Pages

Thursday, January 27, 2005

10 TIPS agar terbebas dari belenggu diri sendiri

1. Hadapi kenyataan: Mungkin saja yang menjadi "polisi tidur" penghambat jalan sukses anda adalah diri anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah anda merupakan sumber semua masalah tersebut.

2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.

3. Agar mendapat gambar yang jelas, anda pelu fokus. Begitu anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan anda kerjakan, anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan anda harus mengerjakan.

4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.

5. Bila anda bergerak itu belum berarti maju. Gejala pasti anda dalam belenggu kesulitan adalah saat anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar anda dapat bergerak maju, anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.

6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. "Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik," begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.

7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi anda.

8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda "manusiawi" adalah "mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda." Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda "humanitas". Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, "sudah dari sononya", atau sikap keras kepala. Jika itu adalah anda, maka terimalah moto baru: "Jangan lakukan!" Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.

9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh anda untuk memecahkan persoalan anda. Mintalah pertolongan mereka.

10. Bila tidak membuat anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju
kesuksesan anda tidaklah mudah. Mungkin anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah anda sehingga membuat anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang anda pilih. Bila anda tidak merasa bahagia maka anda perlu mengevaluasi tujuan anda atau bagaimana anda mencapai tujuan tersebut. (diadaptasi dari: 10 Tips to Getting Out of Your Own Way - Jim Allen)

CEO Tips #

CEO Tips # Menjadi seorang CEO (Chief Executive Officer) adalah angan-angan banyak manajer dan profesional. Tugas yang sangat menantang, tanggung jawab untuk mempersembahkan kejayaan bagi organisasi dan gaji serta fasilitas tinggi merupakan tipikal konsekuensi jabatan CEO. Namun bagaimana banyak CEO bisa semujur itu?

Serial CEO Tips # berusaha untuk mengumpulkan tips untuk kita yang hendak meraih kemajuan di dalam usahanya. Setiap tips yang disajikan secara mingguan berfokus pada tindakan-tindakan spesifik yang perlu dikembangkan atau larangan-larangan yang perlu dipatuhi. Diharapkan setelah menyelesaikan satu tips kita maju setapak sehingga mampu mengembangkan kemampuan, visi, keuletan, integritas, penghargaan pada atasan, bawahan, rekan dan diri anda sendiri, yang memang seharusnya dimiliki oleh para pemimpin.

Secara umum serial CEO Tips # merupakan saduran bebas atas buku "How to Become CEO" karya Jeffrey J. Fox. Bagaimanapun setiap ide dalam serial CEO Tips # ini bukanlah bagian dari kurikulum MBA. Oleh karena itu, meski cukup singkat, setiap ide disajikan secara blak-blakan, gamblang, mudah dibaca sehingga diharapkan dapat mengena.

CEO Tips #1
Jangan Biarkan Personalia Menentukan Karier Anda

Ada hasil survey yang cukup mengejutkan; yaitu ternyata cukup banyak manajer yang berpendapat bahwa bagian Personalia (atau Human Resource Develoment) dapat menentukan jenjang karier mereka. Dengan kata lain, perusahaan telah menyiapkan suatu "carrier plan" atau rencana besar untuk diri mereka. Para manajer itu mencontohkan apa yang terjadi di organisasi militer dan kepolisian. Kalau ini benar terjadi, maka adalah hal yang tak mungkin bagi seorang trainee yang tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dapat mengharapkan promosi kenaikan jabatan dari perusahaannya.

Padahal bukan itu yang terjadi. Perusahaan tak pernah menyusun rencana untuk karir CEO berikutnya.

Ini menunjukkan bahwa nasib dan perkembangan karir anda menjadi tanggung jawab anda sendiri. Anda memang harus mengetahui keinginan anda, mendesain rencana untuk mencapainya, serta menentukan ketrampilan dan keahlian fungsional yang diperlukan untuk mencapai posisi puncak dalam organisasi.

Singkatnya, untuk meraih semua keinginan anda itu, beban tanggung jawab sepenuhnya berada di pundak anda sendiri.

Feature # Person of Influence (5/11)

#5. MENDENGARKAN ORANG LAIN

Sungguh keliru bila kita menganggap dapat mempengaruhi orang hanya dengan berbicara banyak menumpahkan informasi kepada mereka. Jika anda mau membantu mereka atau mempunyai dampak positif pada orang lain, anda perlu belajar bagaimana mendengarkan mereka.

# Manfaat Mendengarkan

- Mendengar memperlihatkan respek.
Mendengarkan adalah bentuk sanjungan yang paling tulus. Setiap kali anda tidak menaruh perhatian pada apa yang dikatakan orang lain, anda mengirimkan pesan kepada mereka bahwa anda tidak menghargai mereka. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda mengkomunikasikan bahwa anda menaruh respek pada mereka. Lebih dari itu, anda memperlihatkan bahwa anda peduli kepada mereka.

- Mendengar dapat membangun hubungan
Dale Carnegie pernah menasehatkan, "Anda dapat memiliki lebih banyak teman dalam dua minggu dengan menjadi pendengar yang baik daripada dua tahun dengan berusaha membuat orang lain tertarik pada anda." Dengan menjadi pendengar yang baijk, anda mampu berhubungan dalam berbagai tingkat dan mengembangkannya menjadi lebih kuat dan mendalam karena anda memenuhi suatu kebutuhan.

- Mendengar meningkatkan pengetahuan
Anda belajar banyak hal dengan mendengarkan orang lain. Ingatlahm telinga yang tuli adalah bukti pikiran yang tertutup.

- Mendengar akan menghasilkan ide
Jika anda memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan gagasan dan mendengarkan dengan pikiran terbuka, akan selalu ada aliran ide baru.
Walapun anda mendengar ide yang tidak akan berhasil, sekedar mendengarkan mereka sering dapat memercikkan gagasan lain yang kreatif pada diri anda sendiri dan oramg lain.

- Mendengar membangun loyalitas
Ada suatu yang aneh terjadi jika anda tidak membiasakan diri mendengarkan orang lain. Mereka akan mencari orang lain yang mau. Mendengarkan dengan baik akan menarik orang pada anda, yang kemudian mereka mungkin akan mengembangkan loyalitas yang kuat pada anda meski tidak resmi.

- Mendengarkan adalah cara terbaik untuk menolong orang lain dan diri anda sendiri
Mungkin mendengarkan sesuatu tidak bermanfaat bagi anda, namun akan sangat bermanfaat bagi orang yang anda dengarkan. Saat anda menjadipendengar yang baik, anda menempatkan posisi menolong orang lain sekaligus diri anda sendiri.

# Penghalang yang Lazim Saat Mendengarkan

- Terlalu menghargai kemampuan berbicara
Kebanyakan orang terlalu menghargai kemampuan berbicara dan kurang menghargai kemampuan mendengarkan. Ingatlah tak seorang pun berhasil menjual jika ia hanya mendengarkan diri sendiri.

- Kehilangan fokus
Setiap orang memiliki kemampuan berbeda untuk mendengarkan perkataan. Ada orang yang mampu berbicara sekitar 180 kata per menit, namun dapat mendengarkan 300 sampai 500 kata per menit. Perbedaan ini menyebabkan ketegangan sehingga pendengar kehilangan fokus. Biasanya orang akan mengisi kesenjangan komunikasi dengan mencari hal-hal lain untuk dikerjakan, seperti melamun, mengamati pembicara, dan lain sebagainya.

- Mengalami keletihan mental
Jika anda menghadapi keadaan yang sulit, anda harus menggali lebih banyak energi, berkonsentrasi, dan tetap terfokus agar menjadi pendengar yang efektif.

- Pembentukan stereotipe
Pembentukan stereotipe adalah kecenderungan mendengarkan apa yang kita harapkan dan bukan apa yang orang lain katakan. Kita senantiasa jatuh ke perangkap ini dalam kadar tertentu.

- Membawa muatan emosi pribadi
Hampir semua orang mempunyai saringan emosi yang mencegah untuk mendengar hal-hal tertentu yang dikatakan orang lain. Anda akan cenderung berreaksi kuat jika mendengar sesuatu yang seruap dengan pengalaman buruk anda.

- Asyik dengan diri sendiri
Barangkali penghalang yang paling berat untuk mendengarkan adalah keasyikan dengan diri sendiri. Jika anda tidak peduli siapa pun selain diri anda sendiri, anda tidak akan mendnegarkan orang lain. Ironisnya adalah ketika anda tidak mendengar, kerguian anda bahkan lebih besar ketimbang yang anda lakukan pada orang lain.

Monday, January 24, 2005

Gangguan dalam pengambilan keputusan

Mengambil keputusan merupakan bagian dari proses berfikir, yaitu suatu peristiwa yang berlangsung di dalam otak ketika orang mempertimbangkan, memahami, mengingat dan menalar tentang segala sesuatu. Sesuatu yang diputuskan akan dilakukan setelah menilai suatu keadaan, kenyataan atau peristiwa yang sedang dihadapi. Pengalaman, ingatan, standar moral dan tingkat kecerdasan seseorang menentukan mutu keputusan yang diambil. Semakin cerdas dan sarat unsur-unsur muatan di otak seseorang, semakin matang keputusan yang diambil. Mutu suatu keputusan ditentukan oleh siapa pengambil keputusannya. Kemampuan orang mengambil keputusan yang matang ditentukan
oleh segenap latar belakang pendidikan dan faktor ipoleksosbud yang dimilikinya.

Namun dari waktu ke waktu mutu pengambilan keputusan dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental pada suatu saat. Kondisi fisik dan mental dipengaruhi oleh suasana emosi, sosial maupun obat-obatan pada suatu saat tertentu. Fluktuasi mutu keputusan orang yang sama dari waktu ke waktu inilah yang perlu diwaspadai, jika suatu keputusan berdampak luas terhadap kepentingan orang banyak.

Jangan ambil keputusan saat sedang emosi.

Yang percaya bioritmik akan memilih hari baik kapan sebuah keputusan penting harus diambil. Yaitu saat kemampuan intelegensia melebihi unsur emosi. Atau pada jam-jam ketika kemampuan menalar kurang dipengaruhi unsur emosi.
Pengambilan keputusan ditempuh melalui sebuah proses berpikir. Proses berpikir sendiri dapat mengalami gangguan sehingga mutu pikirannya subnormal atau mungkin malah menyimpang. Sedang gangguan proses berpikir sendiri dapat berasal dari luar, seperti obat-obatan, zat adiktif, serta kondisi fisik dan sosial, selain berasal dari dalam diri sendiri. Dalam takaran kecil kafein, nikotin, teh, dan cola bersifat merangsang kerja otak, sehingga orang merasa jernih dalam berpikir. Mereka yang terbiasa minum zat yang tergolong stimulansia otak semacam ini, akan merasa sukar berpikir jika tidak dipacu dengan zat itu terlebih dulu. Namun dalam takaran yang tinggi zat tersebut justru berefek sebaliknya.

Kondisi fisik yang letih dan faktor sosial tertentu, pemakaian obat dan zat adiktif, dapat mengganggu satu atau lebih unsur dalam proses berpikir sehingga mutu berpikirnya di bawah normal. Demikian pula jika seseorang emosinya sedang memuncak dan pikirannya kalut, buah pikirannya sering tidak nalar dan irasional. Jenis-jenis obat tertentu yang diresepkan dokter dapat membangkitkan halusinasi, ilusi atau mengganggu persepsi serta penalaran.
Pemakaian narkotika, zat-zat sejenis dari jamur tahi kerbau, misalnya, dapat mengganggu bentuk, arus atau isi pikiran orang yang menggunakannya. Sehingga
keputusan yang diambilnya pun dapat rancu, tak rasional dan tidak realistik.

Keputusan yang bermutu itu mempertimbangkan pula unsur moral, unsur kemanusiaan, unsur matangnya pengalaman hidup yang membawanya ke dalam dimensi kebijakan. Semua ini merupakan bagian dari kemampuan mempertimbangkan. Kemampuan yang ini pun dipengaruhi oleh keadaan mental, kondisi fisik dan faktor sosial pada suatu saat. (diadaptasi dari: Tiara On Line September 1999 - Dr. Handrawan Nadesul)

****************************************************************************

STOPPER

# Anda bisa berdusta pada semua orang pada beberapa waktu, dan berdusta pada beberapa orang untuk selamanya, tapi anda tidak bisa berdusta pada semua orang untuk selamanya. (Abraham Lincoln)

# Pengetahuan adalah satu-satunya alat produksi yang tidak tunduk pada hukum keausan. (J.M. Clark)

# Kesulitan menimbulkan kemampuan untuk mengatasinya. (Oliver Wendell Holmes)

Feature # Person of Influence (4/11)

#4. MEMPERCAYAI ORANG LAIN

Kepercayaan kepada orang adalah kualitas penting dari seorang yang berpengaruh ketika bekerja dengan orang lain, namun ini adalah komoditas yang langka karena banyak orang tidak percaya pada diri sendiri dan banyak orang tidak mempunyai seseorang yang percaya pada mereka. Bahkan mereka baru mengetahuinya ketika seseorang percaya pada mereka. Namun bila anda memberikan kepercayaan pada mereka, maka mereka akan mengerjakan apa saja untuk memenuhi kepercayaan anda pada mereka.

Orang lain mungkin berhasil atau gagal untuk memenuhi harapan anda pada mereka. Jika anda menunjukkan sikap keraguan kepada orang lain, mereka akan membalas kurangnya kepercayaan anda dengan sikap sedang-sedang saja. Akan tetapi, jika anda percaya pada mereka dan mengharap mereka bekerja dengan baik, mereka akan menjalani pekerjaan ekstra dan mengerahkan usaha terbaiknya. John H. Spalding pernah menyatakan, "Mereka yang percaya akan kemampuan kita bertindak lebih daripada sekedar menstimulasi kita. Mereka menciptakan suasana agar kita lebih mudah untuk berhasil."

Jika anda tidak pernah mempercayai orang lain, ubahlah cara berpikir anda dan mulailah percaya pada orang lain. Hidup anda akan membaik dengan cepat.
Kepercayaan anda merupakan hadiah yang luar biasa. Berikan uang pada orang lain, maka uang itu habis dibelanjakan. Berikan sumber daya pada orang lain, maka sumber daya itu akan dimanfaatkan sepenuhnya. Berikan pertolongan pada orang lain, maka acapkali mereka mendapatkan diri mereka kembali ke tempat semula. Namun berikanlah kepercayaan anda, mereka akan menjadi yakin, bersemangat, dan percaya diri. Mereka termotivasi untuk mencapai sendiri apa yang mereka perlukan untuk berhasil. Dan akhirnya jika anda memberi mereka uang, sumber daya, dan pertolongan, mereka akan lebih mampi memanfaatkan semua itu guna membangun masa depan yang lebih baik.

Bagaimana menjadi orang yang percaya pada orang lain?

a. Percayalah kepada mereka sebelum berhasil.
Setiap orang memiliki benih kebesaran di dalam dirinya, walaupun benih itu sekarang mungkin masih tidur. Setiap kali anda percaya pada mereka, anda menyirami beih itu dan memberi kesempatan untuk tumbuh. Kepercayaan anda anda dorongan agar setiap orang berkembang pada waktunya.

b. Teguhkan kekuatan mereka.
Cara terbaik untuk memperlihatkan kepercayaan dan memotivasi orang adalah dengan memusatkan perhatian anda pada kekuatan mereka. Dengan demikian anda membantu mereka percaya bahwa mereka memiliki apa yang mereka perlukan untuk berhasil.

c. Sebutkan kesuksesan mereka di masa lalu.
Mungkin anda perlu untuk memberikan dorongan lebih lanjut agar mereka lebih
termotivasi. Tunjukkan bahwa mereka sudah berhasil baik di masa lalu dan itu akan melicinkan kesuksesan masa depan.

d. Tanamkan kepercayaan ketika mereka gagal.
Kepercayaan anda haruslah tetap utuh meski mereka gagal. Bukankah kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Tunjukkan bahwa sukses adalah suatu perjalanan, suatu proses, bukan tujuan.

e. Rasakanlah beberapa kemenangan bersama-sama.
Tidak cukup sekedar mengetahui bahwa kegagalan adalah bagian dari gerak maju dalam kehidupan. Anda harus meyakinkan orang bahwa mereka sedang dalam kemenangan. Menang memang memotivasi.

f. Gambarkan sukses masa depan mereka.
Anda perlu menggambarkan bagaimana visi dan bentuk sukses masa depan mereka, karena itu akan membangun, memotivasi, dan memberikan alasan untuk terus maju.

g. Harapkan suatu tingkat kehidupan baru.
Sebagai orang yang berpengaruh, anda bertujuan menolong orang lain untuk melihat jauh ke depan dan mimpi mereka. Katika anda percaya pada orang lain, anda membantu mereka memperluas cakrawala dan memotivasinya pindah ke suatu tingkat kehidupan yang baru. Dan ini adalah soal sikap. Bila seseorang berubah sikap dari ragu-ragu menjadi keyakinan maka segalanya dalam hidup mereka akan berubah menjadi lebih baik.

****************************************************************************

STOPPER

# Jangan mengacaukan kebodohan dengan keberanian. (H Jackson Brown, Jr.)

# Semakin lantang ia menyombongkan jasa-jasanya, semakin cepat kami membereskan sendok makan kami. (Ralph Waldo Emerson)

Feature # Person of Influence (3/11)

#3. MEMELIHARA ORANG LAIN

Banyak orang keliru menganggap bahwa untuk menjadi orang yang berpengaruh mereka harus menjadi sosok yang berwibawa, bisa mengoreksi kesalahan orang lain, melontarkan kritik konstruktif. Padahal, apa yang dikatakan John Knox lebih dari empat ratus tahun lalu tetap berlaku, "Anda tidak dapat menimbulkan permusuhan sekaligus mempengaruhi." Inti proses pemeliharaan adalah perhatian tulus pada orang lain. Anda harus memiliki perasaan dan perhatian positif. Dengan demikian anda tidak boleh membenci, menghina, atau meremehkan mereka. Anda harus memberikan kasih dan rasa hormat. Memelihara orang lain adalah cara terbaik untuk membina hubungan dengan orang tersebut.
Hal ini tidak hanya memenuhi apa yang dibutuhkannya, memberinya kehidupan dan kekuatan, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan dan mengikuti anda. Dalam banyak hal perhatian yang anda berikan akan dikembalikan dengan loyalitas kepatuhan dan kasih sayang.

Memelihara berfokus pada memberi bukan menerima. Apa saja yang dapat kita berikan pada orang lain sebagai tanda pemeliharaan kita atas mereka?

a. Kasih
Sebelum melakukan apa pun bagi kehidupan orang lain, anda harus memperlihatkan kasih sayang pada mereka. Tanpa kasih, tidak mungkin ada hubungan, masa depan, dan kesuksesan bersama.

b. Respek
Bila kasih berfokus pada sikap memberi kepada orang lain, maka respek menunjukkan kesediaan untuk menerima dari mereka. Respek mengakui kemampuan atau potensi orang lain untuk memberikan kontribusi. Mendengarkan orang lain, mendahulukan kepentingan mereka menceminkan respek anda kepada mereka.

c. Rasa Aman
Orang enggan mempercayai anda dan mengeluarkan potensi mereka jika mereka khawatir tidak merasa aman bersama anda. Namun, ketika merasa aman, mereka berada dalam posisi untuk memberikan respon positif dan mengerjakan yang terbaik.

d. Pengakuan
Suatu kesalahan yang lazim, khususnya di kalangan pemimpin usaha, adalah kegagalan memberikan pengakuan dan memperlihatkan penghargaan kepada orang lain. Sulit bagi orang untuk mengikuti seseorang yang tidak menghargai mereka. Berilah pengakuan kepada orang lain di setiap kesempatan. Ini membangun dan memotivasi mereka.

e. Dorongan
Setiap orang memerlukan dorongan untuk menguatkan mereka. Tanpa dorongan seseorang dapat terhambat menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. Jika seseorang merasa didorong, ia dapat menghadapi hal-hal yang sulit dan mengatasi penderitaan yang luar biasa. Orang yang memberikan hadiah dorongan akan menjadi orang yang berpengaruih terhadap mereka.

Untuk jadi pemelihara, belajarlah menjadi orang yang memikirkan orang lain, mendahulukan orang lain. Itu memang tidak mudah. Hanya jika anda mempunyai perasaan damai dengan diri anda maka anda akan mampu memikirkan dan memberikan diri anda pada orang lain. Imbalan pemeliharaan ini sangat besar; misal, tumbuhnya nilai diri pada orang lain, kemudian mereka akan menjadi bagian dari kelompok, yang akan memunculkan perpektif yang lebih baik tentang diri mereka sendiri, sehingga timbullah perasaan penting sehingga harapan pada anda. Di titik inilah anda menjadi orang yang berpengaruh.

Banyak orang merasa sulit mengasihi dan bersikap positif pada orang lain, terutama jika mereka hidup di lingkungan kerja yang tidak terlalu menyenangkan. Untuk itu anda perlu balajr bagaiman menjadi pemelihara yang alamiah. Ada ebebrapa cara yang dapat anda lakukan, yaitu:

1. Miliki komitmen kepada mereka. Buatlah komitmen untuk menolong orang lain. Kasih kepada orang lain seslalu menemukan caranya untuk menolong.

2. Percayalah kepada mereka. Berikan kepercayaan dan harapan anda kepada mereka.

3. Buatlah agar anda mudah ditemui. Anda tidak dapat memelihara siapa pun dari kejauhan. Anda hanya dapat melakukannya dari jarak dekat.

4. Beri tanpa syarat. Jangan membuat transaksi, berilah secara cuma-cuma.
Sadarilah bahwa suatu saat nanti, saat anda memandang kehidupan yang sudah lewat, anda akan merasa benar-benar hidup ketika anda mengerjakan hal-hal dengan semangat kasih.

5. Beri kesempatan. Berilah kesempatan tambahan untuk berhasil dan tumbuh.

6. Angkat mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Tujuan tertinggi anda haruslah selalu menolong orang lain ke tingkat yang lebih tinggi untuk meraih potensi mereka.

****************************************************************************

STOPPER

# Jika ada sebuah bukit untuk didaki, jangan berpikir untuk menunggunya menjadi lebih kecil. (H Jackson Brown, Jr.)

# Tidak ada yang lebih sederhana daripada kebesaran. Memang, sederhana itu kebesaran. (Ralph Waldo Emerson)

# Apakah seorang teman itu? Teman adalah sesosok jiwa yang tinggal di dua tubuh. (Aristotle)

KODOK

Sekelompok kodok sedang berjalan jalan melintasi hutan. Dua di antara kodok tersebut terjatuh ke dalam sebuah lubang. Sementara itu semua kodok-kodok lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalam lubang tersebut, mereka berkata pada ke dua kodok di bawah bahwa mereka lebih baik mati. Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok-kodok di pinggir lubang berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil.

Ketika dia sampai di atas, ada kodok yang bertanya, "Apa kau tidak mendengar
teriakan kami?". Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli. Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodok itu.

Pelajaran :

1. Kekuatan hidup dan mati ada di lidah. Kekuatan kata-kata yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" justru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari.

2. Kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" dapat
membunuh mereka. Hati-hatilah dengan apa yang akan diucapkan.

Suarakan 'Kata-kata kehidupan' kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa 'Kata-kata kehidupan' itu dapat membuat kita berpikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan. Semua orang dapat mengeluarkan 'Kata-kata Kehidupan' untuk membuat rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit dari keputusasaanya, kejatuhannya, kemalangannya. Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan spirit bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh. Tuhan memberkati.

****************************************************************************

STOPPER

# Di dalam diri kita terdapat seorang bayi yang harus kita lindungi. Bayi itu adalah generasi mendatang. (Thich Nhat Hanh)

# Obat terpenting adalah cinta dan perhatian yang lembut. (Mother Teresa)

# Pertengkaran tidak akan berlangsung lama jika kesalahan hanya ada pada satu pihak. (La Rochefoucould)

Beban kepemimpinan

Kepemimpinan yang memenuhi sasaran, mengubah harapan menjadi tindakan, berasal dari konsep Kredibilitas x Kapabilitas. Pemimpin masa depan harus dapat dipercayai secara pribadi. Pemimpin yang berhasil memiliki kebiasaan, nilai, sifat, dan kemampuan pribadi untuk melahirkan kepercayaan dan keterikatan dari orang-orang yang menerima arahan mereka. Mungkin salah satu contoh terbaik dari kredibilitas pribadi adalah kepemimpinan Mahatma Gandhi yang menyatakan "Hidup saya adalah pesan itu sendiri." Ia mengatakan, "Anda harus mengamati hidup saya, bagaimana saya hidup, makan, duduk, berbicara, dan berperilaku secara umum. Semua itu adalah agama saya" (dikutip dari Keshavan Nair, "A Higher Standrad of Leadership", 1994). Gandhi mengatakan bahwa hidup pribadinya memberi kredibilitas yang memungkinkannya menjadi
pemimpin yang berhasil.

Pemimpin masa depan yang berhasil harus mampu menciptakan kapabilitas organisasi. Kapabilitas berasal dari pemimpin yang dapat membentuk, menstruktur, melaksanakan, dan memperbaiki proses organisasi untuk memenuhi sasaran bisnis. Banyak pemimpin besar yang mampu mebentuk organisasi. Salah satunya Rich Teerlink, Harley Davidson, yang berhasil menciptakan organisasi ampuh melalui pelatihan dan pengorganisasian karyawannya. Menurutnya organisasi yang ampuh berasal dari karyawan yang lebih berbakat dan lebih merasa terlibat.

Dalam model sederhana, seorang pemimpin harus melahirkan kredibilitas pribadi dan menciptakan kapabilitas organisasi. Secara pribadi, pemimpin harus belajar untuk dapat dipercayai, mengembangkan kebiasaan baik, menjalani hidup berbudi, dan membangun karakter bermoral. Semua sifat terhormat dan bermanfaat. Namun, bagi pemimpin masa depan hal itu tidaklah cukup. Pemimpin berbakat harus mampu menggerakkan sumber daya, membentuk visi, merancang proses dan sistem, dan megembangkan pertanggungjawaban. Mereka menyelaraskan dan menyesuaikan organisasi. Kedua dimensi ini harus menjadi landasan bagi tuntutan kepemimpinan masa depan. Pemimpin yang menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas akan melahirkan semangat kerja dan kinerja, pemecahan masalah dan hasil, kertikatan dan kemampuan. Mereka
adalah individu yang berkepribadian kuat dan juga membangun organisasi yang
kuat. Berarti keberhasilan suatu organisasi tidak tergantung pada karakter
organisasi itu, tetapi tergantung pada pemimpinnya.

Ada lima langkah yang diperlukan pemimpin untuk mengalihkan harapan menjadi tindakan pada tingkat individu (pembangunan kredibilitas) dan organisasi (pembangunan kapabilitas):

1. Penilaian (assessement). Pemimpin perlu menilai kekuatan dan kelemahan pribadi dan organisasinya. Penilaian yang jujur membantu mereka melihat dunia sebagaimana adanya. Dengan demikian mereka dapat mengenali diri dan organisasi yang diperlukan untuk mencapai kemajuan.

2. Penentuan (articulation). Pemimpin perlu menentukan sasaran dan arah pribadi dan organisasi mereka. Misi pribadi dan visi organisasi merupakan sarana yang berguna bagi penentuan arah.

3. Alokasi (allocation). Pemimpin perlu mengalokasikan sumber daya pribadi, meliptui waktu dan keterjangkauannya, dan sumber daya organisasi, melalui
pelatihan, pembentukan tim, rekayasa ulang, dan berbagi informasi dapat
menjadi sarana alokasi semangat organisasi.

4. Perhatian (attention). Pemimpin perlu memusatkan perhatian, memiliki
semangat prioritas dan juga pada mereka yang minatnya mungkin tidak bisa
dipenuhi oleh aturan mayoritas. Pemimpin membantu organisasi memusatkan
perhatian dengan merinci beberapa prioritas kunci, mengejar prioritas itu
tanpa lelah, dan mmebangun budaya organisasi untuk memecahkan masalah.

5. Pertanggungjawaban (accountability). Pemimpin harus memusatkan tanggungjawabnya. Tanpa proses "umpan balik dan membuat laporan", sasaran pribadi hanya menjadi impian, bukan kenyataan. Sama hanlnya dengan membangun sistem kinerja manajemen. Dalam sistem seperti ini, perilaku organisais yang diharapkan dan bisa dimintai pertanggungjawaban menjadi sangat penting.

Kredibilitas pribadi dan kapabilitas organisasi merupakan faktir utama yang
menggerakkan proses itu. Mengalihkan harapan menjadi tindakan merupakan tugas pemimpin. (diadaptasi dari: Kredibilitas x Kapabilitas - Dave Ulrich)

****************************************************************************

STOPPER

# Kunci sukses adalah pergi ke toko dan mendengarkan apa yang harus disampaikan oleh rekan kerja. Sangat penting bagi setiap orang untuk terlibat. Ide-ide terbaik kami datang dari para klerk dan penjaga gudang. (Sam Walton)

# Jangan pikirkan bagaimana menghindari godaan, karena saat anda dewasa ia akan menghindarimu. (The old Farmer's Almanac)

# Manusia memiliki satu kesamaan: mereka semua itu berbeda. (Robert Zend)

Feature # Person of Influence (2/11)

#2. MEMILIKI INTEGRITAS PADA ORANG LAIN

Integritas, menurut Webster's New Universal Unabridged Dictionary, adalah "kepatuhan pada prinsip moral dan etika; kekuatan karakter moral; kejujuran." Integritas merupakan kekuatan untuk senantiasa memegang teguh
prinsip-prinsip moral dan etika. Integritas adalah dasar tempat dibangunnya banyak kualitas lain, seperti rasa hormat, martabat, dan kepercayaan.
Sedemikian pentingnya peranan integritas dalam hubungan pribadi maupun bisnis, dapat dilihat dari hasil studi UCLA Graduate School of Management dan Korn Ferry International atas 1300 eksekutif senior, dimana tujuh puluh satu persen dari mereka mengatakan bahwa integritas adalah kualitas yang paling dibutuhkan untuk berhasil dalam bisnis. Studi itu menyatakan pula bahwa meski banyak kesalahan dan penghalang yang dapat diatasi oleh seseorang yang ingin naik ke puncak organisasi, ia hampir tak pernah mampu menaiki tangga organisasi jika ia mengkompromikan integritasnya dengan menghianati sebuah kepercayaan.

Oleh karena integritas merupakan hasil olah batin (inner) diri maka integritas tidak dipengaruhi oleh keadaan. Integritas lebih merupakan komitmen pada karakter "dalam" ketimbang penampilan luar. Dengan demikian integritas tidak boleh disamakan dengan reputasi. Memang benar, reputasi yang baik sangat berharga, namun reputasi yang baik seyogyanya muncul karena cermin karakter seseorang. Jika reputasi yang baik dianggap sebagai emas, maka integritas merupakan tambang emas. Perbedaan antara reputasi dan integritas dapat digambarkan dengan kalimat, "Integritas akan mengurusi diri saya, namun reputasi mengurusi dirinya sendiri."

Lalu apa manfaat integritas dalam hubungan anda dengan orang lain?
Integritas memungkinkan orang mempercayai anda. Tanpa kepercayaan, anda tak
memiliki apa-apa. Kepercayaan adalah satu faktor terpenting dalam hubungan
pribadi dan profesional. Kepercayaan adalah perekat yang menyatukan orang banyak. Kepercayaan adalah kunci untuk menjadi orang berpengaruh. Jika dulu banyak orang beranggapan bahwa orang lain mempercayai anda hingga terjadi sesuatu yang menggoyahkan kepercayaan itu. Kini, sebaliknya, anda harus membuktikan bahwa diri anda layak dipercaya lebih dahulu. Kepercayaan datang dari orang lain hanya jika anda memperlihatkan karakter yang kokoh. Inilah yang membuat integritas begitu penting jika anda ingin menjadi orang yang berpengaruh.

Perhatikan dan kembangkan kualitas-kualitas integritas berikut, bila anda ingin menjadi orang yang berpengaruh:

- Teladankan karakter yang konsisten.
Kepercayaan yang kuat dapat tumbuh hanya jika orang dapat mempercayai anda sepanjang waktu.

- Gunakan komunikasi yang jujur.
Agar layak dipercaya, anda harus berkata jujur; kata-kata dan tindakan anda haruslah sama.

- Hargai keterusterangan.
Orang akan mengetahui kekurangan anda meski disembunyikan. Akan tetapi, jika anda jujur dan mengakui kelemahan, mereka akan menghargai integritas anda.
Mereka pun akan mampu berhubungan dengan anda secara lebih baik.

- Teladankan kerendahan hati.
Orang takkan mempercayai jika mereka melihat anda digerakkan oleh ego, kedengkian, atau keyakinan seolah anda lebih baik dari orang lain.

- Perlihatkan dukungan pada orang lain.
Tak ada yang menampilkan karakter yang lebih baik dibanding keinginan anda untuk mendahulukan orang lain.

- Penuhi janji.
Cara pasti untuk merusak kepercayaan orang lain adalah melalaikan komitmen dan janji anda.

- Miliki sikap melayani
Anda ditempatkan di dunia ini untuk melayani bukan untuk dilayani.
Memberikan diri dan waktu anda pada orang lain memperlihatkan bahwa anda peduli pada mereka. Orang yang memiliki integritas tinggi adalah pemberi bukan penerima.

- Doronglah partisipasi dua arah dengan orang yang anda pengaruhi
Ketika anda menjalani kehidupan yang penuh integritas, orang akan mendengarkan dan mengikuti anda. Ingat, bahwa tujuan pengaruh bukanlah manipulasi, melainkan partisipasi. Bila anda menyertakan orang lain dalam hidup dan kesuksesan anda, maka anda benar-benar sukses secara permanen.

Feature # Person of Influence (1/11)

PENDAHULUAN

Person of Influence # Editor berusaha meringkas sebuah buku karya John c. Maxwell berjudul "Becoming a Person of Influence" yang telah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Harvest Publication House, cetakan pertama tahun 1999, dengan judul "Menjadi Orang Yang Berpengaruh". Tentu pertanyaannya bukanlah mengapa buku ini, bukan yang lain, namun seberapa banyak kita bisa menyerap hal-hal baru yang dapat meningkatkan ketrampilan kita menjadi seorang yang efektif dalam berhubungan dengan orang lain. Sebagaimana catatan Zig Ziglar, "Kita semua mempunyai hasrat untuk membuat perbedaan yang menentukan dunia kita. Buku ini memberikan apa yang anda butuhkan untuk benar-benar keluar dan mengerjakannya. Apakah anda seorang pemimpin yang sudah mapan atau seorang pemula yang memiliki potensi, buku ini dapat membantu anda menjadi orang yang berpengaruh."

***

#1. Pendahuluan

Pada dasarnya setiap orang memiliki pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Tak jadi soal siapakah anda atau apa pekerjaan anda. Seorang presiden mempunyai pengaruh luar biasa atas jutaan orang, tidak hanya di negaranya sendiri tetapi juga di seluruh dunia. Seorang artis seringkali mempengaruhi sebuah generasi hingga bertahun-tahun. Bahkan seorang guru di sekolah kecil pun mempunyai pengaruh bagi sekelompok muridnya.

Jadi, sesungguhnya jika anda berhubungan dengan orang lain, anda adalah orang yang berpengaruh. Semua yang anda kerjakan baik di rumah, sekolah, tempat kerja, perkumpulan ibadah menimbulkan dampak pada kehidupan orang lain. Ini perlu disadari karena, jika anda ingin menjadi seorang pemimpin yang berhasil maka anda harus dapat mempengaruhi bawahan anda secara baik pula.

Pengaruh memang aneh. Meski kita menimbulkan pengaruh pada hampir setiap orang di sekeliling kita, namun tingkat pengaruh itu tidak sama. Bila anda berhubungan dengan seseorang maka orang itu akan memberikan respon sesuai dengan tingkat pengaruh yang anda berikan pada mereka. Perhatikan jika anda sudah menikah dan mempunyai dua anak, seorang anak mungkin memberi respon yang sangat baik pada diri anda, namun anak yang lain justru memberi respon yang lebih baik pada pasangan anda. Ini baru menyangkut hubungan dalam keluarga, bayangkan bagaimana beragamnya tingkat respond dan pengaruh yang anda timbulkan di masyarakat yang lebih luas.

Pengaruh anda bisa positif atau negatif. Ini berarti anda harus berpikir bagaimana menggunakan pengaruh anda. Biasanya kita mengenal bagaimana pengaruh yang kita rasakan dari orang terdekat dalam hidup kita, positif atau negatif, untuk kebaikan atau kejahatan. Namun, kadang-kadang kita mengabaikan dampak yang dapat kita timbulkan pada orang lain. Tatkala kita berinteraksi dengan keluarga, rekan sekerja atau tetangga, maka hidup kita bersentuhan dengan kehidupan orang lain. Tentu saja pengaruh anda pada anggota keluarga lebih besar ketimbang pada orang asing yang anda jumpai.
Namun perhatikan, bahwa jika anda memiliki jabatan tinggi maka anda mempengaruhi juga orang-orang yang tidak anda kenal.
Saat anda naik ke tingkat pengaruh yang lebih tinggi dan menjadi pengaruh aktif, anda dapat menimbulkan pengaruh positif pada orang lain dan menambah nilai kehidupan mereka. Anda mungkin hanya mempengaruhi dua atau tiga pekerja saja. Atau anda memiliki pengaruh yang sangat luas. Tapi, jumlah orang bukan hal yang terpenting. Yang paling penting adalah bahwa pengaruh anda tidak statis. Walaupun anda pernah memiliki pengaruh negatif di masa lalu, anda dapat berusaha keras untuk membalikkannya dengan membuat dampak positif. Jika tingkat pengaruh anda relatif rendah sampai sekarang, anda dapat menaikkannya dan menjadi orang berpegaruh untuk menolong orang lain.
Dan, buku ini berusaha membantu anda menjadi orang yang berpengaruh, tidak peduli sampai di mana tahap kehidupan anda sekarang atau apa pekerjaan anda. Anda dapat memiliki dampak yang sangat positif pada kehidupan orang lain. Anda dapat menambahkan nilai yang luar biasa pada kehidupan mereka. Apa pun mimpi anda dalam hidup ini, jika anda ingin menimbulkan dampak, maka anda harus menjadi orang yang memiliki pengaruh.

Ada sepuluh hal yang mencirikan orang berpengaruh:
- Memiliki integritas pada orang lain
- Memperhatikan orang lain
- Mempercayai orang lain
- Mendengarkan orang lain
- Memahami orang lain
- Mengembangkan orang lain
- Menunjukkan arah bagi orang lain
- Berhubungan dengan orang lain
- Melengkapi orang lain
- Menjadikan orang lain berpengaruh pula

Persembunyian hakikat diri manusia

Pada suatu hari Tuhan mengumpulkan seluruh binatang di penjuru bumi dan berkata, "Aku bermaksud menyembunyikan sesuatu dari manusia sampai mereka siap untuk mengetahuinya."

Para binatang itu bertanya-tanya keheranan,"Apakah itu, wahai Yang Maha Pencipta?"

Tuhan menjawab, "Pengetahuan atas hakikat diri mereka"

Kata Elang, "Berikan pada hamba, hamba akan menerbangkannya ke bulan"

Jawab Tuhan, "Jangan. Suatu hari mereka akan pergi ke sana dan menemukannya."

Kata Ikan Paus, "Biarkan hamba yang menyembunyikan jauh di dasar lautan."

Jawab Tuhan, "Jangan. Suatu saat mereka akan pergi ke sana pula."

Kata Banteng, "Kalau begitu hamba akan menguburkan di padang rumput."

Jawab Tuhan,"Tidak. Mereka akan membabat padang rumput dan menemukannya."

Akhirnya seekor Tikus Mondok yang selamanya hidup di perut bumi, berpenglihatan rabun, namun dapat melihat dengan jelas melalui mata hatinya, berkata, "Sembunyikan saja di dalam diri mereka sendiri."

Dan Tuhan pun berkata, "Ya! Sudah Aku lakukan!"

Pojok Renungan:
Jika demikian kemana lagi kita akan mencari pemahaman atas hakikat diri manusia selain menengok ke dalam diri kita sendiri? (diadaptasi dari: Legenda Sioux - Afterhours Inspirational Stories)

Asumsi-asumsi baru kepemimpinan masa depan

Untuk mengalihkan harapan menjadi tindakan, asumsi mengenai pemimpin masa depan harus berubah dalam lima cara:

#a. Dari Kepemimpinan di Puncak Perusahaan ke Kepemimpinan Bersama

Kebanyakan tulisan dan buku mengenai kepemimpinan menyoroti peranan CEO atau pemimpin puncak sebagai pemimpin yang mewujudkan harapan menjadi tindakan.
Namun, pahlawan bisnis masa depan akan terdiri dari atas pemimpin yang tidak banyak disebut namanya, yang biasanya mengalihkan harapan menjadi tindakan di dalam kehidupan perusahaan sehari-hari. Secara diam-diam dan konsisten, mereka bekerja lebih banyak dan melayani pelanggan melebihi harapan pelanggan. Mereka adalah manajer menengah yang mempekerjakan dan memperhatikan karayawan tanpa banyak bicara. Pemimpin masa depan akan kurang terlihat dan dikenali masyarakat, tetapi bagi pelanggan masing-masing mereka terasa sekali penting.

#b. Dari Kejadian Sekali Menjadi Proses Berkesinambungan

Kepemimpinan seringkali hanya dibutuhkan saat rapat pemimpin, keputusan strategis atau kegiatan lain yang ditimbulkan oleh suatu kejadian, atau yang membutuhkan kehadiran simbolik. Di masa datang kepemimpinan perlu mengubah hal tersebut menjadi suatu proses berkesinambungan. Pemimpin masa depan harus menguasai cara melibatkan karyawan dan membuat keputusan dalam pertemuan staf, mendatangi tempat kerja, melakukan komunikasi setiap hari dengan kelompok karyawan.

#c. Dari Juara Individual ke Kemenangan Tim

Dalam dunia yang makin saling tergantung ini, kepemimpinan harus lebih banyak diciptakan melalui pertalian ketimbang hasil individual. Pemimpin masa depan harus menguasai cara membentuk tim dan belajar bekerja sama tanpa batas dengan tim. Keberhasilan di masa depan akan lebih banyak berasal dari tim yang berbagi sumber daya dan yang belajar mengatasi ambisi pribadi demi keberhasilan tim. Untuk menyadari hal itu, pemimpin harus mampu bekerja sama melalui tim ketimbang memberi arah dengan aturan-aturan.

#d. Dari Pemecah Masalah ke Perintis

Secara tradisional pemimpin diajar untuk menjadi pemecah masalah, memnentukan secara jelas ke mana tujuan mereka dan memastikan bahwa semua langkah telah dirinci sampai akhir sebelum bertindak. Karena perubahan yang sangat cepat, hasil akhir di masa mendatang tidak pernah tepat. Karena itu, pemimpin harus menentukan arah, mengambil langkah-lagkah menuju arah itu dengan keyakinan selalu membuat kemajuan. Pemimpin masa depan haruslah menjadi perintis yang berani mengambil resiko, menciptakan alur baru, membentuk pendekatan baru pada masalah lama, dan memiliki nilai dan keyakinan kuat yang menggerakkan tindakan mereka.

#e. Dari Pemikian Unidimensional ke Paradoksal

Dalam dunia masa depan, pemimpin harus mau belajar hidup dengan menguasai paradoks yang terus muncul. Paradoks itu menuntut pemimpin untuk memenuhi tuntutan yang seringkali berbeda, misal; dapat memuaskan pelanggan dan karyawan, memotong biaya juga mengembangkan bisnis, melakukan inovasi produk baru sekaligus meningkatkan pangsa produk lama, memenuhi pasar lokal sekaligus menanggapi kondisi global. Ini berarti pemimpin masa depan harus belajar hidup dalam ketidakjelasan dan menyeimbangan persaingan tuntutan.

Itulah asumsi-asumsi baru tentang kepemimpinan masa depan, dimiliki bersama,
terlibatkan dalam proses berkesinambungan, fokus pada kemenangan tim, menjadi perintis dan menerima paradoks. Asumsi ini akan memaksa pemimpin untuk belajar, menghilangkan yang tidak perlu, dan belajar kembali terus-menerus. Apabila pemimpin menerima aplikasi asumsi ini, mereka dapat menanggapi tantangan kepemimpinan abad baru ini. (diadaptasi dari: Kredibilitas vs Kapabilitas - Dave Ulrich)

Visi harus didukung tindakan nyata

Visi dibangun di atas pondasi kokoh. Tak ada jalan pintas antara hari ini dan esok. Tujuan-tujuan dicapai melalui perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan.

Renungan:

Menciptakan visi dan menetapkan tujuan adalah tugas utama para pemimpin. Mereka mewujudkan pemikiran, mempertemukan berbagai sudut pandang anggota tim, dan memberikan pengarahan pada karyawan. Para pemimpin juga bertanggungjawab untuk selalu menghidupkan visi itu. Anda bukan saja harus merencakan apa yang akan terjadi, namun juga bagaimana membuatnya terjadi.

Pertama, pertimbangkan bagaimana saling-keterkaitan tujuan-tujuan yang ada.
Kemudian wujudkan masing-masing tujuan dengan dukungan prosedur selangkah demi selangkah. Pasanglah rambu-rambu jalan serta cara mengukur kecepatan dan jarak yang sudah anda tempuh. Kemudian kumpulkan sumber daya anda, baik yang bersifat finansial, aset maupun manusia. Siapkan rencana keuangan anda.
Amankan semua aset yang diperlukan - bangunan, mesin, peralatan, perkakas kantor. Kemudian kumpulkan tim anda, berilah pelatihan dan motivasi untuk mencapai tujuan tadi.

Terakhir, setelah melakukan semua persiapan, mulailah bergerak melalui strategi dasar anda. Jaga jangan sampai rambu-rambu jalan tadi terlepas dari pandangan mata anda dan jangan lupa untuk selalu memetakan kemajuan. Anda harus selalu melakukan tindakan lanjutan. Bergerak maju tidak berarti hanya duduk-duduk sambil berpikir dan membicarakan rencana. (RFM50)

Bahan Renungan:

- Bagaimana rencana tujuan-tujuan Anda untuk tahun ini?
- Metode apa yang Anda gunakan untuk memantau pelaksanaan rencana Anda?
- Sebagai pemimpin, bagaimana Anda memastikan bahwa visi telah terpenuhi ?

Sunday, January 23, 2005

10 Aturan dalam memberikan teguran

Teguran memang tidak mengenakkan, baik bagi yang menegur apalagi yang ditegur. Namun demikian prosedur teguran (warning) sudah menjadi baku dalam usaha pendisiplinan, pendidikan, maupun menumbuhkan keteraturan dalam organisasi. Bagaimana seorang manajer dapat memberikan teguran dengan baik, Sam Deep dan Lyle Sussman, dalam bukunya Smart Moves, memberikan 10 aturan dalam memberikan teguran.

1. Pastikan bahwa informasi anda akurat.
Jangan menegur tanpa alasan yang kuat

2. Berikan teguran sesegera mungkin setelah terjadinya pelanggaran.
Teguran akan kehilangan keampuhannya jika dilakukan terlalu lama setelah pelanggaran terjadi.

3. Pastikan anda dalam keadaan tenang sebelum menyampaikan teguran.
Teguran harus bernada pemecahan persoalan, bukan manuduh.

4. Berikan teguran secara empat mata.
Jangan melukai yang bersangkutan. Tujuan anda adalah mengubah perilaku, bukan mempermalukan atau membuat marah karyawan.

5. Pusatkan pada perilaku tertentu, jangan menggeneralisir.
Apa persisnya kesalahan karyawan? Apa saja data yang anda miliki?

6. Jangan melakukan diskriminasi; berlakulah adil.
Teguran harus tegas, adil, dan konsisten untuk semua bawahan.

7. Berikan nasehat dan bimbingan.
Apa yang seharusnya dilakukan karyawan untuk selanjutnya?

8. Berikan motivasi dan dukungan.
Kemukakan rasa yakin anda bahwa pekerjaan karyawan akan menjadi lebih baik dan bahwa ia mampu mencari prestasi yang lebih tinggi.

9. Akhiri dengan saling pengertian yang jelas.
Apa yang terjadi? Mengapa ini terjadi? Apa yang akan diubah? Kapan? Apa akibatnya bila perubahan itu tidak dilakukan?

10. Jangan mengungkit-ungkit lagi.
Ini sudah berakhir. Perlakukanlah karyawan seperti anda memperlakukan semua yang lain. Jangan coba memergoki orang melakukan kesalahan. Pergokilah ia ketika melakukan sesuatu yang benar.

Memecahkan rekor diri sendiri

Pernahkah kita melihat lomba lari 100m? Ada banyak ekspresi pelari. Ada pelari yang melesat kencang namun sesekali menoleh ke kanan ke kiri untuk memastikan posisi lawan-lawannya. Ketika mencapai finish ia segera mencari peringkat yang dihasilkan dibanding dengan peringkat lawan-lawannya. Namun, ada pelari lain yang memacu larinya dengan tetap menetapkan pandangannya ke depan. Begitu finish, ia melihat papan score untuk melihat apakah waktu yang ditempuhnya jauh lebih baik dibanding catatan waktunya sendiri sebelum itu.

Inilah pelari sejati yang mengejar peningkatan prestasi; memperbaiki kesempurnaan diri. Ia tidak peduli dengan dimana dan siapakah lawan-lawannya. Ia lebih berkonsentrasi untuk memecahkan rekor dirinya sendiri. Ia ingin jauh lebih baik dari prestasi sebelumnya. Ia berkompetisi dengan dirinya sendiri bukan dengan orang lain. Dengan demikian ia merasa tak perlu melakukan kecurangan-kecurangan atau trik-trik agar orang lain terkalahkan.

Bagaimana hal ini dapat dicerminkan dalam kehidupan kerja? Ada orang yang bagaikan pelari pertama. Lebih banyak melirik ke samping kanan kiri. Ia mudah kesal karena jabatannya tersalip oleh orang lain yang lebih muda. Ia lalu berupaya agar ia tetap terdepan dengan melakukan semua hal. Kompetisi semacam ini sangat berbahaya dan menimbulkan pelanggaran etika tim kerja.
Misal, hasud, fitnah, sikut-sikutan dan sebagainya. Apa jadinya bila dalam sebuah kesebelasan sepak bola setiap pemain ingin mencetak goal, tak peduli apakah tugasnya sebagai penyerang, pemain bertahan atau penjaga gawang.

Ada orang yang bagaikan pelari ke dua. Ia berkonsentrasi untuk menjadi terbaik dari dirinya sendiri. Baginya tak ada artinya bila ia menjadi juara dengan mengalahkan orang lain. Ia lebih suka menjadi juara karena mengalahkan dirinya sendiri. Dalam tim kerja ia ingin menjadi yang terbaik di bidangnya bukan menonjolkan diri di atas tim kerjanya. Bila ia adalah penjaga gawang maka ia lebih berkepentingan untuk menjaga agar gawangnya tak kebobolan ketimbang berusaha mencetak goal. Karena kepahlawanannya diukur dari seberapa baik ia melindungi mistar bukan seberapa banyak goal yang diceploskan ke gawang lawan.

Ada dua hal yang dapat kita petik dari sang juara sejati. Pertama, kita harus senantiasa berusaha melakukan lebih baik bukan sekedar mempertahankan prestasi sebagai yang terbaik dibanding orang lain. Karena prestasi berarti memecahkan rekornya sendiri bukan sekedar menjadi nomor satu. Kedua, secara langsung kita juga mendorong peningkatan prestasi tim kerja agar juga menjadi lebih baik dari prestasi sebelumnya. Ini berarti kita harus saling bantu sesama rekan sekerja agar semua orang dapat dengan mudah memecahkan rekornya sendiri. Bukankah dengan membantu orang lain memperbaiki prestasinya secara tak langsung juga akan memudahkan memperbaiki prestasi kita sendiri.

Manajemen adalah Hubungan Buatan

Berbeda dari hubungan keluarga atau persahabatan, hubungan manajemen tidak bersifat alamiah. Anda tidak selalu disenangi atau populer, dan seringkali rasanya tidak menyenangkan.

Renungan:

Hubungan anda dengan para karyawan - yaitu anda sebagai manajer, sedangkan mereka adalah karyawan anda - adalah hubungan buatan. Dalam hubungan keluarga atau persahabatan, anda melakukan hal bersama-sama atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan dalam hubungan manajemen, anda disatukan oleh keadaan dan tidak semua orang menyukai keadaan itu.

Beberapa manajer berusaha menciptakan hubungan mereka dengan karyawannya seperti pergaulan sosial pada umumnya. Hal ini bukan persoalan baik atau buruk, namun yang jelas pola pergaulan seperti itu bisa memperumit pelaksanaan kerja. Pergaulan sosial dengan karyawan hanya bisa berjalan baik bila dijaga agar benar-benar terpisah, tanpa mengaitkan dengan suatu keputusan bisnis. Bila anda mempertanyakan keputusan bisnis yang baik dengan alasan bahwa keputusan itu merugikan hubungan pribadi dengan seorang karyawan, maka ini berarti anda telah melanggar batas.

Anda diberi peranan manajerial, karena anda dipilih untuk membuahkan hasil, bukan karena anda telah berhasil memenangkan lomba popularitas. Hubungan manajerial didasarkan pada logika bukan pada emosi. Sedangkan yang lainnya sekedar tambahan. (RFM9)

Bahan Renungan:

- Seberapa sering anda harus mempertanyakan bagaimana tanggapan karyawan yang secara pribadi dekat dengan anda, atas suatu keputusan bisnis?

- Apakah anda dan para karyawan mempunyai pemahaman yang jelas mengenai hubungan pribadi dan hubungan kerja di kantor?

- Bagaimana perasaan anda dulu ketika dalam awal karier anda, bila seorang bos lebih mementingkan hubungan pribadi dengan mengorbankan peranan manajerial?

(Adapted from: Reflections for Managers – Bruce Hylland and Merle Yost)