung opera mengenai nama artis pengganti itu tidak lagi terdengar dan tenggelam dalam gerutu penonton yang dongkol. Suasana yang semula penuh kemeriahan berubah menjadi putus asa dan kekecewaan.

Meski begitu, artis pengganti yang naik ke atas panggung berusaha menampilkan semua kemampuan terbaiknya. Dan, ketika ia selesai merampungkan pertunjukkannya tak seorang pun memberikan tepuk tangan atau applause.
Suasana penonton terasa dingin dan sunyi.

Hingga tiba-tiba dari salah satu sudut balkon, seorang anak kecil berdiri dan berteriak, "Ayah...! Pertunjukkan ayah hebat sekali...!" Ia bertepuk tangan sendiri sekeras-kerasnya.

Para penonton menoleh pada anak kecil yang berdiri di atas balok. Mereka merasa malu betapa tak mampu menghargai penampilan seseorang yang telah berusaha menampilkan pertunjukan yang sebaik-baiknya meski hanya sebagai penyanyi pengganti. Akhirnya, suasana gedung opera pecah dengan gemuruh tepuk tangan dari seluruh penonton.

Pojok Renungan Editor: Berikan yang terbaik, meski tak seorang pun menghargainya. Namun, hargai jerih payah yang telah ditunjukkan oleh orang lain. Bukankah, itu adalah pertanda keberadaban kita?

Monday, January 03, 2011

TENTANG MENYINGKIRKAN DURI DARI JALAN

Kita berbuat baik tentunya bukan untuk mengharapkan apa-apa. Karena kita sadar itulah peran yang harus kita mainkan. Adalah kewajiban kita untuk menyingkirkan duri di jalan yang sedang kita lalui, bukan saja agar tak melukai diri kita, namun untuk menjaga para pejalan lain.

Jadi, meski tak seorang pun mengucapkan terima kasih atas perbuatan baik anda, itu tak perlu mengecilkan arti kerja anda. Mungkin saja orang lain tak memahami kebaikan itu, karena mereka menganggap memang seharusnya anda lakukan itu. Maka, apatah artinya sebuah ucapan terima kasih. Biarkan saja kebaikan mengalir dari tangan anda. Dan biarkan benak anda terbebas dari perasaan berjasa. Temukan arti pesan sang bijak, berikan derma dari tangan kanan seakan-akan tangan kirimu tak mengetahuinya.